Browsing by Author "Aman"
Now showing 1 - 12 of 12
Results Per Page
Sort Options
Item ADSORPSI ZAT WARNA METHYLENE BLUE MENGGUNAKAN ABU TERBANG BATU BARA (FLY ASH) DENGAN VARIASI UKURAN ADSORBEN DAN KECEPATAN PENGADUKAN(2015-12-12) Putra, F. P.; Aman; DrastinawatiUse of Methylene Blue as a main ingredient in the dye becomes a problem for environmental pollution. It also occurs in the use of coal as fuel is increasing linearly who will be directly proportional to the fly ash waste generated. This study aims to determine the optimum conditions of adsorbent size and the speed of stirring. Adsorption of Methylene Blue performed by mixing with coal fly ash on the condition of adsorbent size (> 100 and 100- 200) mesh and stirring speed (160, 180, 200, 220 and 240) rpm. Adsorption results were analyzed by using a spectrophotometer, the optimum conditions obtained capacities variation of fly ash on the adsorbent is 100-200 mesh size and the optimum conditions capacities fly ash at variable speed is 180 rpm. Adsorption shows a decrease in the power jerap fly ash Methylene Blue dye from the initial 10 mg / g adsorbent to 0.666 mg / g of adsorbent.Item Kinetika Reaksi Abu Sawit dengan NaOH(2013-05-04) Aman; Reny Yenti, SilviaAbu sabut sawit merupakan sumber silika yang cukup potensial tetapi belum banyak termanfaatkan. Proses ekstraksi reaktif silika dalam abu sabut sawit dengan menggunakan pelarut NaOH merupakan salah satu cara untuk mendapatkan silika dengan kemurnian yang tinggi. Dibandingkan dengan metode lain proses ini memiliki keunggulan yaitu dapat dihasilkannya silika dengan kemurnian yang tinggi dan suhu proses yang relatif rendah. Dalam proses tersebut dijumpai sistem heterogen yang melibatkan perpindahan massa padat-cair dan reaksi kimia. Proses ekstraksi reaktif silika dari abu sabut sawit dengan pelarut NaOH dapat dilakukan secara batch pada reaktor tangki berpengaduk. Mula-mula larutan NaOH dimasukkan dalam tangki dan dipanaskan dalam waterbath dengan variasi suhu 80, 92,dan 105 oC Kemudian abu sabut sawit dimasukkan dalam reaktor dan diaduk pada kecepatan pengadukan 500 rpm. Setiap selang waktu 20 menit cuplikan diambil dan dianalisa kadar Silikonnya (Si) dengan AAS. Variabel yang dipelajari adalah variasi suhu pada kisaran 80 oC sampai dengan 105 oC. Pada percobaan ini proses ekstraksi silika dapat didekati dengan model reaksi homogen semu orde satu terhadap NaOH, dengan kesalahan relatif rata-rata sekitar 2 %. Konstanta kecepatan reaksi over all pada kisaran suhu percobaan dapat didekati dengan persamaan Arrhenius.Item Kinetika Reaksi Hidrolisa TiOSO4 menjadi TiO(OH)2(2016-02-25) Aman; Sunarno; Nugroho, Fuad; HamdaKegunaan Titanium Dioksida (TiO2) sangat banyak antara lain sebagai bahan pewarna, katalisator, fotokatalitik dan lain-lain. Pembuatan TiO2 dapat dilakukan dengan proses sulfat dan bahan baku yang digunakan adalah mineral ilmenit. Ilmenit merupakan limbah buangan dari pertambangan timah, seperti PT. Tambang Timah Bangka. Ilmenit didestruksi menjadi TiOSO4, kemudian dihidrolisa menjadi TiO(OH)2. TiO(OH)2 yang dihasilkan dikalsinasi menjadi TiO2. Pada penelitian ini dilakukan hidrolisa TiOSO4 menjadi TiO(OH)2 dibawah pengaruh temperatur dan waktu reaksi. Variabel proses yang diteliti meliputi temperatur 600-1000 C dan waktu 1 – 7 jam.. Kemudian endapan TiO(OH)2 dianalisa menggunakan Spektrofotometer thermospectronic untuk mengetahui kadar TiO2. Dengan mengetahui kadar TiO2 dapat dipelajari kinetika reaksi hidrolisa pada variabel temperatur 800 – 1000 C dan diperoleh persamaan Arrhenius, k = 2,3.1018.e-33766/(RT), dengan R konstanta gas dan T temperatur absolut.Item KONVERSI CANGKANG SAWIT MENJADI BIO-OIL DENGAN METODE PYROLYSIS MENGGUNAKAN KATALIS CoMo/MINERAL ALAM (LEMPUNG CENGAR)(2013-01-17) Wati, Fitri; Bahri Syaiful; AmanFuel is a very important energy resource in life, but at the present, crisis of fuel occurred due to the lack of fossil fuel in Indonesia. One way to overcome this case is to develop alternative energy resources, like bio-oil. Bio-oil is produced by pyrolysis of biomass without the presence of oxygen. Biomass used in this research is shell of palm. The purpose of this research is to produce bio-oil as an alternative energy by pyrolysis shell of palm and to explain the effect of CoMo catalyst on yield of bio-oil. Catalyst concentration was varied from 0%, 0.5%, 1% to 1.5% w / w to biomass. Bio-oil formed was analyzed by GCMS and physics tests. 50 grams of biomass shell oil with a size of -60 +40 mesh, silinap 500 ml, and the catalyst CoMo / Clay 1.5 grams introduced into the slurry reactor, and pyrolysis process performed on the operating conditions of temperature 320 oC and stirring speed of 300 rpm with a flow of nitrogen gas (N2) as an inert gas. The results showed that the optimum yield obtained is 50,4 % at the concentration of catalyst CoMo 1.5%. The properties of bio oil produced has density 1.016 kg/m3, viscosity 22.83 cSt, acid value 68.34, flash point 85 oC. From analysis of chemical constituents by GC-MS, bio-oil produced constitutes 5.91% methanol, 2-propanone 2.73%, Acetic acid 54.91%, 17.63% Phenol, Furfural 6.64 %. The results obtained have characteristics approaching the characteristics of standard fuel oil and bio-oil.Item Optimization of High Temperature Silica Extraction from Palm Oil Mill Fly Ash in Pressurized Extractor(2016-04-22) Aman; Saputra, EdySilica extraction from Palm Oil Mill Fly Ash (POMFA) using sodium hydroxide solvent was done at temperature above its boiling point in pressurized stainless steel extractor. The main composition of the POMFA was 39.99% silica and 40.83% unburned carbon. The response surface method (RSM) was applied to optimize the temperature and the stirring speed. The extract silica was analyzed using Inductively Plasma Optical Emission Spectroscopy (ICP-OES) to measure the silica content. At the optimum temperature and stirring speed the effect of the mass ratio NaOH to POMFA was studied. The optimum conditions were temperature of 156 oC, stirring speed of 461 RPM and mass ratio of NaOH to POMFA 0.02. The silica conversion at the optimum conditions was 76.44 ± 0.44 %.Item PAVING BLOK GEOPOLIMER DARI FLY ASH LIMBAH PABRIK(2016-07-21) Aman; Awaluddin, Amir; Ahmad, Adrianto; Olivia, MonitaProduksi semen menghasilkan emisi gas rumah kacadi atmosfer yang menyebabkan pemanasan global . Oleh karena itu , para peneliti saat ini fokus pada penggunaan material limbah yang memiliki sifat semen, yang dapat ditambahkan dalam beton sebagai pengganti sebagian semen , tanpa mengorbankan kekuatan dan daya tahan . Hal ini akan mengakibatkan penurunan produksi semen sehingga dapat mengurangi emisi gas rumah kaca , selain itu dapat mengurangi jumlah limbah. Dengan demikianbeton geopolimer adalah muncul sebagai beton inovatif yang dihasilkan dari reaksi bahan yang kaya sumber silika alumina dengan cairan alkali. Dalam penelitian ini dibuat paving block geopolimer dengan komposisi pasir : (fly ash+aktivator) = 3:1. Aktivator yang digunakan adalah NaOH dengan konsentrasi 14 M dan sodium silikat (Na2SiO3),rasio NaOH dan Na2SiO3 sebesar 2, variasi liquid aktivator terhadap fly ash 0,5 , 0,7 dan 0,9.Temperatur curing (60-100oC). Hasil yang didapat menunjukan kuat tekan paving blok tertinggi 18,18MPa pada rasio liquid to solid(L/S) 0,9 dan temperature optimum 80oCItem Pembuatan Microcarrier Keramik Berpori Untuk Aplikasi Kultur Sel(2015-12-01) Aman; Fadli, Ahmad; KomalasariKeramik berpori dianggap bahan yang atraktif digunakan sebagai microcarrrier untuk kultur sel. Hal ini dikarenakan keramik memiliki sifat mekanik yang tinggi dan ukuran pori yang bisa dikontrol untuk meningkatkan laju pertumbuhan sel yang ditanam pada permukaan microcarrrier. Tujuan penelitian adalah membuat microcarrrier berpori dari bahan dasar biokeramik tri calcium phosphate (TCP) menggunakan metode starch consolidation. Pada tahun pertama ini dipelajari pengaruh waktu pengadukan dan temperatur sintering terhadap sifat fisik TCP berpori yang dihasilkan. Starch yang digunakan adalah partikel wheat (tepung gandung) yang berfungsi sebagai agen pembentuk pori pada bodi keramik. Slurry dibuat dengan mencampurkan partikel wheat particles dengan suspensi TCP dan air, kemudian slurry tersebut diaduk selama 1, 2 dan 3 jam. Selanjutnya slurry dituangkan di dalam mold yang berbentuk silinder, dan dikeringkan dalam oven pada 80˚C selama 24 jam dan 120˚C selama 8 jam. Green bodi yang diperoleh selanjutnya dibakar dan disinter pada temperatur 1000 dan 1100ºC. Microcarrrier keramik yang diperoleh mempunyai struktur pori terbuka dengan ukuran pori berkisar antara 300-310 μm dan terdapat interkonektifiti antara pori. ketika temperature sintering naik dari 1000 ke 1100°C, terjadi penyusutan volum pada bodi keramik pada rentang 53- 567%. Setelah proses sintering, diperoleh keramik berpori yang memiliki porositas 59 – 78% dan kuat tekan 0,3 - 2,5 MPa.Item Pengaruh Konsentrasi Pelarut Dan Rasio Padat-Cair Pada Ekstraksi Silika Dari Fly Ash (Abu Terbang) Batu Bara(2015-12-12) Thamrin, Ali; Aman; SunarnoUsing coal in industrial and power plant always increase every year. Increasing using of coal linearly with number of productrion waste of fly ash from coal. One of alternative method for using fly ash as raw material of silicate. On this research using some variable : solvent consentration (2, 2,5 and 3M) and ratio of solute – liquid (1:6, 1:8 and 1:10). From the analysis of sample with using gravimetry method acquired optimal condition on solvent consentration 3 M and ratio solute-liquid 1:10 with silicate convertion 41,3%.Item PENGARUH SUHU DAN WAKTU PADA EKSTRAKSI SILIKA DARI ABU TERBANG (FLY ASH) BATUBARA(2014-06-30) Aman; Utama, Panca SetiaAbu terbang (Fly ash) batu bara merupakan limbah pembakaran batu bara yang yang mempunyai kadar silika yang tinggi. Silika abu terbang ini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber silika dengan cara ekstraksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui suhu dan waktu optimum proses ekstraksi silika dari abu terbang batu bara. Ekstraksi silika dilakukan dengan mereaksikan natrium hidroksida (NaOH) dengan abu terbang dalam reaktor untuk mendapatkan natrium silikat (Na2SiO3). Suhu ekstraksi diatur dengan menggunakan heating mantel yaitu pada suhu 85, 95, 1050C dan sampel diambil sebanyak 25 ml pada 2, 4, 6, 8 jam setelah suhu yang diinginkan tercapai. Variabel tetap pada penelitian ini adalah ratio padat – cair 6:1 dan kecepatan pengadukan 300rpm. Hasil ekstraksi silika disaring sehinggga didapatkan filtrat (natrium silikat) dan cake (sisa abu ekstraksi). Proses ekstraksi pada 4 jam pada suhu 1050C menghasilkan konversi silika yang optimum yaitu 3,08%. Untuk mengetahui kemurnian silika maka dilakukan presipitasi silika dari natrium silika, sehingga diperoleh kemurnian silika yaitu 43,07%.Item PENGARUH TEMPERATUR PADA PIROLISIS TANDAN KOSONG SAWIT(TKS) MENJADI BIO-OIL DENGAN KATALIS HZSM-5(2013-03-22) Aman; SunarnoUntuk mengatasi permasalahan ketergantungan Indonesia pada bahan bakar fosil sudah saatnya melakukan pengembangan sumber bahan bakar alternatif terbarukan. Salah satu bahan bakar terbarukan adalah bio oil yang dapat dihasilkan melalui proses pirolisis. Untuk memperoleh bio oil yang berkualitas perlu pirolisis katalitik. Tujuan penelitian ini adalah menentukan pengaruh temperature pirolisis dengan katalis HZSM-5 terhadap yield bio oil dan menentukan karakteristik fisika dari bio oil yang dihasilkan. Pirolisis tandan kosong sawit dilakukan pada temperature 290,300,310,320"C dengan rasio berat katalis HZSM- 5/biomassa 2%. Jumlah biomassa tandan kosong sawit yang dimasukkan dalam reaktor adalah 50 gram dan silinap sebagai termo oil sebanyak 1 liter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makin tinggi temperature pirolisis maka jumlah yield makin naik, dengan yield tertinggi 73,6% pada suhu 320^C. Bio oil yang diperoleh mempunyai densitas 1.008 gr/ml, viskositas 12.63 cp, titiknyala 49 C.Item Produksi Asap Cair Sebagai Pengawet Bahan Pangan Pengganti Formalin Yang Berbasis Limbah Padat Sawit(2015-07-29) Padil; Aman; SunarnoSalah satu hal yang menghambat pemasaran savvit Indonesia di pasar Eropa adalah isu masalah lingkungan. Kesan yang timbui bahwa industri sawit Indonesia meriisak lingkungan sengaja dimunculkan oleh mereka sebagai alat untuk menerapkan trade barrier. Oleh sebab itu upaya perbaikan management harus diarahkan pada terbentuknya suatu sistem management. Lingkungan termasuk didalamnya teknik zero waste management (Dole. 1989) pada seluruh tahap kegiatan sampai dapat mencapai predikat ecolabelliiy. Salah satu ruang lingkup program untuk menghasilkan teknik zero waste adalah Memanfaatkan Limbah Padat Industri Sawit Menjadi Produk Yang Bernilai Ekonomis. Limbah padat sawit tersebut pada hakekatnya hanya limbah, ternyata merupakan sumber senyawa-senyawa yang penting dari hasil pirolisis konstituen kayu seperti selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Kelompok-kelompok terpenting dari senyawa tersebut meliputi fenol, karbonil, asam, furan, alkohol, ester, lakton dan hidrokarbon aromatik polisiklik (Hamm,1977). Fenol mempunyai sifat antibakteri dan antioksidasi.Item Produksi Asap Cair Sebagai Pengawet Bahan Pangan Pengganti Formalin Yang Berbasis Limbah Padat Sawit(2013-01-12) Padil; Aman; SunarnoSalah satu hal yang menghambat pemasaran sawit Indonesia di pasar Eropa adalah isu masaiah lingicungan. Kesan yang timbul bahwa industri sawit Indonesia merusak iingkungan sengaja dimunculkan oieh mereka sebagai alat untuk menerapkan trade barrier. Oieh sebab itu upaya perbaikan management harus diarahkan pada terbentuknya suatu sistem management. Lingkungan termasuk didalamnya teknik zero waste management (Dole. 1989) pada seluruh tahap kegiatan sampai dapat mencapai predikat ecolabelliiy. Salah satu ruang lingkup program untuk menghasilkan teknik zero waste adalah Memanfaatkan Limbah Padat Industri Sawit Menjadi Produk Yang Bernilai Ekonomis. Limbah padat sawit tersebut pada hakekatnya hanya limbah, ternyata merupakan sumber senyawa-senyawa yang penting dari hasil pirolisis konstituen kayu seperti selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Kelompok-kelompok terpenting dari senyawa tersebut meliputi fenol, karbonil, asam, furan, alkohol, ester, lakton dan hidrokarbon aromatik polisiklik (Hamm,1977). Fenol mempunyai sifat antibakteri dan antioksidasi. Dua senyawa utama yang diketahui mempunyai efek bakterisidal / bakteriostatik adalah fenol dan asam-asam organik yang dalam kombinasinya, kedua senyawa tersebut bekerja sama secara efektif mengontrol pertumbuhan mikroba (Pszezola,1995). Yangjuga menarik, proses pirolisis komponen kayu yang dihasilkan akan mengandung senyawa karsinogenik (benzopyren) kira-kira 10 ppm atau lebih kecil, j'ika asap cair yang dihasilkan dilewatkan kolom adsorpsi. (Padil, 2005; Plascheke, 2003). Disamping itu yang menarik juga adalah asap cair yang digunakan pada konsentrasi 6,5 g/kg dapat memperpanjang fase lag S.aureus sejumlah lOVml selama 4 hari pada suhu 30°C (Maga,1987).Sedangkan menurut Freheim et al. (1980), asap cair dengan konsentrasi 1000 ppm dapat menghambat S.aureus, dengan konsentrasi 2500 ppm dapat menghambat E.coli dan dengan konsentrasi 10.000 ppm menghambat S.cerevisiae. Dan jika asap cair dikombinasikan dengan NaCl efektif dalam mencegah pertumbuhan dan produksi toksin spora Clostridium botulinum tipe A dan E pada beberapa spesies ikan yang disimpan pada suhu 25^C selama 7 dan 14 hari.