LBR-laboratory-based research
Permanent URI for this community
Browse
Browsing LBR-laboratory-based research by Author "Ali, Muhammad"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
Item IDENTIFIKASI PENYAKIT KELAPA SAWIT (ELAEISGUINEENSIS JACQ) DAN TINGKAT SERANGANNYA DI KECAMATAN TAPUNG KABUPATEN KAMPAR(2014-02-25) Elfina S, Yetti; Venita, Yunel; Ali, MuhammadKabupaten Kampar merupakan Kabupaten yang memiliki perkebunan sawit rakyat terluas di Provinsi Riau yaitu seluas 148.077 ha atau 17,75 oA dari luas total kebun sawit rakyat di Provinsi Riau seluas 834.368 ha (Dinas Perkebunan Provinsi Riau, 2009), perkebunan sawit yang ada di Kabupaten Kampar sebagian besar berada di Kecamatan Tapung. Penurunan hasil panen tandan buah segar kelapa sawit terjadi sepanjang waktu terakhir khususnya di perkebunan sawit rakyat yang ada di Kecamatan Tapung, penurunan ini disinyalir akibat kerentanan tanaman terhadap penyakit dan varietas dari tanaman yang tidak bagus. Awal dari suksesnya penanaman kelapa sawit ditentukan pada bibit yang ditanam, pembibitan yang diusahakan oleh rakyat yang ada di Kecamatan Tapung rata-rata telah banyak terserang penyakit bercak daun yang disebabkan oleh jamur dan adJjuga karena kekurangan unsur hara. Para petani yang mengusahakan pembibitan telapa sawit yang ada di Kecamatan Tapung kebanyakan tidak mengerti tentang kultur teknis secara benar dalam hat pembibitan dan dalam hal pengendalikan penyakit yang menyerang bibit- Tujuan dari penelitian adalah unhrk mengetahui jenis penyakit yang menyerang, penyebab penyakit dan tingkat serangannya pada pembibitan utama kelapa sawit di Kecamatan Tapung kabupaten Kampar. Penelitian ini menggrurakan metoda survey lapangan di lahan pembibitan utama kelapa sawit milik rakyat yang ada di Kecamatan Tapung. Penentuan daerah(desa) sampel dengan tekntk purposive sampling. Daerah sampel yaag dipilih adalah Petapahan laya, Karya lndah dan Bencah kelubi daerah ini merupakan desa yang memiliki areal pembibitan kelapa sawit di Kecamatan Tapung. Masing-masing desa dipilih 5 petak sampel yang berukuran 15 meter x 15 meter. Tiap petak sampel diambil 5 tanaman sebagai sampel yang diambil secara acak. Pada masing-masing tanaman sampel dilakukan pengamatan penyakit yang menyerang dan tingkat keruskannya. tingkat kerusakan tanaman dihitung dengan metode Natawigena (1993), data jenis dan gejala masing-masing penyakit, karakteristik patogen penyebab penyakit dianalisis secara statistik deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel dan gambar. Hasil penelitian menunjukan bahwa kebanyakan pembibitan utama kelapa sawit yang ada di kecamatan tapung terserang penyakit bercak daun yang disebabkan oleh jamur Culvularia sp., jamur Cercospora sp. dan jamar pestalotia sp.penelitian juga menemukan banyaknya bibit yang tidak dapat tumbuh normal akibat kekurangan unsur hara penting yaitu NitrogenItem Penggunaan Formulasi Biofungisida dan Pestisida Nabati menggunakan Bahan Lokal untuk Mengendalikan Penyakit Tanaman(2015-04-22) Elfina S, Yetti; Ali, Muhammad; Venita, YunelJamur Trichoderma harzianum Rifai. dapat digunakan untuk mengendalikan jamur Ganoderma boninense Pat, penyebab penyakit busuk pangkal batang pada kelapa sawit. Aplikasi T. harzianum di lapangan umumnya masih dalam bentuk substrat dan kompos. Cara ini dirasa kurang praktis, sehingga agens hayati T. harzianum tersebut perlu diformulasi. Formulasi biofungisida terdiri dari bahan aktif, bahan makanan (sumber nutrisi), bahan pembawa dan bahan pencampur. Bahan organik seperti pelepah daun kelapa sawit, ampas tebu, jerami padi, sekam padi, enceng gondok dan azolla dapat digunakan sebagai sumber nutrisi bagi T. harzianum. Bahan pembawa yang digunakan yaitu kaolin dan pencampur adalah tepung tapioka . Penelitian ini bertujuan : 1) untuk mengetahui pengaruh penggunaan beberapa bahan organik dalam formulasi biofungisida yang berbahan aktif T. harzianum untuk mengendalikan/menghambat G. boninense secara in vitro 2) untuk mendapatkan bahan organik sebagai sumber nutrisi dalam formulasi biofungisida yang paling mendukung pertumbuhan dan daya hambat T. harzianum terhadap jamur G. boninense secara in vitro. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari 6 perlakuan yakni tepung pelepah daun kelapa sawit, ampas tebu, jerami padi, sekam padi, enceng gondok dan azolla dan 3 ulangan. Data yang diperoleh dari pengamatan dianalisis secara statistik dengan menggunakan sidik ragam, dilanjutkan dengan Duncan’s New Multiple Range Test 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : formulasi biofungisida T. harzianum yang mengandung bahan organik pelepah kelapa sawit, azolla dan ampas tebu mempunyai potensi yang lebih baik untuk mengendalikan jamur G. boninene secara in vitro dan daya hambat jamur T. harzianum terhadap jamur G. boninense tertinggi terdapat pada formulasi biofungisida yang mengandung bahan organik pelepah kelapa sawit yakni 63,86 %.