Komunikasi Verbal Abuse Orang Tua Pada Remaja (Studi Deskriptif Konsep Diri Remaja Di Kecamatan Kerumutan Kabupaten Pelalawan)

dc.contributor.authorSusanti, Hevi
dc.date.accessioned2019-07-29T03:34:24Z
dc.date.available2019-07-29T03:34:24Z
dc.date.issued2019-07-29
dc.description.abstractFenomena yang akhir-akhir ini terjadi dan membudaya di lingkungan masyarakat indonesia umumnya dan khususnya di Kecamatan Kerumutan Kabupaten Pelalawan dimana menganggap hal bicara kasar, mencaci, membentak, memarahi, mengancam pada anak merupakan hal wajar. Namun seharusnya orang tua dapat memberikan contoh yang baik kepada anak dengan menggunakan bahasa atau kata-kata yang baik dan benar. Kondisi ini dapat terjadi yang mana orang tua tidak begitu paham dan tidak mengetahui bahwa kemampuan verbal yang dimiliki oleh orang tua dalam berkomunikasi dengan anak akan langsung diserap oleh anak dan membentuk suatu perilaku berkelanjutan. Tentunya tindakan-tindakan atau perilaku negatif yang dilakukan orang tua dengan berbicara kasar, mencaci, membentak, memarahi dan mengancam pada anak, orang tua telah melakukan kekerasan secara verbal atau verbal abuse. Kekerasan verbal atau dikenal dengan verbal abuse merupakan bagian dari tindakan komunikasi dengan mengunakan ucapan atau kata-kata kasar ataupun kekerasan secara verbal yang dilakukan orang tua pada anak (Charles, 1998). Lawson (2006 dalam Rakhmat, 2007) mengelompokkan kekerasan pada anak, yaitu verbal abuse, physical abuse dan sexual abuse. Sehingga apabila anak mendapati tindakan kekerasan secara verbal secara terus-menerus maka dapat dipastikan anak tersebut akan menyebabkan perubahan pada perilaku dan dapat menghacurkan konsep diri dari sang anak. Hasil Konsep diri yang dimiliki remaja di Kec. Kerumutan Kab.Pelalawan dipengaruhi oleh significant others. Dimana, konsep diri remaja di Kec. Kerumutan Kab. Pelalawan adalah konsep diri bertipe negatif yakni tipe social comparasion dan Biased scannin. Konsep diri negatif tipe social comparision adalah berpandangan bahwa dirinya memang seperti apa yang dikatakan oleh orang lain sehingga pandangan mengenai dirinya sendiri benar-benar terlihat tidak teratur dikarenakan konsep diri yang terbentuk di pengaruhi oleh orang lain. Sedangkan konsep diri negatif tipe Biased scannin. Ditunjukkan dari sikap remaja yang ia cenderung merasa tidak disenangi oleh orang tuanya dan merasa tidak diperhatikan. Reflected Appraisal menyatakan bahwa konsep diri seseorang akan terbentuk jika ia mendapatkan penghargaan dari orang lain. Dimana, pemberi penghargaan dan besarnya penghargaan yang diterima seseorang tersebut akan menentukan derajat konsep diri yang terbentuk. Penghargaan dari orang-orang yang dianggap penting bagi seseorang (significant others seperti: orang tua, teman, saudara, dan sebagainya) juga memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap pengembangan konsep diri.en_US
dc.description.sponsorshipFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS RIAUen_US
dc.identifier.isbn978-602-14576-2-7
dc.identifier.otherwahyu sari yeni
dc.identifier.urihttps://repository.unri.ac.id/handle/123456789/9780
dc.language.isoenen_US
dc.publisherwahyu sari yenien_US
dc.subjectKomunikasi verbal abuseen_US
dc.subjectkonsep dirien_US
dc.titleKomunikasi Verbal Abuse Orang Tua Pada Remaja (Studi Deskriptif Konsep Diri Remaja Di Kecamatan Kerumutan Kabupaten Pelalawan)en_US
dc.typeArticleen_US

Files

Original bundle
Now showing 1 - 1 of 1
No Thumbnail Available
Name:
31. Full-Paper_Hevi S_ KOM.pdf
Size:
6.54 MB
Format:
Unknown data format
Description:
artikel
License bundle
Now showing 1 - 1 of 1
No Thumbnail Available
Name:
license.txt
Size:
1.71 KB
Format:
Item-specific license agreed upon to submission
Description: