TEKNIK PERHITUNGAN BANJIR RENCANA PADA DAERAH YANG MINIM DATA HUJAN

Abstract

Kesalahan pemrosesan data hujan dalam upaya mentransformasikan data hujan menjadi data debit dapat diminimalkan dengan menggunakan data hujan daerah (area rainfall) yang merupakan tinggi hujan rata-rata dalam suatu daerah pengaliran. Penetapan hujan daerah dari sejumlah hujan titik (point rainfall) yang paling baik hasilnya adalah cara isohyet (cara kontur tinggi hujan). Cara ini dapat menggambarkan garis ketinggian hujan (kontur) secara menyeluruh pada bidang daerah pengaliran, sehingga daerah yang tidak memiliki data hujan pun dapat memanfaatkan garis kontur yang ada untuk memperkirakan hujan daerah di tempat tersebut. Curah hujan rencana yang disimulasi merupakan curah hujan harian maksimum tahunan selama 10 tahun (1995 – 2004). Kala ulang hujan rencana ditetapkan menggunakan agihan Gumbel. Transformasi data hujan menjadi data debit menggunakan metode Rational. Perkiraan debit banjir di sungai menggunakan data debit berasal dari data AWLR di Batang Lubuk dan untuk memprediksi kesalahan transformasi data hujan menjadi data debit banjir maka daerah pengaliran yang digunakan adalah sub DPS Batang Lubuk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 95% data hujan pada stasiun hujan di DPS Riau memenuhi kriteria sebaran distribusi frekuensi Gumbel. Penggambaran kontur isohyet untuk kala ulang 2, 5, 10, 25, 50 dan 100 tahun memiliki kecenderungan yang sama, hanya berbeda besaran dan kerapatan konturnya. Prediksi debit banjir rencana menggunakan data isohyet hujan (areal rainfall) lebih baik daripada menggunakan data hujan titik (point rainfall), sebab memiliki tingkat kesalahan yang lebih kecil (sekitar 0,96% untuk kala ulang 2 s.d. 25 tahun) terhadap debit banjir rencana menggunakan data banjir AWLR.

Description

Keywords

hujan daerah, distribusi frekuensi Gumbel, metode Rational, cara isohyet.

Citation

Collections