KELAPA SAWIT, DAMPAKNYA TERHADAP PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI PEDESAAN
No Thumbnail Available
Date
2013-04-23
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Abstract
Secara kuantitatif pelaksanaan pembangunan di daerah Riau telah
mencapai hasil yang cukup baik seperti yang terlihat dari tingkat pertumbuhan
ekonomi. Selama periode 2002-2007 pertumbuhan ekonomi Riau sebesar 8,40%,
pertumbuhan yang tinggi ini ditopang oleh sektor pertanian khususnya subsektor
perkebunan. Pada tahun 1996 sektor pertanian sebagai tulang punggung ekonomi
rakyat pedesaan Riau hanya mengalami pertumbuhan sebesar 2 % sementara
sektor industri melaju sebesar 14 persen. Namun pada tahun 2002 sektor
pertanian sudah mulai membaik dengan angka pertumbuhan sebesar 6,06
persen, sedangkan sektor industri 12,47 persen. Selama periode 2002-2007
perumbuhan sektor pertanian cukup baik yaitu sebesar 6,79. Tingginya
pertumbuhan sektor pertanian karena ditunjang oleh tanaman perkebunan yang
berorientasi ekspor seperti kelapa sawit, karet, kelapa dan sebagainya (Almasdi
Syahza, 2007a).
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak selalu mencerminkan distribusi
pendapatan yang adil dan merata, karena pertumbuhan ekonomi yang tinggi ini
hanya dinikmati oleh sekelompok kecil masyarakat, seperti masyarakat perkotaan,
sedangkan masyarakat pedesaan atau pinggiran mendapat porsi yang kecil dan
tertinggal. Kesenjangan di daerah ini semakin diperburuk karena adanya
kesenjangan dalam pembangunan antar sektor, terutama antara sektor pertanian
(basis ekonomi pedesaan) dan non-pertanian (ekonomi perkotaan).