BAKTERIURIA PADA PASIEN DENGAN KETETERISASI SEBAGAI PENYEBAB INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) NOSOKOMIAL DI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU
No Thumbnail Available
Date
2013-03-05
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Abstract
Bakteriuria merupakan suatu keadaan ditemukannya bakteri di dalam urin. Dalam
keadaan normal, urin tidak mengandung bakteri, virus ataupun mikroorganisme lain,
sehingga urin di dalam sistem saluran kemih biasanya steril. Adanya bakteriuria yang
jumlahnya bermakna dapat didiagnosis dengan Infeksi Saluran Kemih (ISK)
ISK juga merupakan penyebab terbanyak infeksi nosokomial. Berdasarkan data
survey, 36,3%-42,7% dari infeksi nosokomial disebabkan oleh ISK. ISK nosokomial
adalah jika infeksi tersebut diperoleh di institusi kesehatan atau akibat dari tindakan
medis, salah satunya dengan tindakan kateterisasi
ISK dijumpai pada paling sedikit 10-15% pasien rawat inap dengan kateter uretra
yang terus terpasang. Resiko infeksi adalah sebesar 3% - 5% per hari kateterisasi .
Infeksi saluran kemih atas secara rutin terjadi pada pasien dengan kateter indwelling yaitu
sebesar 50% setelah 4-5 hari, 75% setelah 7-9 hari, dan 100% setelah 2 minggu,
walaupun dilakukan perawatan optimal dan sistem drainase tertutup. Walaupun demikian
sempumanya cara pemasangan kateter, infeksi masih saja teijadi sebesar 2% pada
kateterisasi tunggal, 10% pada kateterisasi berulang dan 95% - 100% pada kateterisasi
menetap
Insiden ISK pada bayi dan anak sekolah berkisar 1-2%, pada wanita muda yang
tidak hamil 1-3%, sedangkan pada wanita yang hamil 4-7%. Wanita lebih sering
menderita ISK dibanding pria, kira - kira 50% dari seluruh wanita pemah menderita ISK
selama hidupnya.
ISK nosokomial atau ISK pada pasien dengan kateter ini sering disebabkan oleh
bakteri yang hidup di lingkungan lembab di rumah sakit terutama Proteus,
Pseudomonas, E. coli, Klebsiella, dan Serratia
Penataiaksanaan ISK nosokomial lebih sulit dibandingkan dengan ISK biasa. Hal
ini disebabkan karena ISK nosokomial lebih sering disebabkan oleh bakteri yang sudah
multi resisten antibiotik terutama Proteus dan Pseudomonas sehingga sering menjadi
masalah di rumah sakit. Untuk itu penelitian kali ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana pola bakteri pada urin pasien dengan kateterisasi sebagai penyebab ISK
nosokomial di Pekanbaru.
Hasil penelitian yang dilakukan didapatkan 55 sampel urin kateter pasien dengan
sampel yang ditemukan pertumbuhan bakteri sebanyak 33 sampel (60%) dan hasil
biakan bakteriuria bermakna atau ISK sebanyak 26 sampel (47,2%). Sampel sisanya
berupa hasil biakan tidak bermakna sebanyak 7 sampel (12,8%), tidak ditemukan
pertumbuhan bakteri sebanyak 19 sampel (34,5%) dan Candida albicans sebanyak 3
sampel (5,5%). Frekuensi ISK lebih banyak didq>atkan pada wanita sebanyak 62,5%.
ISK terbanyak ditemukan pada pemakaian kateter urin yang lebih dari 2 minggu
sebanyak 100%. Bakteri penyebab ISK kateter terbanyak adalah bakteri Gram negatif
berupa Pseudomonas sp dan Escherichia coli masing-masing (35,1%). Bakteri terbanyak
ditemukan pada laki-laki adalah Escherichia coli (47,62%) dan pada wanita
Pseudomonas sp dan Enterobacter sp masing-masing (30,%). Bakteri terbanyak
ditemukan pada pemakaian kateter urin yang lama adalah Psedomonas sp
Sebaiknya pemakaian kateter uretra pada pasien hams dirawat dengan baik dan
diganti setelah 5-7 hari serta dilakukan pemeriksaan mikrobiologi dan uji sensitivity
antibotik