MADU HUTAN POHON SIALANG DAN TEKNOLOGI PRODUKSI MENUJU SERTIFIKASI SNI
No Thumbnail Available
Date
2016-07-27
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Abstract
Madu Hutan potensi hasil hutan daerah Riau yang sangat memungkinkan untuk dikelola masyarakat umum. Populasi lebah
madu di daerah Riau tersebar di berbagai wilayah. Wilayah yang kawasan hutannya paling banyak memproduksi madu liar
adalah; Kabupaten Indragiri Hulu, Kabupaten Kuansing dan Kabupaten Pelalawan. UKM Al-Hikmah mendapatkan suplay
madu hutan dari UKM Abdul Malik, selain dari daerah Indragiri Hulu, madu hutan yang diperoleh UKM mitra disuplay dari
beberapa daerah Kuantan Sengingi dan Pelalawan oleh kelompok pengelola madu. Umumnya madu hutan yang baru dipanen
mengandung kadar air lebih dari 24% (24-28%), sedangkan kadar air standar madu hutan yang ditentukan oleh JMHI adalah
<24%. Demikian pula kadar air madu yang diperuntukan industri dan farmasi menuntut persentase yang sangat rendah yaitu
18%. Oleh karena itu perlu dilakukan pendekatan kepada UKM supaya madu yang dihasilkan mendapat sertifikasi dari Aliansi
Organik Indonesia (AOI) dan sertifikasi nasional Indonesia (SNI). Pelaksanaan pengabdian ini dilakukan dalam bentuk kegiatan
partisipasif perguruan tinggi melalui pendekatan terhadap sumberdaya manusia yang ada di UKM mitra. Inovasi (pemberian)
alat penyaring dan evaporator vacum kepada UKM binaan. Penyaring dibuat tiga tingkat dengan mesh yang rendah ke yang
tinggi. Evaporator vacuum dibuat dalam bentuk bejana tekan beroperasi pada tekanan -60 cmHg dan temperatur ruang
dipertahankan pada 38oC, yang dilengkapi dengan pengaduk berupa screw yang berputar sebesar 60 rpm. Pelatihan melalui
kegiatan bimbingan operasional alat penyaring madu dan evaporator untuk madu hutan yang diproduksi sesuai kriteria SNI
Description
Keywords
Evaporator Vacuum,, Madu hutan,, UKM Al Hikmah,, Penyaring.