UJI BEBERAPA KONSENTRASI EKSTRAK RIMPANG JAHE MERAH (Zingiber offlcinale Rose.) UNTUK MENGENDALIKAN JAMUR PATOGEN TERBAWA BENIH KEDELAI DAN PENGARUHNYA TERHADAP DAYA KECAMBAH BENIH
No Thumbnail Available
Date
2013-02-18
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Abstract
Kedelai (Glycine max [L.] Merril) merupakan salah satu tanaman kacangkacangan
yang penting di Indonesia karena merupakan sumber protein dan lemak
nabati yang relatif aman bagi kesehatan dan harganya terjangkau. Kedelai telah
lama dikenal dan dikonsumsi dalam beragam produk makanan, seperti tahu,
tempe, tauco, kecap dan susu kedelai. Menurut Suprapto (2002) biji kedelai
mengandung protein 40-45%, karbohidrat 24-36%, lemak 18%, kalsium, asam
amino, vitamin A dan B, fosfor, besi, kadar air sekitar 10-11%, dan kalori 330 kal.
Seiring pertambahan jumlah penduduk, kebutuhan rata-rata kedelai di
Indonesia terus meningkat. Pada tahun 2007 konsumsi kedelai nasional mencapai
2,20 ton/tahun. Produksi dalam negeri hanya mampu mencukupi 35-40% dari
jumlah tersebut sehingga kekurangannya dipenuhi dari impor (Marwoto dan
Suharsono, 2008). Produktivitas kedelai di Provinsi Riau mengalami penurunan
pada tahun 2007 yaitu sebesar 0,64 ton/ha bila dibandingkan dengan produktivitas
kedelai pada tahun 2006 yaitu sebesar 1,05 ton/ha (Biro Pusat Statistik Provinsi
Riau, 2009).
Rendahnya produksi kedelai tersebut disebabkan oleh beberapa hambatan,
antara lain adalah ketersediaan benih bermutu yang bebas dari serangan
organisme pengganggu tanaman (OPT). Organisme pengganggu tanaman dapat
menurunkan kualitas benih melalui infeksi pada jaringan benih atau kontaminasi
pada permukaan benih. Organisme pengganggu tanaman, seperti patogen, dapat
terbawa melaiui benih pada saat proses penyerbukan bunga atau pada saat
pemanenan benih tercampur dengan bagian tanaman yang terserang patogen
seperti daun dan polong, kemudian patogen tersebut berasosiasi dengan benih dan
menjadi sumber infeksi pada tanaman generasi berikutnya