Dampak Kemandirian Penyuluh Terhadap Keberdayaan Petani Kelapa Sawit Pola Swadaya Di Propinsi Riau

Abstract

Kegitan penyuluhan pertanian kepada petani sebagai proses pembelajaran bertujuan agar mampu mengorganisasikan dirinya dalam mengakses berbagai hal guna meningkatkan produktifitas, efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraan. Produktivitas dan pendapatan petani kelapa sawit pola swadaya lebih rendah dari petani plasma yang mendapatkan pembinaan dari perusahaan. Pertanyaan yang perlu di jawab apakah penyuluh yang membina petani pola swadaya kurang manidiri sehingga berdapak kepada ketidak berdayaan petani swadaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tingkat kemandirian penyuluh dan dampaknya terhadap keberdayaan petani kelapa sawit pola swadaya di Propinsi Riau. Penelitian ini dilakasanakan di Kecamatan Kubu Kabupaten Rokan Hilir dan Kecamatan Langga Kabupaten Pelalawan. Sampel penyuluh pada dua kecamatan berjumlah 13 orang diambil secara sensus, dan sampel petani berjumlah 160 orang petani kelapa sawit pola swadaya dari 16 kelompoktani yang ada di dua kecamatan (3 pengurus dan 7 orang anggota secara random). Analisis kemandirian dan keberdayaan penyuluh dilakukan menggunakan Skala Likerts Summated Rating (SLR), dengan nilai skala satu sampai tiga mengukur kemandirian penyuluh dan satu sampai lima mengukur keberdayaan petani. Hasil penelitian menunjukkan, penyuluh telah mandiri secara (ekonomi, intelektual, pembinaan, emosional, dan sosial) dimaana kemandirian paling rendah adalah kemandirian intelektual. Dampak kemandirian penyuluh terhadap petani sawit pola swadaya telah membuat petani cukup berdaya akan tetapi dari segi sumberdaya manusia petani masih kurang berdaya.

Description

Keywords

Kelapa Sawit, Penyuluh, Keberdayaan, Kemandiran

Citation

Collections