Perbandingan Life Cycle Cost Antara Jembatan Rangka Baja Dengan Girder Beton
No Thumbnail Available
Date
2016-03-07
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Abstract
Jembatan merupakan alat penghubung yang penting dalam jaringan transportasi jalan, yang
berfungsi untuk menghindari gangguan/hambatan alam atau buatan manusia. Jembatan juga
merupakan aset modal dalam perekonomian suatu wilayah, maka keberadaannya perlu
mendapat perhatian agar kinerja serta umur layanannya sesuai dengan rencana awal konstruksi.
Kota Padang memiliki 108 jembatan yang tersebar di seluruh kota Padang, 13 diantaranya
jembatan gantung, 25 jembatan rangka baja, 12 jembatan leger INP, dan 58 jembatan beton.
Dalam perencanaan dan pemeliharaan jembatan ini tentunya membutuhkan biaya yang
tentunya tidak sedikit. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menganalisa biaya
ekonomis sebuah bangunan/jembatan dengan mempertimbangkan biaya pengoperasian
sepanjang umur hidup jembatan adalah metode life cycle cost (siklus daur hidup). Analisa
biaya life cycle cost dilakukan pada Jembatan Kembar Andalas Simpang Haru karena mewakili
jembatan rangka baja dan jembatan girder beton yang mendominasi jembatan di kota Padang,
serta memiliki bentang yang sama. Berdasarkan serangkaian analisa life cycle cost diperoleh
perbandingan biaya untuk jembatan rangka baja, biaya pengadaan jembatan 64.31%, biaya
operasional dan perawatan 22.78%, biaya bongkaran 2.49%, dan nilai sisa mencapai 10.42%
terhadap total biaya life cycle cost Rp 34,292,221,312.48, sedangkan untuk jembatan girder
beton, biaya pengadaan jembatan mencapai 62.53%, biaya operasional dan perawatan27.20%,
biaya bongkaran 5.45%, dan nilai sisa 4.82% dari total biaya life cycle cost Rp
27,621,106,884.03. Jika dibandingkan dengan analisa NPV, jembatan girder beton memiliki
biaya yang lebih ekonomis
Description
Keywords
Life cycle cost, Jembatan Rangka Baja, Jembatan Girder Beton