Kaji Eksperimental Mesin Refrigerasi Kompresi Uap Hibrida Memanfaatkan Panas Buang Perangkat Pengkondisian Udara Sebagai Pompa Panas Pada Lemari Pengering (Drying Room) Menggunakan Refrigeran Hidrokarbon Subsitusi R-22
No Thumbnail Available
Date
2016-04-20
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Abstract
Refrigeran halokarbon seperti R22 yang sering digunakan pada sistem refrigerasi
telah diketahui berpotensi merusak lapisan ozon, sehingga pemakaiannya harus
dihentikan. Dan sebagai gantinya digunakan refrigeran hidrokarbon, salah satunya
adalah HCR22 yang ramah lingkungan. Pada penelitian ini dilakukan suatu kaji
eksperimental untuk membandingkan antara HCR22 dan R22 dengan menggunakan
mesin pendingin kompresi uap hibrida. Kajian tersebut dimaksudkan untuk
mengetahui prestasi dan karakteristik dari mesin kompresi uap hibrida dengan
menggunakan HCR22 dan R22, serta pemanfaatan panas buang untuk pemanas air
(water heater) untuk berbagai keperluan air panas.
Hasil penelitian yang didapat, menunjukkan terjadi penghematan massa
refrigeran HCR22 sebesar 51,16 % dengan laju pendinginan dan laju pemanasan baik
refrigeran hidrokarbon maupun refrigeran halokarbon memperlihatkan hasil yang
relatif sama. Dampak pendinginan dengan refrigeran hidrokarbon HCR22 naik 18,8
% sedangkan dampak pemanasan turun 9,43 %. Daya kompresor dengan refrigeran
HCR22 lebih hemat 25,04 % dibanding dengan menggunakan R22. Kinerja
performansi mesin kompresi uap hibrida meningkat dengan menggunakan
Hidrokarbon HCR22. COP naik 57,38 %, PF naik 20,71 %, TP naik 35,43 %. Air
panas yang dihasilkan dengan refrigeran hidrokarbon HCR22 rata-rata 40,76 oC pada
tekanan kondensor 262,33 Psi sedangkan dengan R22 rata-rata 45,7 oC, pada tekanan
kondensor rata-rata 363 Psi. Tekanan kerja kondensor rata-rata dengan HCR22 yang
lebih rendah 27,8 % dibandingkan R22 memberikan tekanan kerja yang lebih aman
dan awet bagi kompresor untuk pemakaian jangka panjang.