Pergeseran Kebijakan Politik Luar Negeri Malaysia Semasa Mahathir Mohammad (1981-1998)
No Thumbnail Available
Date
2015-04-22
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Abstract
Dinamika internasional acap kali melahirkan peristiwa-peristiwa yang jarang
diantisipasi sebelumnya, baik oleh kalangan intelektual maupun para pengambil
keputusan. Kejadian-kejadiian seperti itu semakin terasa dalam 25 tahun terakhir ini,
ketika situasi internasional semakin kompleks dan sukar diraba kemana arahnya akan
bergerak. Peristiwa-peristiwa di satu negara di ujung Barat, bisa bergulir dampaknya ke
negara-negara belahan Timur. Persoalan-persoalan ekonomi dan sosial politik di Negara negara
utara, secara langsung atau tidak, akan terasa denyut nadinya di negara-negara
selatan. Semua itu tidak hanya bergerak dalam arena global, tetapi juga bergetar pada
masalah-masalah nasional, dan bahkan kepada urusan-urusan lokal.
Semuanya bcrgerak begitu cepat, drastis dan seringkali radikal. Sehingga untuk
menjawab itu semua, tidak mengherankan bila dalam dunia ilmu pengetahuan kita
menyaksikan kebutuhan yang akan reevaluasi, reinterpretasi dan juga pendekatan antar disiplin
dari teori-tcori pembangunan yang ada. Ini terjadi baik di kalangan pendekatan
liberal maupun tradisi radikal, antar penganut aliran kultural maupun aliran struktural.
Dan ini meliputi disiplin disiplin ekonomi, sosial, politik dan budaya.
Begitu pula halnya dengan membicarakan fenomena internasional yakni
munculnya negara-negara (dibelahan Asia Timur dengan prestasi pembangunan ekonomi
dan kesejahteraan sosialnya yang spetakuler. Label yang diterakan kepada mereka adalah,
negara-negara industri baru (newly Industrial ting Countries). Keperkasaan Jepang pada
dckade 60-an, telah memperlihatkan keherhasilan ekonominya. Menyusul Korea Selatan,
Taiwan, Hongkong, dan Singapura pada dekade 70-an, yang selanjulnya dikenal dengan
sebutan "4 Naga Kecil".
Kemunculan empat Macan Asia ini, pada tahun 1970-an dan awal 80-an, harus
diakui telah menimbulkan dampak teoritis dan praktis. Secara teoritis, mereka bukan lagi
negara-negara yang disebut agraris, miskin dan lemah sebagaimana masa lalu, akan tetapi
telah melangkah secara cepat menuju negara-negara industri dengan segala atribut
prestasinya. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi, peranan sektor pengolahan yang
dominan, penguasaan teknologi, skill, modal dan juga pasar, serta atribut-atribut lainnya
yang sejenis telah dimiliki oleh mereka. Sementara itu, prestasi ekonominya juga
dibarengi dengan kesejahteraan masyarakatnya secara umum. Penyerapan tenaga kerja,
perumahan yang memadai, pendidikan yang baik dan juga fasilitas kesehatan, sandang
dan pangan adalah contoh-contoh yang sering diajukan ke depan sebagai lambang
keherhasilan mereka. Secara praktis, model Asia Timur ini pada gilirannya telah menjadi
obsesi bagi negara-negara berkembang lainnya untuk mengikutinya.
Description
Keywords
Pergeseran Kebijakan Politik Luar Negeri