Marine Science
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Marine Science by Title
Now showing 1 - 10 of 10
Results Per Page
Sort Options
Item EKOLOGI SEDIMENT LAUT MODERN(Unri Press, 2008-09-01) Rifardi, RifardiDalam buku ini penulis menjelaskan peranan sedimentologi terhadap perubahan ekosistem laut dan fenomena alam yang mampu mempengaruhi karakteristik sedimen laut, dan atas dasar hubungan timbal balik inilah penulis mengusulkan istilah ”EKOLOGI SEDIMEN LAUT”, sekaligus menjadi judul buku ini. Buku ini juga memberikan hal-hal yang mendasarkan yaitu berupa prinsip-prinsip sedimentologi yang penting dipahami seperti partikel sedimen dan proses sedimentasi, khusus aspek-aspek sedimentologi laut dari sudut padang ilmu lingkungan laut. Kehadiran buku ini sebagai salah satu upaya untukmengatasi keterbatasan akan kekurangan referensi tentang buku sedimentologi laut khusus menyebabkan lemahnya berbahasa pemahaman Indonesia, tentang yang fonomena-fenomena sedimentologi dan hubungan sedimentologi dengan ilmu kelautan. Buku ini dapat digunakan sebagai pedoman bagi mahasiswa, peneliti, tutor dan dosen yang baru mengenal sedimentologi laut, untuk melakukan penelitian yang memanfaatkan informasi sedimen bagi kegunaan interpretasi lingkungan laut.Item EKOSISTEM TERUMBU KARANG Hubungan antara Karang dan Zooxanthellae(UR Press, 2012-06-01) Thamrin, ThamrinTerumbu karang merupakan salah satu ekosistem yang sangat subur dan memiliki keanekaragaman hayati yang paling tinggi diantara ekosistem yang ada di bumi. Sumberdaya perairan dangkal laut tropis yang sangat potensial ini semakin hari terus mengalamidegradasi sebagai dampak aktifitas manusia baik yang berada didaerah terumbu karang sendiri maupun yang berasal dari daratan yang membawa dampak buruk pada kualitas perairan berdampingan yang memiliki terumbu karang. Ekosistem yang seharusnya membawa berkah yang dapat meningkatkan kesejahteraan penduduk tempatan dan bahkan dalam meningkatkan kesejahteraan suatu bangsa ini sangat minim sekali memberikan sumbangan bagi bangsa Indonesia sebagai sentral ekosistem ini berada. Pemanfaatan terumbu karang sebagian besar mengarah pada pengrusakan ekosistem itu sendiri, dan masih terfokus dijadikan sebagai daerah penangkapan ikan dan sebagai sumber bahan bangunan serta untuk survenir. Karang sebagai hewan yang mengendalikan ekosistem ini sangats ensitif terhadap perubahan lingkungan dan terhadap keberlanjutan terumbu.karang sendiri Bila terjadi pengrusakan terhadap hewan karang akan berakibat fatal terhadap seluruh jaringan ekosistem terumbu karang. Keseimbangan ekosistem menjadi terganggu, kesuburan akan menurun, diversitas dan densitas organisme yang menempati terumbu karang juga menurun. Kerusakan hewan bersifat sessil ini secara menyeluruh akan menurunkan kondisi terumbu karang, dan bila sampai menyebabkan pembunuhan karang secara menyeluruh akan berdampak pada pemusnahan terumbu karang sendiri. Buku ini menerangkan dan menggambarkan tentang terumbu karang, yang meliputi biologi, ekologi, simbion karang zooxanthellae, reproduksi karang secara sederhana, manfaat dan perusak terumbu karang secara umum. Sebagai hewan tingkat rendah yang memiliki ketergantungan sangat besar dengan simbionnya zooxanthellae, pada bagian akhir digambar dan diuraikan hubungan antara karang dan zooxanthellae.Item KARANG DAN ZOOXANTHELLAE(UR Press, 2017-12-01) Thamrin, Thamrin;Buku tentang organisme karang dan zooxanthellae ini adalah untuk menyediakan dan melengkapi tentang Terumbu Karang diantara buku-buku yang sudah ada. Bahan referensi ini juga untuk melengkapi pencinta yang berhubungan dengan wisata bawah air, seperti keindahan terumbu karang dan organisme yang menjadi penyebab kerusakan terumbu tersebut. Dewasa ini yang berhubungan dengan pemutihan atau yang lebih dikenal dengan bleaching pada karang sudah hampir sepanjang tahun bisa ditemukan. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya bleaching, akan tetapi yang menonjol adalah yang berhubungan dengan pemanasan global. Pemanasan global cukup signifikan pengaruhnya karena dampak kematian menyeluruh bisa terjadi pada karang. Terutama yang bila pemanasan global terjadi dalam periode waktu yang panjang. Pengembalian hewan karang dari bleaching sebenarnya juga tidak bermasalah sepanjang periode waktu tidak panjang. Hewan karang yang ditemukan di pantai Nirwana Sumatera Barat (bagian rataan terumbuh) umpamanya, sepertinya spesies yang terdapat ditempat tersebut, dan kembali dengan normal setelah temperatur kembali ke sedia kala. Sepertinya spesies yang dijumpai di daerah tersebut telah terbiasa dengan fluasi temperatur demian besar, yaitu antara 30oC sampai 35oC, walaupun memang ada yang mati akan tetapi tidak signifikan. Memang ada parameter yang ikut menyebabkan degrasi terumbu karang, seperti penangkapan ikan yang tidak ramah lingkunan, penangkapan ikan dengan alat perusak dan lain-lain. Akan tetapi secara alami yang menyebabkan kematian organisme karang dalam skala besar tetap berasal dari peristiwa global warming. Dengan mengetahui penyebab kerusakan alami terumbu karang ini diharapkan akan bisa membantu pencinta atau kolega yang mencitai terumbu karang dalam mengambil langkah-langkah yang diperlukan. Seperti tetap menjaga perairan tetap bersih dari polusi, baik yang berasal dari daratan atau yang berasal dari dalam sendiri. Kemudian yang menyebabkan pengaruh antropogenik juga perlu dipertimbangkan, seperti kotoran atau sampah yang akan dapat cepat menyebabkan kematian organisme karang.Item KARANG BIOLOGI REPRODUKSI & EKOLOGI(UR Press, Pekanbaru, 2017-12-01) Thamrin, ThamrinTerumbu karang merupakan salah satu keajiaban dunia, merupakan salah satu ekosistem yang sangat subur dan memiliki keanekaragaman hayati yang paling tinggi diantara ekosistem yang ada di dunia. Terumbu karang merupakan sumberdaya alam yang sangat potensial, dan semakin hari terus mengalami degradasi sebagai akibat aktifitas manusia baik yang berada di daerah terumbu karang sendiri maupun yang berada di daratan yang membawa dampak buruk pada kualitas perairan berdampingan yang memiliki terumbu karang. Ekosistem yang seharusnya membawa berkah yang dapat meningkatkan kesejahteraan penduduk tempatan dan bahkan dalam meningkatkan kesejahteraan suatu bangsa ini sangat minim sekali memberikan sumbangan bagi bangsa Indonesia sebagai sentral ekosistem ini berada. Pemanfaatan terumbu karang sebagian besar mengarah pada pengrusakan ekosistem itu sendiri, masih terfokus dijadikan sebagai daerah penangkapan ikan dan sebagai sumber bahan bangunan serta untuk survenir. Karang sebagai hewan yang sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan merupakan organisme yang paling bertanggung jawab terhadap keberlanjutan suatu terumbu. Bila terjadi pengrusakan terhadap hewan karang akan berakibat fatal terhadap seluruh jaringan ekosistem terumbu karang. Keseimbangan ekosistem menjadi terganggu, kesuburan akan menurun, diversitas dan densitas organisme yang menempati terumbu karang juga menurun. Kerusakan hewan bersifat sessil ini secara menyeluruh akan menurunkan kondisi terumbu karang, dan bila sampai menyebabkan pembunuhan karang secara menyeluruh akan berdampak pada pemusnahan terumbu karang sendiri. Buku ini menerangkan dan menggambarkan tentang biologi dan reproduksi karang secara sederhana. Disamping itu juga menerangkan dalam skala terbatas tentang ekologi hewan karang, akan tetapi tidak secara menyeluruh. Hanya mengupas terbatas pada topik tertentu, seperti rekruitmen, kompetisi, organisme lain yang hidup bersimbiosis, hidup sebagai patogen ataupun sebagai parasit pada tubuh karang.Item Manggrove Di Kampus Universitas Riau Dumai (Edisi Revisi)(2018-01-29) Mulyadi, ArasHutan mangrove dibentuk oleh beragam jenis tanaman pohon, perdu dan flora tambahan. Keragaman jenis mangrove ini terdapat perbedaan antara satu daerah dengan daerah lainnya. Perbedaan keragaman ini lebih dominan ditentukan oleh kondisi lingkungan, seperti: substrat, faktor fisika, faktor kimia dan interaksi manusia sekitarItem MANGROVE Di KAMPUS UNIVERSITAS RIAU(2018-02-02) Mulyadi, ArasHutan mangrove dibentuk oleh beragam jenis tanaman pohon, perdu dan flora tambahan. Keragaman jenis mangrove ini terdapat perbedaan antara satu daerah dengan daerah lainnya. Perbedaan keragaman ini lebih dominan ditentukan oleh kondisi lingkungan, seperti: substrat, faktor fisika, faktor kimia dan interaksi manusia sekitar.Item MODEL TRANSPOR SEDIMEN DAN LIMBAH DOMESTIK DI ESTUARI(2018-01-09) Mubarak, MubarakEstuari merupakan salah satu wilayah perairan yang memiliki kompleksitas cukup tinggi. Karena pada wilayah tersebut terjadi interaksi antara makhluk hidup dan komponen lingkungan yang ada di sekitarnya, serta terjadinya pertemuan antara air tawar dan air laut. Selain itu, salah satu proses yang juga penting di estuari dan sekitarnya adalah proses geomorfologi. Perubahan atau proses yang terjadi pada geomorfologi dapat dipelajari dari dinamika atau transpor sedimen. Pemahaman tentang transpor sedimen merupakan pengetahuan yang sangat penting dalam pengelolaan daerah estuari. Kehadiran buku ini memberikan pengetahuan tentang dinamika estuari berdasarkan pengertian tentang transpor sedimen, koprostanol dan limbah domestik. Estuari yang akan dibahas dalam buku ini adalah muara Banjir Kanal Timur Semarang. Buku ini pada dasarnya merupakan perluasan dari disertasi penulis dengan judul Model Numerik Transpor Sedimen Kohesif Untuk Kajian Penyebaran Koprostanol di Perairan Pantai Semarang. Buku ini terdiri dari 8 (delapan) bab. Bab pertama merupakan pendahuluan yang memaparkan tentang masalah yang terjadi di daerah estuari dan solusi yang ditawarkan untuk menghadapi masalah yang ada tersebut. Selain itu, pada bab ini secara ringkas dijelaskan langkahlangkah pembangunan model transpor sedimen. Bab kedua akan memaparkan konsep dasar tentang transpor sedimen dan dinamika koprostanol. Dijelaskan tentang mekanisme terjadinya proses taranspor sedimen, persamaan pembangun model dan karakteristik sedimen yang dibutuhkan dalam pemodelan transpor sedimen. Pada bagian akhir dari bab dua tentang koprostanol dan asosiasinya dengan sedimen. Bab tiga memberikan penjelasan tentang profil lingkungan perairan pantai Semarang yang didalamnya terdapat estuari Banjir Kanal Timur. Bab empat menguraikan menguraikan teknik penentuan karakteristik sedimen. Teknik yang dijelaskan adalah teknik penentuan kecepatan jatuh sedimen dan teknik penentuan tegangan geser erosi sedimen. Model hidrodinamika tiga dimensi dan aplikasinya dijelaskan pada Bab 5. Bab ini menguraikan tentang langkah-langkah yang dilakukan dalam pemodelan hidrodinamika. Untuk memahami langkah-langkah tersebut, maka uraian dilengkapi dengan pelaksanaan dan hasil dari setiap langkah yang dilakukan dalam pemodelan hidrodinamika di laut. Model transpor sedimen dua dimensi horizontal menjadi pembahasan dalam Bab enam. Sama hal dengan bab 5, bahwa dibagian ini dijelaskan pelaksanaan tahapan pemodelan transpor sedimen dua dimensi dan dilengkapi dengan hasil dan pembahasan pemodelan tersebut. Bab tujuh dari buku membahas tentang model transpor sedimen tiga dimensi. Sedimen yang dimodelkan dan dijelaskan dalam bab ini adalah sedimen kohesif yang berasal dari Banjir Kanal Timur Semarang. Pembahasan model transpor sedimen ini bukan hanya ditujukan untuk mempelajari sedimen itu sendiri, tetapi juga menjelaskan tentang limbah domestik dengan pendekatan penyebaran koprostanol. Bab delapan merupakan bab penutup buku. Bab ini merupakan penegasan terhadap hal-hal penting yang harus diperhatikan dan dilakukan dalam melakukan pemodelan transpor sedimen.Item REVITALISASI PUSAT PENELITIAN LINGKUNGAN HIDUP UNIVERSITAS RIAU: MERAJUT JEJARING MEWUJUDKAN UNIVERSITAS RISET(2018-01-10) Mubarak, Mubarak; Julinda, Syarifah Himah; Badrun, Yeeri; Nugraheni, NoviaPusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) Universitas Riau merupakan salah satu pusat penelitian struktural yang terdapat pada Lembaga Penelitian Universitas Riau. Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Universitas Riau semula bernama Kelompok Studi Kependudukan dan Lingkungan Hidup (KSKLH) yang didirikan pada tahun 1990. Dengan adanya proses strukturalisasi, maka melalui Surat Keputusan Rektor Universitas Riau No. 434/ PT.22.H./Q/1994 tanggal 20 September 1994 secara resmi lembaga ini diberi nama: Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Universitas Riau dan disingkat PPLH UR. PPLH Universitas Riau didirikan untuk mewujudkan visi Universitas Riau yaitu “Universitas Riau menjadi Universitas Riset sebagai pusat pemeliharaan, penemuan dan pengembangan IPTEK, seni untuk mencapai keunggulan yang mengacu kepada Pola Ilmiah Pokok (PIP), nilai-nilai moral, kebudayaan dan peradaban yang bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat Riau dan Indonesia khususnva, serta umat manusia pada umumnva”. Di bawah payung Lembaga Penelitian Universitas Riau, PPLH Universitas Riau diarahkan untuk dapat menjadi pusat riset, penemuan dan pengembangan ilmiah di bidang sains lingkungan hidup dan sumber daya alam. Oleh karena itu PPLH Universitas Riau harus berkiprah dan membantu segala persoalan yang ada di masyarakat dengan mendasarkan setiap aktivitas pada hasil-hasil penelitian/ kajian/studi yang berkualitas (Research Based Activity).Item SEDIMEN PERAIRAN PANTAI TIMUR SUMATERA(UR Press, 2012-09-01) Rifardi, RifardiBuku ini hanya menjelaskan gambaran sedimen di perairan laut dangkal khusus perairan pantai timur Pulau Sumatera. Berbagai aspek yang terkait dengan sedimentasi dibahas seperti sebaran populasi partikel sedimen, parameter partikel sedimen, padatan tersuspensi, bahan organik sedimen, pengendapan sedimen dan hal lain yang berhubungan dengan proses sedimentasi terutama faktor lingkungan yang mempengaruhi aspek sedimentasi tersebut.Item TEKNOLOGI PEMBENIHAN DAN BUDIDAYA IKAN BELIDA(Penerbit Taman Karya Pekanbaru, 2019-11-01) Sukendi, Sukendi; Thamrin, Thamrin; Ridwan, Mandra Putra; Ade, YulindraIkan Belida merupakan salah satu ikan endemik Indonesia yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Dengan kandungan lemak yang tinggi menjadikan ikan belida memiliki rasa yang sangat khas. Selain kandungan lemak yang tinggi, ikan ini juga memiliki kandungan vitamin A yang tinggi. Di daerah Riau khususnya di Kabupaten Kampar iakn belida termasuk salah satu ikan ekonomis yang sangat digemari masyarakat setempat. Kebutuhan masyarakat terhadap ikan ini masih diperoleh semata-mata dari hasil tangkapan di perairan umum khususnya dari perairan Sungai Kampar yang merupakan salah satu sungai dari empat sungai terbesai di Propinsi Riau. Salah satu cara yang sangat tepat dilakukan agar kelestarian ikan belida dari alam dapat terjaga dan kebutuhan masyarakat terhadap ikan tersebut juga terpenuhi adalah dengan menemukan teknologi pembenihan yang tepat melalui pemijahan semi buatan untuk menghasilkan benih yang cukup, baik jumlah maupun kualitasnya yang selanjutnya melakukan teknologi budidaya yang tepat dengan memproduksi ikan belida ukuran besar siap dikonsumsi sehingga tidak lagi tergantung dari hasil tangkapan di alam