Browsing by Author "Yenie, Elvi"
Now showing 1 - 13 of 13
Results Per Page
Sort Options
Item Evaluasi rasio nilai c/n dan lignin pada proses degradasi Tandan kosong kelapa sawit menggunakan jamur pelapuk Putih(2018-03-01) Yenie, Elvi; Utami, Syelvia PutriUncontrolled disposal of empty fruit bunches (TKKS) on the land surrounding the palm oil mill leads to anaerobic decomposition or large-scale decomposition processes. Gases that pollute atmospheres such as CH4, H2S, NH3, and Nox gas can be produced from decomposition processes of TKKS and leachate production resulting in contamination of groundwater and surface water. Globally these gases cause greenhouse effect, whereas locally can cause odor and impact of health. Seeing the potential of the amount that every hour of production as solid waste and the impact of environmental pollution then waste TKKS must be managed wisely. In this study, the evaluation of C/N and lignin values as an indicator of degradation of TKKS waste by white fungus mushroom is mushroom (Volvariella volvacea). This study it can be concluded that there is a linear relationship in the degradation process by the fungus (Volvariella volvacea) in the empty fruit bunches between the percentage value of lignin degradation and the C / N ratio for 25 days of fungal growth. Mushroom (Volvariella volvacea) as a white root fungi mushroom can be used to speed up the process of degradation of empty fruit bunchesItem IDENTIFIKASI DAN KARAKTERISASI JAMUR TANDAN KOSONG SAWIT SEBAGAI BIOSORBEN TERAKTIVASI BASA UNTUK PENYERAPAN LOGAM Cr(VI)(2019-11) Yenie, Elvi; Utami, Syelvia PutriIn the palm oil processing factory, many macro-mushrooms of various sizes, shapes and colors grow quickly in empty fruit bunches. The potential of fungal biomass as a biosorbent is known for its ability to adsorb heavy metals. Conditioning of biomass used as a medium for adsorbing heavy metals is carried out by activation using alkaline solution (NaOH). One alternative for the separation of heavy metals from industrial waste that is effective, inexpensive, and environmentally friendly with biosorption processes, where the process uses microorganisms as biosorbents of heavy metals such as algae, fungi, and bacteria. The research objectives are: 1) macroscopic and microscopic identifying fungi that grow in empty fruit bunches. 2) Characterization of fungi using FTIR analysis. 3) Calculate the efficiency and adsorption capacity by fungi under conditions of activation using NaOH with variations in concentration and not activated on Cr (VI) metals. The results of macroscopic and microscopic identification of fungi that grow on empty fruit bunches is the fungus Coprinus comatus. After analysis using the fungus Coprinus comatus contains functional groups such as hydroxyl, alkenes, carboxylates, esters, amines and alkaline which qualify as biosorbents. Furthermore, the biosorbent is activated using NaOH with a concentration variation of 0.3 N; 0.5 N and 0.7 N and without activation. The best adsorption of Cr (VI) metal in the condition without activation. The highest efficiency values are 48.36% and 11.42 mg / gr adsorption capacity by the Coprinus comatus fungus. Biological waste treatment that uses fungi as biosorbents to adsorb heavy metals has the potential to be developed.Item Konversi Asam Lemak Sawit Distilat Menjadi Biodiesel Menggunakan Katalis Ni.Mo/Al2O3(2016-02-25) Manurung, Lenniasti; Zahrina, Ida; Yenie, ElviBerdasarkan Kebijakan Umum Bidang Energi, ditegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan energi dalam negeri perlu diarahkan sedemikian rupa menuju kepada diversifikasi sumber energi yaitu peningkatan share penggunaan energi non-minyak. Oleh karena itu, dipandang perlu untuk segera mengupayakan pengembangan bahan bakar cair alternatif yang dapat berkontribusi pada pemenuhan akan kebutuhan minyak solar Indonesia. Salah satu jenis bahan bakar cair alternatif yang dipandang berpotensi besar untuk dikembangkan di Indonesia adalah biodiesel. Biodiesel adalah bahan bakar diesel yang terbuat dari sumber daya hayati. CPO (Crude Palm Oil) merupakan sumber nabati terbesar di Indonesia. Saat ini, kebutuhan CPO (Crude Palm Oil) dalam negeri sebagian besar terserap oleh pabrik minyak goreng dengan kebutuhan rata-rata 3,5 juta ton per tahun. Pabrik minyak goreng dapat menghasilkan asam lemak sawit distilat sekitar 6% dari kebutuhan CPO-nya (sehingga setahun dapat mencapai 0,21 juta ton asam lemak sawit distilat). Asam lemak sawit distilat yang memiliki kadar asam lemak melebihi 70% merupakan bahan baku yang cocok digunakan untuk produksi biodiesel karena tidak konflik dengan penyediaan pangan dan produk-produk vital lain dalam kehidupan. Reaksi esterifikasi dikatalisis oleh asam. Penggunaan katalis bifungsi (mengkatalisis reaksi esterifikasi dan hidrogenasi) akan diperoleh biodiesel dengan bilangan setana lebih tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kinerja (aktivitas dan usia kerja) katalis Ni.Mo/Al2O3 pada reaksi esterifikasi asam lemak sawit distilat dengan memvariasikan nisbah molar asam lemak-metanol dan nisbah berat katalis-asam lemak. Esterifikasi asam lemak distilat dengan metanol menggunakan katalis Ni.Mo/Al2O3 menghasilkan konversi tertinggi sebesar 77.94 % pada nisbah molar 1:4 dan penggunaan katalis sebanyak 10% berat (berbasis PFAD). Esterifikasi asam lemak sawit distilat (PFAD) dengan menggunakan metanol tanpa penggunaan katalis Ni.Mo/Al2O3 menghasilkan konversi sebesar 2.12 %.Item Konversi Asam Lemak Sawit Distilat Menjadi Biodiesel Menggunakan Katalis Zeolit Sintesis(2016-02-25) Debora, Posma; Zahrina, Ida; Yenie, ElviKebutuhan CPO (Crude Palm Oil) dalam negeri saat ini sebagian besar terserap oleh pabrik minyak goreng dengan kebutuhan rata-rata 3,5 juta ton per tahun. Pabrik minyak goreng dapat menghasilkan asam lemak sawit distilat sekitar 6% dari kebutuhan CPO-nya (sehingga setahun dapat mencapai 0,21 juta ton asam lemak sawit distilat). Asam lemak sawit distilat (PFAD = Palm Fatty Acid Distillate) yang merupakan produk samping industri minyak goreng dengan kadar asam lemak melebihi 70% merupakan bahan baku yang cocok digunakan untuk produksi biodiesel karena tidak konflik dengan penyediaan pangan dan produk-produk vital lain dalam kehidupan. Selain itu, rute proses produksi biodiesel dari PFAD akan lebih sederhana karena tidak diperlukan tahap pre-treatment bahan baku untuk melangsungkan konversi asam lemak menjadi biodiesel (reaksi esterifikasi). Reaksi esterifikasi dikatalisis oleh asam. Penggunaan katalis heterogen akan mempermudah proses pemisahan katalis dari campuran reaksi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas katalis zeolit sintetis pada reaksi esterifikasi asam lemak sawit distilat dengan memvariasikan nisbah molar Si/Al pada zeolit. Esterifikasi asam lemak bebas yang dikandung asam lemak sawit distilat dengan methanol menggunakan katalis zeolit sintesis menghasilkan konversi tertinggi sebesar 55% pada nisbah molar Si/Al 7. Konversi ini jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan reaksi esterifikasi tanpa katalis yang hanya menghasilkan konversi sebesar 2.12%.Item OPTIMASI KONDISI PROSES KONVERSI BIODIESEL DARI PALM FATTY ACID DISTILATE MENGGUNAKAN KATALIS H-ZEOLIT(2013-05-04) Yenie, Elvi; Zahrina, Ida; Akbar, FadjrilMinyak bumi merupakan sumber energi yang tak dapat diperbarui dan suatu saat akan habis. Kenyataan yang demikian mendorong berbagai negara melakukan langkah-langkah penghematan dan melakukan berbagai penelitian untuk mendapatkan bahan bakar baru sebagai pengganti minyak bumi. Bahan bakar baru tersebut adalah biodiesel yang dapat digunakan sebagai bahan bakar pengganti solar. Di sisi lain PFAD (Palm Fatty Acid Distillate) yang merupakan produk samping dari pembuatan minyak goreng memiliki potensi yang tinggi untuk dijadikan sebagai bahan baku pembuatan biodiesel. Pembuatan biodiesel dari PFAD (Palm Fatty Acid Distillate) dilakukan dengan reaksi esterifikasi. Esterifikasi adalah reaksi asam lemak bebas dengan alkohol membentuk ester dan air. Pada penelitian ini telah dipelajari pengaruh nisbah molar umpan PFAD : metanol, suhu reaksi, dan waktu reaksi terhadap konversi biodiesel yang dihasilkan. Variabel penelitian yang akan ditinjau yaitu nisbah molar umpan PFAD : methanol ( 1:0,4 – 1:12 ), suhu reaksi (70 oC - 100 oC), dan waktu reaksi ( 15 - 240 menit ) terhadap perolehan konversi biodiesel.Rancangan percobaan menggunakan RSM (Response Surface Methode) sedangkan pengolahan datanya menggunakan software minitab 14. Dari hasil pengolahan data diperoleh konversi optimum biodiesel sebesar 26,29 % pada nisbah molar umpan PFAD : metanol 1: 8,25 mol, suhu reaksi pada 87,33 oC, dan waktu reaksi 36,77 menit.Item Particulate Emission Distribution Prediction from Rsud Arifin Ahmad Pekanbaru Incenerator Using Screenview(2016-04-22) Sasmita, Aryo; Yenie, ElviArifin Achmad Pekanbaru Public hospital is one of the largest hospital in Pekanbaru with medical waste generated an average of 320 Kg / day. Unperfect waste burning conditions instead become a new problem as a source of air pollutants. It‘s necessary to analyze the distribution of particulate matter from combustion products from Arifin Ahmad incinerator to know the quality of the surrounding air. This research begins with a review of literature related. Then do the primary and secondary data collection including a location map research, waste generated data, data about the incinerator, the data of wind speed and direction, as well as other necessary data. The collected data is processed to be input ScreenView program. Outpun gained from the program ScreenView obtain the distribution pattern of particulate matter from Arifin Ahmad Hospital incinerator. From this research it is known that the distribution of particulate tends toward the south and southeast with a maximum value of 12 ug / m3 at a distance of 200 m from the source of emission.Item Pelatihan Pembuatan Biobriket di RT 04 RW 11 Kelurahan Sidomulyo Barat – Pekanbaru(2013-04-25) Zahrina, Ida; Hafidawati; Yenie, ElviSumber sampah yang terbanyak berasal dari pemukiman. Begitu juga halnya dengan pemukiman di RT 04 RW 11 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan Pekanbaru. Sampah yang banyak terdapat di daerah ini berupa dedaunan, ranting kayu, dan sampah sayuran serta sampah plastik. Sampah di pemukiman ini diperkirakan 75% terdiri dari sampah organik dan sisanya anorganik. Sampah organik bersifat biodegradable sehingga dapat diuraikan oleh mikroorganisme. Walaupun demikian, warga masyarakat perlu pengetahuan untuk memanfaatkannya untuk mengolahnya menjadi sesuatu yang bermanfaat. Berdasarkan survey yang telah dilakukan sebelumnya, diketahui bahwa masyarakat di RT 04 RW 11 belum mengenal bahan bakar briket sebelumnya, apalagi briket yang berasal dari sampah organik yang sebenarnya sangat melimpah di sekitar pemukiman mereka.Item PEMANFAATAN SAMPAH ORGANIK PASAR DAN KOTORAN SAPI MENJADI BIOGAS SEBAGAI ALTERNATIF ENERGI BIOMASSA(2014-06-30) Elystia, Shinta; Yenie, Elvi; Mustakim, Ari Rahmat; Mansandi, DwiSampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan lagi dan di buang setelah pemakaiannya karena sudah tidak ada manfaatnya serta merupakan salah satu masalah di kota-kota besar. Salah satunya timbulan sampah dari aktivitas pasar. Selama ini penanganan sampah pasar di Kota Pekanbaru diangkut oleh Dinas Kebersihan Kota, kemudian dikumpulkan untuk dibakar dan ditimbun di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), namun tidak optimalnya penanganan sampah menimbulkan tumpukan sampah yang menyebabkan permasalahan lingkungan. Padahal sampah organik dari hasil aktifitas pasar merupakan salah satu biomassa yang berpotensi menjadi bahan bakar alternatif salah satunya menjadi biogas. Untuk itu telah dilakukan penelitian pembuatan biogas dari sampah organik pasar (sayuran dan buah-buahan) dengan starter kotoran sapi. Variabel berubah yaitu variasi perbandingan subtrat : starter (25:75, 50:50 dan 75:25), serta waktu fermentasi yaitu 7 hari, 14 hari, 21 hari, dan 28 hari. Variable tetap yaitu starter (kotoran sapi : air) 1:1, dan suhu 20C - 40C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan (subtrat : starter) 25:75 menghasilkan biogas dengan kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan 50:50 dan 75:25, volume biogas yang dihasilkan sebesar 6561,09 mL dan warna nyala api biru dan nilai kalor 1890 J serta daya 63 watt dengan waktu fermentasi selama 14 hariItem PEMANFAATAN SERBUK GERGAJI TERAKTIVASI SEBAGAI PENJERAP LOGAM BERAT Cu (PENCEMAR DI PERAIRAN SUNGAI SIAK)(2013-03-14) Yelmida; Sulistyati, Is; Yenie, ElviPemanfaatan limbah dari industri penggergajian kayu berupa serbuk gergaji, saat ini masih terbatas sebagai media penimbun tanah. Bila ditinjau dari kandungan kimiawinya, serbuk gergaji mengandung selulosa, hemiselulosa dan lignin yang cukup tinggi. Untuk meningkatkan nilai ekonomis serbuk gergaji, pada penelitian ini dilakukan proses penjerapan logam berat Cu(II), yang ditemukan sebagai pencemar di perairan sungai Siak, menggunakan adsorbent serbuk gergaji. Sebelum digunakan sebagai penjerap, serbuk gergaji diaktivasi lebih dahulu menggunakan larutan asam acetat dan basa natrium hidroksida. Pengaktifan serbuk gergaji dilakukan dengan mengontakkan 20 gr serbuk gergaji dengan 500 ml larutan NaOH atau CH3COOH di dalam reaktor batch berpengaduk Kondisi aktivasi berupa konsentrasi aktivator, ukuran partikel adsorben dan suhu aktivasi divariasikan, guna mendapatkan kondisi optimum serbuk gergaji teraktivasi, yang akan digunakan sebagai penjerap logam Cu(II). Kondisi optimum aktivasi serbuk gergaji dengan NaOH diperoleh pada suhu kamar, konsentrasi NaOH IM dan ukuran partikel serbuk gergaji 40 mesh. Untuk aktivasi dengan larutan asam acetat kondisi optimum diperoleh pada suhu kamar, konsentrasi asam acetat 5M dan ukuran partikel serbuk gergaji 80 mesh. Proses Adsorpsi menggunakan serbuk gergaji teraktivasi dengan NaOH dan asam acetat dilakukan dengan memvariasikan konsentrasi Cu(II) dan suhu adsorpsi. Konsentrasi adsorbat yang tak terjerap setelah kesetimbangan diamati menggunakan AAS. Daya jerap optimum pada kondisi kesetimbangan (Qe) memberikan hasil terbaik saat adsorpsi dilakukan pada suhu kamar.Item PEMBUATAN KOMPOS DARI SAMPAH SAYURAN : PARAMETER SUHU DAN WAKTU PEMBALIKAN(2013-05-08) Yenie, Elvi; KomalasariKompos adalah hasil dekomposisi parsial atau tidak lengkap, dipercepat secara artifisial dari campuran bahan-bahan oleh mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab dan aerobik. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan temperatur yang baik selama proses pengomposan sampah sayuran, sehingga menghasilkan kompos yang baik dan bermutu. Penelitian ini memvariasikan pembalikan setiap 4 hari sekali, 7 hari sekali dan 10 hari sekali selama 30 hari pengomposan dengan menggunakan orgadec sebagai bioaktivator. Selama proses pengomposan dilakukan pengamatan suhu harian, kadar kelembaban setiap pembalikan, pH awal dan akhir dan rasio C/N awal dan akhir. Pada pembalikan 4 hari sekali diperoleh temperatur tertinggi adalah 41.4oC, pembalikan 7 hari sekali 42.6 oC, dan pembalikan 10 hari sekali 46.6 oC dengan kelembaban akhir masing-masing perlakuan adalah 48.6%, 47.05% dan 46.09%. Kelembaban yang ideal pada proses pengomposan adalah antara 40 – 60% dan nilai rasio C/N yang diperoleh mendekati rasio C/N tanah pada perlakuan pembalikan 7 hari sekali yaitu 20.21, sedangkan rasio C/N tanah berkisar antara 12 – 20:1 C/N.Item Pengaruh Effective Microoganisme (EM-4)Sebagai Bioaktivator Terhadap Kualitas Kompos Berbahan Dasar Limbah Padat Pabrik Minyak Kelapa Sawit(2016-11-30) Yenie, Elvi; Andesgur, IvnainiLimbah padat pabrik minyak kelapa sawit yang paling dominan berasal dari proses pengolahan di dalam pabrik berupa tandan kosong kelapa sawit (TKKS), cangkang, serat, lumpur dan bungkil. Disamping itu, limbah padat yang berasal dari pengolahan limbah cair berupa lumpur aktif dan abu yang berasal dari pembakaran TKKS di insinerator. Bahan baku yang digunakan adalah limbah padat pabrik minyak kelapa sawit seperti lumpur, abu, dan serat kelapa sawit serta sampah organik pasar sebagai penambahan sumber karbon. Tujuan penelitian ini adalahmempelajari pengaruh variasi bioactivator EM-4 sebesar 0,5%, 0,7%, 0,9% dankontrol pada proses pengomposan selama 21 hari terhadapkualitas kompos (N,P,K,Ca,Mg, pH, kadar air, temperatur), dan kompos yang dihasilkan dibandingkan dengan standar kualitas kompos yaitu SNI 19-7030-2004. Adapun hasil yang didapatkan adalah pengaruh penambahan bioaktivator EM4 pada 0,7% memberikan hasil yang terbaik yang ditunjukan dengan kandungan N-total 2,52%,P-total 0,97%, K-total 0,72%, Ca 0,49%, Mg 0,072%, pH 7,5 kadar air 29,67% dan temperatur 25 oC, serta kompos yang dihasilkan memenuhi standar kualitas kompos SNI 19-7030-2004. Pemanfaatan limbah padat pabrik minyak kelapa sawit merupakan salah satu solusi dalam pengendalian pencemaran lingkungan yang berkelanjutanItem Pengelolaan Sampah Kampus Universitas Riau, Panam(2015-07-06) Hafidawati; Yenie, Elvi; Asmura, JekiKegiatan pengelolaan sampah kampus ini rencananya akan dimulai dari sampah yang berasal dari kantin dan akan diperluas sampai semua kegiatan dan semua gedung di UR. Sasaran awal yang ingin dicapai oleh program pengelolaan sampah kampus ini adalah menjadi pusat pengelolaan sampah yang dapat menangani sampah komunitas dan kampus UR secara keseluruhan (kecuali sampah B3). Sasaran berikutnya dengan pengembangan sistem dan sarana-prasarana apabila sasaran awal dianggap berhasil baik, yaitu diharapkan dapat menjadi Pusat Pengolahan Sampah (PPS) yang dapat mengembangkan pelayanannya dengan mengolah sampah yang dihasilkan oleh lingkungan masyarakat sekitar. Untuk mendukung kegiatan ini maka diperlukan suatu kerjasama yang baik dari berbagai pihak yang terkait dengan kegiatan pengelolaan sampah yang diakukan.Item Studi Parameter Suhu,Kadar Air, Dan Ph Terhadap Variasi Tinggi Tumpukan Pada Proses Pengomposan Lumpur Sawit(2018-03-12) Yenie, Elvi; Andesgur, IvnainiThe most dominant palm oil mill effluent comes from processing inside the factory in the form of empty fruit bunches (EFB), shells, fibers, mud and cake. In addition, solid waste derived from the processing of liquid waste in the form of active sludge and ash derived from burning EFB in incinerators. The raw materials used in this research are solid waste of palm oil factories such as mud, ash, and palm fiber and organic waste from market as additional carbon sources. The objective of this study was to learn the profile of temperature, moisture content, and pH during the composting process of palm sludge on variations of stack height 40 cm, 45 cm, and 50 cm of compost raw material. The result is high stack 40 cm peak temperature reach 43,3 oC, stack height 45 cm peak temperature reach 45,3 oC, and height of stack 50 cm peak temperature reached 47,3 oC. Temperature profiles during composting for 21 days show the thermophilic phase of the composting process has been achieved on a variation in compound heights of 45 cm and 50 cm, but at 40 cm heap altitude has not been reached. At the end of composting the measured pH was between 7,2 - 7,5 and in accordance with SNI 19-7030-2004 for 3 variations of compost pile. During the composting process the initial average moisture content ranges from 42.1 to 46.6% while at the end of composting the water content ranges from 39.3-43% for 3 variations of heap of compost raw material.Temperature, pH and humidity parameters during the composting process at 3 variations of compost raw material pile indicate the process works well.