Browsing by Author "Venita, Yunel"
Now showing 1 - 13 of 13
Results Per Page
Sort Options
Item IDENTIFIKASI JAMUR GUDANG PENYIMPANAN BENIH DAN PENGARUHNYA TERHADAP TERNAK UNGGAS YANG MENGKONSUMSI(2014-02-07) Venita, Yuneljamur adalah non vascular, heterotropok, tidak mengandung khlrofil, menghasilkan spora (seksual danaseksual) mempunyai hifa. Hifa jamur pathogen dapat berada pada berbagai lapisan benih, seperti epidermis, endosperem, embrio dan sebagainya.secara umum jamur hidup sebagai saprofit atau parasit pada organisme hidup. Sebagian besar dari penyakit tumbuhan diketahui disebabkan oleh jamur. Kebanyakan penyakit tanaman yang disebabkan oleh jamur dapt ditularkan melalui benih. Dari 100.000 jenis (spesies) jamur lebih dari 8000jenis adalah penyebab penyakit tumbuhan. Jamur dapat bertahan hidup di beberapa beni. Tanah air atau pada bahan organic segar/ mati. Jamur pathogen yang terdapat pada benih yang disimpan sering disebut sebagai “jamur gudang”. Pada saat itu jamur telah berada pada benih yang yang disimpan dan merusak bahan organic benih. Bahan organic yang telah dirusak oleh “jamur gudang” biasanya telah berubah dan mengandung toksin(racun). Toksin yang berada pada benih yang disimpan berbahaya bagi makhluk hidup yang mengkonsumsi, baik manusia maupun hewan yang mengkonsumsi, termasuk ternak unggas. Kebanyakan ternak unggas mengkonsumsi benih yang telah disimpan lama. Apabila ternak unggas mengkonsumsi benih yang mengandung toksin yang dihasilkan oleh jamur pathogen dapat menyebabkan ternak spergillius sp dan pennicillium sp. Penelitian dilakukan terhadap benih ikan:padi, kedelai, jagung dan kacang tanah yang disimpan selama 6 bulan sampai 2 tahun yang sampelnya di ambil pada tempat penyimpanan benih.Item IDENTIFIKASI PENYAKIT KELAPA SAWIT (ELAEISGUINEENSIS JACQ) DAN TINGKAT SERANGANNYA DI KECAMATAN TAPUNG KABUPATEN KAMPAR(2014-02-25) Elfina S, Yetti; Venita, Yunel; Ali, MuhammadKabupaten Kampar merupakan Kabupaten yang memiliki perkebunan sawit rakyat terluas di Provinsi Riau yaitu seluas 148.077 ha atau 17,75 oA dari luas total kebun sawit rakyat di Provinsi Riau seluas 834.368 ha (Dinas Perkebunan Provinsi Riau, 2009), perkebunan sawit yang ada di Kabupaten Kampar sebagian besar berada di Kecamatan Tapung. Penurunan hasil panen tandan buah segar kelapa sawit terjadi sepanjang waktu terakhir khususnya di perkebunan sawit rakyat yang ada di Kecamatan Tapung, penurunan ini disinyalir akibat kerentanan tanaman terhadap penyakit dan varietas dari tanaman yang tidak bagus. Awal dari suksesnya penanaman kelapa sawit ditentukan pada bibit yang ditanam, pembibitan yang diusahakan oleh rakyat yang ada di Kecamatan Tapung rata-rata telah banyak terserang penyakit bercak daun yang disebabkan oleh jamur dan adJjuga karena kekurangan unsur hara. Para petani yang mengusahakan pembibitan telapa sawit yang ada di Kecamatan Tapung kebanyakan tidak mengerti tentang kultur teknis secara benar dalam hat pembibitan dan dalam hal pengendalikan penyakit yang menyerang bibit- Tujuan dari penelitian adalah unhrk mengetahui jenis penyakit yang menyerang, penyebab penyakit dan tingkat serangannya pada pembibitan utama kelapa sawit di Kecamatan Tapung kabupaten Kampar. Penelitian ini menggrurakan metoda survey lapangan di lahan pembibitan utama kelapa sawit milik rakyat yang ada di Kecamatan Tapung. Penentuan daerah(desa) sampel dengan tekntk purposive sampling. Daerah sampel yaag dipilih adalah Petapahan laya, Karya lndah dan Bencah kelubi daerah ini merupakan desa yang memiliki areal pembibitan kelapa sawit di Kecamatan Tapung. Masing-masing desa dipilih 5 petak sampel yang berukuran 15 meter x 15 meter. Tiap petak sampel diambil 5 tanaman sebagai sampel yang diambil secara acak. Pada masing-masing tanaman sampel dilakukan pengamatan penyakit yang menyerang dan tingkat keruskannya. tingkat kerusakan tanaman dihitung dengan metode Natawigena (1993), data jenis dan gejala masing-masing penyakit, karakteristik patogen penyebab penyakit dianalisis secara statistik deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel dan gambar. Hasil penelitian menunjukan bahwa kebanyakan pembibitan utama kelapa sawit yang ada di kecamatan tapung terserang penyakit bercak daun yang disebabkan oleh jamur Culvularia sp., jamur Cercospora sp. dan jamar pestalotia sp.penelitian juga menemukan banyaknya bibit yang tidak dapat tumbuh normal akibat kekurangan unsur hara penting yaitu NitrogenItem IDENTIFIKAST DAN KARAKTERISASI JAMUR PENYEBAB REBAH KECAMBAH “PRE EMERGENCE DAMPING OF ” PADA PEMBIBITAN AWAL KELAPA SAWIT, JALAN TUANKU TAMBUSAI UJUNG, PEKANBARU(2014-02-07) Venita, YunelKelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq)merupakan salah satu tanaman produktd daerah tropis yang cukup berkembang di Indonesia. Propinsi Riau merupakan daerah yang sangat potensial dalom pengembangan tanaman kelapa sawit karena didukwzg oleh topografi taruah yang cenderung rata dan beriklim basah. Hal ini dapat dilihat dari luas m'eal perkebtman kelapa satvit yang terus meningkat. Kelapa sawit merupakan salah satu sumber daya alam yang menjanjikan, karena penggunaannya yang sangat kontpleks sehingga bernilai ekonomis tinggi. Keadaan ini menyebabkon pertambahan areal perkebtman kelapa sawit terus mengalami peninglmtan secara signifikan dari tahun ke tahun terutama di daerah Riau, baik yang dikelola langsung oleh pemerintalt, pihak swasta maupun masyarakat. Bagi Indonesia, tanantan kelapa sawit memiliki arti penting bagi pembangtman perkebunan nasional. Selain mampu menciptakan kesempatan kerja yang mengarah pada kesejahteraan masyarakat, juga sebagai sumber perolehan devisa negara. Kelapa sawit termasuk produk yang banyak diminati oleh investor knrena memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Banyak para investor ycnzg menginvestasikcn modalnya untuk membangun perkebzman dan pabrik pengolahan kelapa sswit. Metode penelitian adalah berupa st.{rney ke lapangan da:z kelnudian melakukan analysis deskriptif. Sampel tanaman yang terserang penyakit tanaman diambil, kemudion di periksa dan dibiakkan dilaboratorium penyakit tumbuhon Fakultas Pertrmian Universitas Riau. Penelitian berlangsung selama 6 bulon, dari bulan Maret 2009 sampai Desember 2009. Dari hasil peruelitiafi, ternyata ditemukan j jenis patogen penyebab penyakit pre enxergence damping offpada tanaman kelapa sawit yaitu Furasium sp, Pythium sp, Phoma sp.Item KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI DENGAN MENANAM KARET,KELAPA SAWIT, DAN SAGU DL KABUPATEN KAMPAR DAN SIAK YANG MENDUKUNG PENGEMBANGAN PERTANIAN BERKELANJUTAN(2014-02-07) Venita, YunelPerkembangan Teknologi dan alih fungsi lahan dari hutan menjadi lahan pertanian,yang c menyebabkan keusakan lahan. Khusus pada Daerah Aliran Sungai , curah hujan tinggi r menyebabkan bencana longsor dan banjir dan fadangkala bencana banjir menyebabkan kega produksi pertanian tanaman pangan dan hortikultura serta banjir sampai ke daerah pemukiman p Bencana banjir dan longsor disamping menimbulkan bencana kelaparan, kemiskinan iuga menyel petani menjadi stress mental karena merasa gagal mengelola lahan pertanian. Keadaan seperti ini diselamatkan dan ada kebijakan yng dapat menyelamatkan alam dan lingkungan. Kelestarian alar lingkungan harus dipertahankan, baik sekarang maupun untuk jangka waktu yang panjang dr melakukan tindakan konservasi alam,lahan dan lingkungan. Daerah Aliran Sungai pada umurnnya mempunyai topografi lahan yang tidak rata dan memp kemasaman tanah yang relatif rendah. Pada saat curah hujan tinggi permukaan air tanah naik dat musim kemarau permukaan air susut. Tanaman perkebunan yang cocok ditanam diareal ini a kelapa sawit, karet. Sedangkan tanaman pangan yang cukup tahan pada saat banjir adalah tan sagu.Item MANFAAT PENGENDALIAN GULMA PAKIS-PAKISAN PADA TANAMAN KELAPA SAWIT YANG BELUM MENGHASILKAN BAGI LINGKUNGAN DAN MENDUKUNG PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN DI PROVINSI RIAU(2016-07-13) Venita, YunelIn Riau Province is determined at plant population Elaeis guineensis, the greatly effect quality and quantity of plant produced. The return producted of pest by Pakis-pakistan at Elaeis guineensis. How about eviromental studi to pest management ? the best result on the grouth and production crop Elaeis guineensis.Item PEMANFAATAN ALANG-ALANG SEBAGAI BAHAN DASAR BIOFUNGISIDA DENGAN PERLAKUAN BERBAGAI LAMA PENYIMPANAN UNTUK MENGENDALIKAN JAMUR GANODERMA BONINENSE PAT SECARA IN VITRO(2014-04-14) Elfina S, Yetti; Ariani, Erlida; Venita, Yunel; Marvihayani, RiaPenyakit busuk pangkal batang disebabkan jamur Ganoderma boninense menjadi masalah utama perkebunan kelapa sawit di Indonesia. pengendalian yang banyak dilakukan terhadap penyakit ini yaitu menggunakan fgngisida kimia sintetik. Penggunaan fungisida kimia sintetik yung tidak Luput dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. oleh karena itu, pengendalian hayati dengan menggunakan Trichoderma pseudokoningii dapat menjadi alternatif pengendalian yang lebih ramah Iingkungan. Aplikasi Trichoderma sp di lapangan umumnya masih dalam bentuk substrat dan kompos, cara ini dirasa kurang praktis, sehingga agens hayati Trichoderma pseudokoningii tersebut perlu diformulasi bahan organic yang berasal dari alang-alang dapat digunakan sebagai sumber nutrisi. Bahai organic pencampur. Keefektifan suatu formulasi biofungisida dipengaruhi oleh lama penyimpanan yang mana semakin lama waktu penyimpanan suatu formulasi biofungisida maka akan semakin turun viabilitas hidup agensia Trichoderma pseudokoningii. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama penyimpanan formulasi biofungisida yang mengandung alang-alang dengan bahan- aktif Trichoderma pseudokoningii terhadap jamur banoderma- boninense pat secara in vitro. Perlakuan yang diberikan adalah lama waktu penyimpanan formulasi biofungisida yang berbahan aktif T pseudokoningii pada sumber nutrisi alang-alang yang dicampurkan dengan bahan pembawa (kaolin) dan bahan pencampur tepung tapioka dengan perbandingan 2:1 yaitu p1= 0 minggu, p2= 2minggu, P3: minggu, p4= 6 minggu, dan p5= 8minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama penyimpanan 4 minggu merupakan penyimpanan yang terbaik biofungisida dengan bahan organik alang-alang. Penuruanan daya hambat dari T pseudokoningii dalam formulasi biofungisida terjadi setelah penyimpanan 4 mingguItem Pengaruh Bokashi dan Pupuk Nitrogen Dalam Meningkatkan Kualitas Bibit Cabe Merah Di Pembibitan(2013-01-04) Venita, Yunel; ArmainiBokashi didapat dengan metode pengomposan bahan organik berupa daun-daun tumbuhan hasil pemangkasan yang dicincang (dipotong kecil), dicampur dengan tanah dan pupuk kandang, serta diberi effective microorganisme -4 (EM-4) yang merupakan bahan organik dengan cara sederhana dan mudah menjadi kompos. Bokashi merupakan bahan-bahan organik yang difermentasi dengan EM-4 seperti bakteri fotosintetik, bakteri asam laktat, ragi, actinomycetes dan jamur fermentasi. Bokashi dapat memperbaiki kesuburan tanah karena mengandung unsur hara (nitrogen, fosfor, kalium, Ca, Mg), meningkatkan kapasitas takar kation, meningkatkan pH pada tanah masam. Umumnya tanaman hortikultura, salah satu di antaranya adalah tananian cabe membutuhkan unsur hara makro dan mikro yang lebih banyak dibandingkan tanaman pangan. Unsur Nitrogen yang terkandung di dalam pupuk urea dapat menambah kesuburan tanah, membantu pertumbuhan tanaman pada fase pertumbuhan vegetatif.Item Penggunaan Formulasi Biofungisida dan Pestisida Nabati menggunakan Bahan Lokal untuk Mengendalikan Penyakit Tanaman(2015-04-22) Elfina S, Yetti; Ali, Muhammad; Venita, YunelJamur Trichoderma harzianum Rifai. dapat digunakan untuk mengendalikan jamur Ganoderma boninense Pat, penyebab penyakit busuk pangkal batang pada kelapa sawit. Aplikasi T. harzianum di lapangan umumnya masih dalam bentuk substrat dan kompos. Cara ini dirasa kurang praktis, sehingga agens hayati T. harzianum tersebut perlu diformulasi. Formulasi biofungisida terdiri dari bahan aktif, bahan makanan (sumber nutrisi), bahan pembawa dan bahan pencampur. Bahan organik seperti pelepah daun kelapa sawit, ampas tebu, jerami padi, sekam padi, enceng gondok dan azolla dapat digunakan sebagai sumber nutrisi bagi T. harzianum. Bahan pembawa yang digunakan yaitu kaolin dan pencampur adalah tepung tapioka . Penelitian ini bertujuan : 1) untuk mengetahui pengaruh penggunaan beberapa bahan organik dalam formulasi biofungisida yang berbahan aktif T. harzianum untuk mengendalikan/menghambat G. boninense secara in vitro 2) untuk mendapatkan bahan organik sebagai sumber nutrisi dalam formulasi biofungisida yang paling mendukung pertumbuhan dan daya hambat T. harzianum terhadap jamur G. boninense secara in vitro. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari 6 perlakuan yakni tepung pelepah daun kelapa sawit, ampas tebu, jerami padi, sekam padi, enceng gondok dan azolla dan 3 ulangan. Data yang diperoleh dari pengamatan dianalisis secara statistik dengan menggunakan sidik ragam, dilanjutkan dengan Duncan’s New Multiple Range Test 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : formulasi biofungisida T. harzianum yang mengandung bahan organik pelepah kelapa sawit, azolla dan ampas tebu mempunyai potensi yang lebih baik untuk mengendalikan jamur G. boninene secara in vitro dan daya hambat jamur T. harzianum terhadap jamur G. boninense tertinggi terdapat pada formulasi biofungisida yang mengandung bahan organik pelepah kelapa sawit yakni 63,86 %.Item Penggunaan Trichoderma Lokal Riau Dalam Kompos Jerami Padi Sebagai Biofungisida Untuk Mengendalikan Penyakit Busuk Pelepah Padi(2016-03-02) Elfina S, Yetti; Rustam; Venita, Yunel; Efendi, Jefri; Ayub, MuhammadPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan kemampuan Trichoderma spp lokal Riau dalam kompos jerami padi untuk miengendalikan penyakit busuk pelepah pada padi. Penelitian terdiri dari 2 tahap, yakni tahap 1 : Uji Potensi Beberapa Isolat Trichoderma lokal Riau Secara in Vitro. Tahap 2 : Penggunaan isolat Trichoderma spp lokal Riau secara in Planta. Penelitian tahap 1 merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan rancangan acak lengkap dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan pada penelitian tahap 1 ini adalah uji isolat Trichoderma spp lokal Riau dan tanpa Trichoderma sp) terhadap Rizoctonia solani penyebab busuk pelepah pada padi. I0 = Tanpa isolate Trichoderma, T1 = iosolat T. pseudokoningii. T2 = isolate T. harzianum. T3 = isoalat T. koningii. T4 = isolate T.viride Perlakuan pada penelitian tahap 2 adalah Penggunaan isolat Trichoderma spp dalam kompos jerami padi untuk mengendalikan penyakit busuk pelepah pada padi. : T0 = Tanpa Trichoderma dalam kompos, T1 = kompos dengan T. pseudokoningii. T2 = kompos dengan T. harzianum. T3 = kompos dengan T. koningii. T4 = kompos dengan T.viride. Data yang diperoleh pada pengujian ini dianalisis dengan sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji lanjut DNMRT pada taraf nyata 5 %. Hasil penelitian menunjukkan : 1) Penggunaan T. pseudokoningii dan T. harzianum dalam kompos jerami padi mempunyai kecenderungan menekan intensitas serangan penyakit busuk pelepah yang lebih baik dibandingkan kompos yang mengandung Trichoderma sp. lainnya pada padi muda umur 6 minggu. 2). Penggunaan kompos jerami padi yang mengandung Trichoderma spp tidak mampu mengendalikan penyakit busuk pelepah padi sampai satu minggu sebelum panen (tanaman berumur 128 hari).Item Penggunaan Trichokompos Jerami Padi Dengan Berbagai Stater Trichoderma sp Untuk Mengendalikan Penyakit Busuk Pelepah Dan Blas Pada Padi Sawah(2013-07-06) Efendi, Jefri; Elfina S, Yetti; Venita, YunelThis research is part of a study entitled “The Use of Local Trichoderma Biological Agents of Riau as Biofertilizer and Biopestisides in PHT to Control the Disease and Increase Rice Production“. The objective of this research to determine the effect and the ability of rice straw trichocompost with various stater of Trichoderma spp to control stem rot disease and blast disease in rice (Oryza sativa L.). This study was conducted consisting of laboratory and field experiments from July until December 2011. Experimental study was conducted using completely randomized design with 5 treatments and 3 replications. Each experimental unit consisted of four plants grown in a pot. The treatments were application of trichocompost with various stater Tricoderma spp to control stem rot disease and blast disease in rice include: T0=Without trichocompost, T1=Trichocompost pseudokoningii, T2=Trichocompost harzianum, T3=Trichocompost koningii, and T4=Trichocompost viride. The data is analyzed by using the Analysis of Variance (ANNOVA) and Duncan’s New Multiple Range Test (DNMRT) at level 5%. The results showed that the use of trichocompost started by Trichoderma spp not able to control stem rot disease in rice . Using the trichocompost pseudokoningii and trichocompost harzianum tend to be better in slowing the incubation period and reduce the attacks intensity of blast disease on rice in comparison with the use of trichocompost koningii, trichocompost viride and without giving trichocompost.Item Uji Beberapa Konsentrasi Ekstrak Buah Mengkudu (Morinda citrifolia l.) Terhadap Jamur Patogen Tular Benih Cabai (Capsicum annuum l.) Dan Pengaruhnya Terhadap Daya Kecambah Benih(2013-01-23) Riki, Ahmad; Ali, Muhammad; Venita, YunelThe objective of this research is to observe the ability of some concentrations of fruit extract of noni in controlling seed borne fungal pathogens on red chili seeds to seed germination. The study has been conducted at the Laboratory of Plant Disease, Plant Breeding of Agriculture Faculty, Organic Laboratory of Mathematics and Sciences Faculty University of Riau from March to September 2012. The research was designed in Completed Random Design consisting of four treatments and five replications. The treatment were; without fruit extract of noni (M0), 10% concentration of fruit extract (M1), 20% concentration of fruit extract (M2), 30% concentration of fruit extract (M3). The parameters observed was percentage growth inhibition of fungus seed borne, percentage infection of fungi on seeds, percentage of seed germination on stencil paper and on topsoil. The data is analyzed by using the Analysis of Variance (ANOVA) and Duncan’s New Multiple Range Test (DNMRT) at level 5%. The result indicated that the application of fruit extract of noni depended on the applied of concentration, the higher the applied concentration, the more depressive on the seed borne fungus. The highest extract concentration (30%) gave the highest controlling effect on growth of seed borne fungal pathogens colony and the lower percentage of seed borne fungal pathogens infection, the highest controlling effect on percentage of chili seeds germination on stencil paper the application of concentration of fruit extract of noni wasn’t able to increase the percentage of chili seeds germination on topsoil.Item Uji Antagonis Trichoderma pseudokoningii rifai Dalam Formulasi Biofungisida Yang Mengandung Alang-Alang Dengan Lama Penyimpanan Yang Berbeda Terhadap Jamur Ganoderma boninense Pat Secara In Vitro(2013-02-21) Marvihayani, Ria; Elfina S, Yetti; Venita, YunelStem rot of oil palm is caused by the fungus Ganoderma boninense it is an important thing that must be considered in the cultivation of crops. Farmers Disease control by synthetic fungicides which use regulary but often has a negative impact. Alternative control that can be used that formulation biofungisida. The formulation consists of the active ingredient, food ingredients, mixing materials and carrier materials. Raw foods can be used is the leaves of weeds, carriers can take advantage of kaolin and mixing materials can utilize starch. Biofungisida formulation retention is an important thing to consider because it will affect the antagonistic power of Trichoderma pseudokongii. This study aimed to test the antagonist T. pseudokoningii Rifai in biofungisida formulation containing reeds with different storage time of on fungus G. boninense in vitro and get the best. The experiment was conducted at the Laboratory of Plant Pathology Faculty of Agriculture, University of Riau. The experiment was conducted for 3 months from September to November 2012. Culture of T. pseudokoningii used obtained from fungal culture collection which contained in the Plant Pathology Laboratory of the Faculty of Agriculture, University of Riau. Biofungisida formulation used in the form of flour and stored for 0, 2, 4, 6 and 8 weeks. Storage duration of 4 weeks is the best storage biofungisida formulation which is containing reeds with active ingredients T. pseudokoningii. Inhibition of T. pseudokongii biofungisida in the formulation of the fungus G. boninense very fast at storage time of 4 weeks.Item Uji Antagonis Trichoderma pseudokoningii Rifai Dalam Formulasi Biofungisida Yang Mengandung Beberapa Bahan Organik Terhadap Jamur Ganoderma boninense Pat Secara In Vitro(2013-02-21) Andriani, Desta; Elfina S, Yetti; Venita, YunelStem rot disease is caused by the fungus Ganoderma boninense which can be main problem of holticulture oil palm in Indonesia. To control stem rot disease still use synthetic chemical fungicides. Biological control by using Trichoderma pseudokoningii can inhibit the growth of fungus G. boninense. The use of Trichoderma sp in the form of the substrate is less practical and efficien in factt, so that biological agens are formulated. Trichoderma sp require organic matter for food, the composition of the organic matter contained in the minimal cellulose. Palm midrib, rice husk, bagasse, rice straw and reeds, the carrier kaolin, tapioca starch used as a mix. To test the viability of storage T. pseudokoningii done. This study aimed to test the antagonist of T. pseudokoningii in the formulation of biofungisida are containing some organic materials as food on growth and development of the fungus G. boninense in vitro and got the exact formulation after storage. The experiment was conducted at the Phytopathology Laboratory of the Faculty of Agriculture, University Riau. The results showed that T. pseudokoningii in formulation of biofungisida which are containing some organic material as a food ingredient for T. pseudokoningii can increase growth and development of the fungus T. pseudokoningii so it can inhibit the growth and development of the fungus G. boninense. The highest ability antogonist of fungus T. pseudokoningii is in 36,25% containing organic palm midrib which saved for 4 weeks