Browsing by Author "Tarumun, Suardi"
Now showing 1 - 8 of 8
Results Per Page
Sort Options
Item Analisis Usaha Karet Esk Pola Tcsdp Di Kecamatan Kampar Kiri Tengah Kabupaten Kampar(2017-07-08) Edwina, Susy; Eliza; Khaswarina, Shorea; Tarumun, Suardi; Maharani, Evy; Tety, Ermi; Yusmini; Edwina, SusySektor pertanian yang potensial dikembangkan di Indonesia salah satunya adalah sub sektor perkebunan. Pengembangan sub sektor perkebunan khususnya karet telah memberikan dampak positif terhadap perekonomian Indonesia, baik dari segi kontribusinya terhadap pendapatan negara maupun penyerapan tenaga kerja disektor industri. Selain itu juga disebabkan oleh kondisi geografis wilayah Indonesia yang sesuai untuk pengembangan perkebunan karet. Prospek yang cerah dalam perkebunan karet mendorong pemerintah Indonesia untuk terus mengembangkan areal setiap tahunnya. Atas dasar tersebut potensi perekonomian daerah dapat memberikan peningkatan pendapatan bagi masyarakat terutama petani. Dalam pengolahan usahatani, petani mengupayakan agar hal yang diperoleh secara ekonomis menguntungkan, dimana biaya yang dikeluarkan dapat menghasilkan produksi maksimal sehingga pada akhirnya pendapatan petani akan meningkat, dan dengan meningkatnya pendapatan maka secara otomatis tingkat kesejahteraan petani tersebut akan meningkat. Sektor pertanian memegang peranan penting dalam kehidupan bangsa Indonesia karena sektor pertanian mampu menyediakan lapangan kerja, menyediakan pangan dan dapat menyumbangkan devisa kepada negarItem Contribution Of Farming Sustainable Food House Area (Krpl) On Household Economics In Pekanbaru City(2017-12-06) Eliza, Eliza; Tarumun, Suardi; Dewi, Novia; Syaifullah, MuhammadSustainable food house areais an area consisting of a set of sustainable food house to encourage increased use of yard as a source of family food and also increase food consumption and increase the role of women’s household based on additional income. The purpose of this research (1) to analyze the income of farming Sustainable Food House Area(KRPL), (2) to analyze the income of farmer household of Sustainable Food House Area (KRPL), (3) farmer income contribution of KRPL to farmer household economiy of KRPL in Pekanbaru City. The research used survey method, sampling with disproportional random sampling, the number of samples was 62 samples of KRPL member. The results obtained average farming income of KRPL is Rp 140.089 / month, average household income of farmer KRPL is Rp 3.142.669 / month, consist of husband income Rp 2.210.484, wife income Rp 666.935, and other income Rp 125.161, farmer income contribution of KRPL program to household income is 4.46%.Item Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan/Agribisnis/ Pertanian(2017-06-08) Edwina, Susy; Eliza; Khaswarina, Shorea; Yusmini; Tarumun, Suardi; Tety, Ermi; Maharani, EvyKaret merupakan salah satu komoditi hasil perkebunan yang mempunyai peran yang cukup penting dalam kegiatan perekonomian Indonesia dan menjadi salah satu komoditi ekspor unggulan Indonesia dalam menghasilkan devisa negara diluar minyak dan gas. Indonesia merupakan negara dengan kebun karet terbesar di dunia mengungguli produsen utama lainnya yaitu Thailand dan Malaysia. Meskipun demikian produksi karet Thailand per tahun lebih besar dibandingkan dengan hasil produksi karet Indonesian (Riau terkini, 2014) Pengembangan sub sektor perkebunan karet di Provinsi Riau menunjukkan trend yang semakin meningkat. Pada tahun 2013 luas perkebunan karet di Riau mencapai 500.949 ha dengan hasil produksi 350.476 ton.Keberhasilan subsektor perkebunan tidak lepas dari faktor sumber daya manusia sebagai pelaku utama dan sekaligus sebagai wahana dalam kegiatan pengembangan dan berperan besar dalam meningkatkan pendapatan (BPS Provinsi Riau,2013).Item Kajian Kelembagaan Dan Peran Penyuluhan Pada Petani Kelapa Sawit Pola Swadaya Di Provinsi Riau(2017-11-27) Rosnita, Rosnita; Tarumun, Suardi; Yulida, Roza; Arifudin, ArifudinPembangunan pertanian di Provinsi Riau didominasi oleh sektor perkebunan dengan komoditi utama Kelapa sawit dan Karet. Banyak faktor yang menentukan keberhasilanriya seperti keberadaan petani, kelembagaan penyuluhan dan peran penyuluhan sesuai dengan UU No.16 Tahun 2006 (SP3K). UU No.32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah menimbulkan permasalahan dalam implementasi UU SP3K tersebut karena kebijakan yang berbeda antar daerah di Provinsi Riau. Penelitian yang bertujuan (1) mengkaji kelembagaan penyuluhan dan (2) menganalisis peran penyuluhan pada petani kelapa sawit di Provinsi Riau. Penelitian dilakukan dari Januari sampai April 2015 dengan metoda survey di dua kabupaten (Kecamatan Kubu di Rokan Hilir dan Kecamatan Langgaam di Kabupaten Pelalawan). Pengambilan sampel secara sensus terhadap 13 orang penyuluh dan 120 orang petani kelapa sawit secara random di dua kecamatan. Analisis kelembagaan dilakukan secara deskriptif berdasarkan informasi dari key informan. Analisis peran penyuluhan menurut Mardikanto (2009) menggunakan skala likert. Hasil penelitian menggambarkan bahwa, kedua kabupaten berbeda dalam menerapkan UU No.16 Tahun 2006 (SP3K) dimana penyuluh di Kabupaten Pelalawan sudah mengimplementasikan undang-undang dengan membentuk BP3K dan penyuluh yang polivalen dan sebaliknya untuk Kabupaten Rokan Hilir. Peran penyuluhan yang dijalankan oleh penyuluh masih "sangat kurang berperan" di Kabupaten Rokan Hilir dan "kurang berperan" di Kabupaten Pelalawan dalam membina petani sawit swadaya di Riau,Item Peran Penyuluhan Dalam Budidaya Kelapa Sawit Petani Swadaya Di Provinsi Riau(2017-11-27) Rosnita, Rosnita; Yulida, Roza; Arifudin, Arifudin; Tarumun, SuardiPalm oil is an Important commodity in Riau Province, where its private company plantation production is bigger than state company and independent smallholder farmers (Riau Plantation Statistics, 2012). Production of oil palm by independent smallholder farmers is 16 tons per hectare, which is supposed to reach 30 tons/ha/year (Kiswanto dan Wijayanto, 2008} It could be argued that the role of extension in oilpalm plantations, especially the smallhoders becomes very important especially ifit is associated with the issue of the Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO). It requires farmers improve oil palm plantations. The role of extension: education; dissemination; facilitation; consultation; supervision; and monitoring and evaluation are expected to empower the farmers. Research on 180 independent smallholder farmers scattered in three districts in Riau (Kampar; Rokan Hulu and Indragiri Hulu), conducted by a diproposionate random sampling method aims to examine the role of extension. The results, that was using Likert Scale's Summated Rating (SLR}, illustrates that the extension has been running in providing education and consultation for farmers, but it just enough in dissemination, facilitation, and monitoring and evaluation. It is recommended that the extension should increase its role in the dissemination ofprices ofinputs and its production, facilitating complaints offarmers, realizing the partnership and market access (marketing mix), the ability of farming techniques, monitoring and evaluation ofthe technology innovation, and also both technical and financialperformance offarmersItem PROSPEK PEMBANGUNAN INDUSTRI MINYAK GORENG DI DEARAH RIAU(2013-04-24) Syahza, Almasdi; Tarumun, SuardiDi Indonesia produsen terbesar minyak kelapa sawit adalah Sumatera Utara kemudian diikuti oleh Riau. Tahun 2000 di Riau luas lahan kelapa sawit 956.046 Ha, diprediksi akan menghasilkan TBS lebih dari 19 juta ton per tahun dan 4,1 juta ton CPO per tahun. Industri hilir produk ini sangat potensial untuk dikembangkan. Prospek pengembangan industri minyak goreng dianalisis dengan metode SWOT. Dari Analisis SWOT, industri minyak goreng memiliki peluang yang cukup besar untuk dikembangkan. Konsumsi minyak goreng di Riau sebesar 43,627 ton per tahun, atau 3,635.6 ton per bulan. Sebesar 2,908.5 ton dikonsumsi oleh masyarakat menengah kebawah. Pada tahun 2005 diperkirakan konsumsi minyak goreng di Riau sebesar 48,493 ton per tahun. Produksi TBS tidak seimbang dengan PKS yang ada, untuk itu diperlukan tambahan PKS dengan kapasitas 1.792 ton/jam atau 60 unit PKS dengan kapasitas 30 ton/jam. Seiring dengan PKS perlu juga pembangunan industri hilir (pabrik minyak goreng sawit) di Daerah Riau dengan kapasitas 1,5 ton per jam sebanyak 7 unit.Item The Role of Extension Towards Empowering Independent Smallholder Farmers of Oil Palm Plantation in Riau Province, Indonesia(2015-01-27) Rosnita; Arifudin; Yulida, Roza; Tarumun, SuardiThe objective of the study is to know the influence of extension's role toward empowerment of independent smallholder farmers of oil palm. This study was used explanation's research, whereas 180 independent smallholder farmers of oil palm were taken as repondents by disproposionate stratified random sampling in three districts in Riau Province, Indonesia: Kampar, Rokan Hulu, and lndragiri Hilir. Stuructural Equation Modelling was used to analyze the data. The results showed that the empowerment of farmers significantly influenced by the role of dissemination, facilitation, supervision, and monitoring and evaluation, while the education's role does not affect to the empowerment of farmers. Therefore, the role of extension education needs to be improved through knowledge transfer of extension.Item The Role of Extension Towards Empowering Independent Smallholder Farmers of Oil Palm Plantation in Riau Province, Indonesia(2016-11-14) Rosnita; Arifudin; Yulida, Roza; Tarumun, SuardiThe objective of the study is to know the influence of extension’s role toward empowerment of independent smallholder farmers of oil palm. This study was used explanation’s research, whereas 180 independent smallholder farmers of oil palm were taken as repondents by disproposionate stratified random sampling in three districts in Riau Province, Indonesia: Kampar, Rokan Hulu, and Indragiri Hilir. Stuructural Equation Modelling was used to analyze the data. The results showed that the empowerment of farmers significantly influenced by the role of dissemination, facilitation, supervision, and monitoring and evaluation, while the education’s role does not affect to the empowerment of farmers. Therefore, the role of extension education needs to be improved through knowledge transfer of extension