Browsing by Author "Sulistyo Rini, Ari"
Now showing 1 - 5 of 5
Results Per Page
Sort Options
Item HJBAH KOMPETITIF PENELITiAN KERJASAMA INTERNASIONAL DALAM RANGKA PUBLIKASI INTERNASIONAL BATCH II TAHUN KE-1 (2009)(2013-02-20) Sulistyo Rini, Ari; Defrianto; Umar, Lazuardi; Erwin; Abu Thalib, Ibrahim; KamisahInformasi mengenai sifat sifat fisis tanah seperti faktor kelembaban memegang peranan penting dalam penggunaan lahan pertanian yang berhubungan dengan produksl tanaman pangan, disamping berfungsi sebagai reservoir air dan sumber nutrisi bagi manusia. Pengamatan sifat-sifat dari tanah pertanian secara tradisional dengan mempergunakan database lahan yang tersedia dipandang terlalu umum untuk menentukan tingkat kelembaban tanah pada lahan pertanian tertentu. Untuk itu diperlukan suatu bentuk sensor yang handal dan mampu untuk mengukur berbagai sifat fisis dari tanah tersebut secara real time. Saat ini telah terdapat berbagai tipe sensor soil moisture di pasaran seperti metode konduktivitas, tensiometer atau metode dielektrik dalam daerah frekuensi atau waktu. Namun sensor ini mempunyai kelemahan antara lain harga yang relatif mahal. respon waktu lambat, memerlukan biaya perawatan, tingkat akurasi rendah serta faktor reproduksibilitas yang tidak memuaskan. Problem utama dari beberapa sensor adalah jenis tanah yang mempengaruhi hasll pengukuran. Pada penelitian ini dikembangkan lebih lanjut sensor kelembaban tanah dengan algoritma deteksi neural network. Sensor impedansi dengan elektroda ganda dikarakterisasi dengan mempergunakan 181260 pada frekuensi 1Hz-30Mhz dan amplitude Veksitasi = 10mVac. Untuk memperoleh tingkat kelembaban dipergunakan spektroskopi impedansi melalui pemodelan pada berbagai frekuensi dimana variasi tanah Entisol, Ultisol, Inseptisol, Andisol dan Clay diberi kelembaban terdefinisi dari 0w= 10-40%. Hasil pengukuran impedansi analyser memperlihatkan bahwa faktor real 'Z' (G) dan imajiner "Z" (B) dari sensor dipengamhi oleh jenis tanah yang dikarakterisasi. Untuk mereduksi faktor pengaruh tanah maka dipergunakan algoritma neural network sehingga pengukuran kelembaban tanah dapat diiakukan pada berbagai tipe tanah tanpa masalah.Item PENGEMBANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM PERINGATAN DINI UNTUK MENDETEKSi KETINGGIAN PERMUKAAN AIR SUNGAI BERBASIS SENSOR KAPASITIF(2013-02-21) Umar, Lazuardi; Defrianto; Sulistyo Rini, AriPada penelitian ini dikembangkan sensor kapasitif yang terbuat dari silinder logam untuk mendeteksi ketinggian permukaan air sungai. Sensor terbuat dari silinder logam tembaga tipe IC:00179H-2005/l, stainless stell filtube tipe BS4127- ALSI304 dengan diameter 15-25mm dan panjang bervariasi dari 400-700mm, yang dipergunakan sebagai elektroda terluar dari sensor. Sebagai elektroda dalam (inner electrode) dipergunakan kawat tembaga dengan diameter 0,52 - 3.0mm yang terisolasi oleh lapisan isolasi PTFE 0,15mm. Pada pengukuran sonde sensor terbuat dari stainless steel dengan panjang 650 mm dengan diameter 25mm diperoleh hasil kapasitansi awal sebesar 52,81 pF dl udara dan 60,4pF di dalam air dengan sensitivitas sebesar 0,283pF/mm ketinggian air. Untuk mengubah ketinggian muka air ke besaran kapasitansi elektris maka dipergunakan metode konversi dari kapasitansi ke tegangan. Dari hasil pengukuran menghasilkan perubahan tegangan secara linier dari 0.75 - 5.15 V untuk perubahan ketinggian sampai dengan 550mm. Untuk menampilkan hasil pengukuran maka data dikirim mempergunakan rangkaian radio frekuensi (RF) yang terhubung ke mikrokontroler MSP430 single board fast controller yang dilengkapi 6 kanal input sebagai pemancar dengan frekuensi 433MHz. Modul RF Modem memungkinkan mengakuisisi data mempergunakan PC melalui serial bus RS232. Pada program sistem pemantauan banjir ini dibuat fasilitas untuk menentukan status keadaan banjir secara otomatis, dimana jika ketinggian air kurang dari 1,5 m maka statusnya adalah normal dan lampu yang dinyalakannya adalah lampu hijau. Ketika ketinggian permukaan air telah lebih dari 1,5 m namun masih kurang dari 2 m maka status secara otomatis ditingkatkan menjadi waspada, dan warna lampu yang dinyalakan adalah warna kuning. Status keadaan menjadi siaga ketika permukaan air lebih dari 2 m, lampu yang dinyalakan adalah lampu merah kemudian program akan menjalankan secara terus menerus file bunyi sirene. Dari hasil penelitian terlihat bahwa telah dapat dirancang suatu sensor kapasitif yang handal untuk mendeteksi ketinggian permukaan air sungai dengan biaya rendah.Item Pengembangan Dan Pembuatan Sistem Peringatan Dini Untuk Mendeteksi Ketinggian Permukaan Air Sungai Berbasis Sensor Kapasitif(2015-07-04) Umar, Lazuardi; Defrianto; Sulistyo Rini, AriPada penelitian ini dikembangkan sensor kapasitif yang terbuat dari silinder logam untuk mendeteksi ketinggian permukaan air sungai. Sensor terbuat dari silinder logam tembaga tipe IC:00179H-2005/l, stainless stell filtube tipe BS4127- ALSI304 dengan diameter 15-25mm dan panjang bervariasi dari 400-700mm, yang dipergunakan sebagai elektroda terluar dari sensor. Sebagai elektroda dalam (inner electrode) dipergunakan kawat tembaga dengan diameter 0,52 - 3.0mm yang terisolasi oleh lapisan isolasi PTFE 0,15mm. Pada pengukuran sonde sensor terbuat dari stainless steel dengan panjang 650 mm dengan diameter 25mm diperoleh hasil kapasitansi awal sebesar 52,81pF di udara dan 60,4pF di dalam air dengan sensitivitas sebesar 0,283pF/mm ketinggian air. Untuk mengubah ketinggian muka air ke besaran kapasitansi elektris maka dipergunakan metode konversi dari kapasitansi ke tegangan. Dari hasil pengukuran menghasilkan perubahan tegangan secara linier dari 0.75 - 5.15 V untuk perubahan ketinggian sampai dengan 550mm. Untuk menampilkan hasil pengukuran maka data dikirim mempergunakan rangkaian radio frekuensi (RF) yang terhubung ke mikrokontroler MSP430 single board fast controller yang dilengkapi 6 kanal input sebagai pemancar dengan frekuensi 433MHz. Modul RF Modem memungkinkan mengakuisisi data mempergunakan PC melalui serial bus RS232. Pada program sistem pemantauan banjir ini dibuat fasilitas untuk menentukan status keadaan banjir secara otomatis, dimana jika ketinggian air kurang dari 1,5 m maka statusnya adalah normal dan Iampu yang dinyalakannya adalah Iampu hijau. Ketika ketinggian permukaan air telah lebih dari 1,5 m namun masih kurang dari 2 m maka status secara otomatis ditingkatkan menjadi waspada, dan warna lan^pu yang dinyalakan adalah warna kuning. Status keadaan menjadi siaga ketika pemiukaan air lebih dari 2 m, Iampu yang dinyalakan adalah Iampu merah kemudian program akan menjalankan secara terus menerus file bunyi sirene. Dari hasil penelitian terlihat bahwa telah dapat dirancang suatu sensor kapasitif yang handal untuk mendeteksi ketinggian permukaan air sungai dengan biaya rendah.Item Pengembangan Soil Moisture Sensor Untuk Pengukuran In-Situ Berdasarkan Prinsip Impedansi Spektroskopi(2015-07-04) Umar, Lazuardi; Sulistyo Rini, Ari; Nanda Setiadi, Rahmondia; Amri, RahyulTanah memegang peranan penting dalam produksi tanaman pangan, sebagai reservoir air dan sumber nutrisi bagi manusia. Untuk mengoptimalkan fungsi pengairan, pemupukan, pestisida dan keglatan pembibitan pada lahan yang berdasarkan sifat-sifat fisis, kimia serta biologis dari tanah maka diperlukan manajemen pengelolaan lahan tanah pertanian. Pengamatan sifat-sifat dari tanah pertanian secara tradisional dengan mempergunakan database lahan yang tersedia dipandang terlalu umum untuk menentukan tingkat kelembaban tanah pada lahan pertanian tertentu. Disamping itu pengukuran kelembaban tanah sangat diperlukan pada pekerjaan teknik sipil, bidang hidrologi serta lainnya. Untuk itu diperlukan suatu bentuk sensor yang handal dan mampu untuk mengukur berbagai sifat fisis dari tanah tersebut secara real time. Pada penelitian ini akan dikembangkan sensor untuk mengukur kelembaban tanah (soil moisture sensor) berdasarkan prinsip spektroskopi impedansi. Pengukuran kelembaban tanah tidak harus bergantung kepada tipe tanah yang akan diukur. Dewasa ini banyak terdapat berbagai tipe sensor soil moisture di pasaran. Masing-masing sensor memiliki cara dan metode pengukuran tersendiri seperti metode pengukuran konduktivitas, tensiometer atau metode dielektrik dalam daerah frekuensi atau waktu. Namun demikian, sensor-sensor ini mempunyai kelemahankelemahan untuk penggunaan komersial antara lain respon waktu lambat, memerlukan biaya perawatan, harga yang relatif mahal, tingkat akurasi rendah serta faktor reproduksibilitas yang tidak memuaskan. Disamping itu terdapat problem menarik bahwa sinyal ukur dari sensor soil moisture tersebut sangat bergantung terhadap variasi tipe tanah. Hal ini tentu saja membatasi fungsi kalibrasi empiris sensor yang telah ada. Dengan mempergunakan metode Spektroskopi Impedansi melalui pemodelan pada berbagai frekuensi diharapkan dalam proyek penelitian ini pengaruh ketergantungan pengukuran kelembaban terhadap jenis-jenis tanah dapat dieliminir. Kemudian bentuk dan geometri dari elektroda ukur, daerah frekuensi pengukuran dan metode pengolahan sinyal yang tepat yang merupakan bagian dari penelitian akan ditentukan dan dioptimalkan untuk memperoleh hasii yang baik dalam menentukan tingkat kelembaban tanah.Item Pengembangan Soil Moisture Sensor Untuk Pengukuran In-Situ Berdasarkan Prinsip Impedansi Spektroskopi(2015-07-04) Umar, Lazuardi; Defrianto; Sulistyo Rini, AriTanah memegang peranan penting dalam produksi tanaman pangan, sebagai reservoir air dan sumber nutrisi bagi manusia. Untuk mengoptimalkan fungsi pengairan, pemupukan, pestisida dan keglatan pembibitan pada lahan yang berdasarkan sifat-sifat fisis, kimia serta biologis dari tanah maka diperlukan manajemen pengelolaan lahan tanah pertanian. Pengamatan sifat-sifat dari tanah pertanian secara tradisional dengan mempergunakan database lahan yang tersedia dipandang terlalu umum untuk menentukan tingkat kelembaban tanah pada lahan pertanian tertentu. Disamping itu pengukuran kelembaban tanah sangat diperlukan pada pekerjaan teknik sipil, bidang hidrologi serta lainnya. Untuk itu diperlukan suatu bentuk sensor yang handal dan mampu untuk mengukur berbagai sifat fisis dari tanah tersebut secara real time. Pada penelitian ini akan dikembangkan sensor untuk mengukur kelembaban tanah (soil moisture sensor) berdasarkan prinsip spektroskopi impedansi. Pengukuran kelembaban tanah tidak harus bergantung kepada tipe tanah yang akan diukur. Dewasa ini banyak terdapat berbagai tipe sensor soil moisture di pasaran. Masingmasing sensor memiliki cara dan metode pengukuran tersendiri seperti metode pengukuran konduktivitas, tensiometer atau metode dielektrik dalam daerah frekuensi atau waktu. Namun demikian, sensor-sensor ini mempunyai kelemahan-kelemahan untuk penggunaan komersial antara lain respon waktu lambat, memerlukan biaya perawatan, harga yang relatif mahal, tingkat akurasi rendah serta faktor reproduksibilitas yang tidak memuaskan. Disamping itu terdapat problam menarik bahwa sinyal ukur dari sensor soil moisture tersebut sangat bergantung terhadap variasi tipe tanah. Hal ini tentu saja membatasi fungsi kalibrasi empiris sensor yang telah ada. Dengan mempergunakan metode Spektroskopi Impedansi melalui pemodelan pada berbagai frekuensi diharapkan dalam proyek penelitian ini pengaruh ketergantungan pengukuran kelembaban terhadap jenis-jenis tanah dapat dieliminir. Kemudian bentuk dan geometri dari elektroda ukur, daerah frekuensi pengukuran dan metode pengolahan sinyal yang tepat yang merupakan bagian dari penelitian akan ditentukan dan dioptimalkan untuk memperoleh hasil yang baik dalam menentukan tingkat kelembaban tanah