Browsing by Author "Sofyani, Tince"
Now showing 1 - 4 of 4
Results Per Page
Sort Options
Item Analisis Ekonomi Altematif Pengelolaan Ekosistem Mangrove di Kecamatan Bintan Timur, Kabupaten Bintan(2012-12-06) Sofyani, TincePenelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi dan jenis pemanfaatan ekosistem mangrove oleh masyarakat di Kecamatan Bintan Timur, menganalisis nilai ekosomi dari ekosistem mangrove serta menganalisis altematif pemanfaatan strategis untuk ekosistem mangrove di Kecamatan Bintan Timur. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2007 . Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda survei. Data penelitian bersumber dari 58 responden yang berada di wilayah pesisir Kclurahan Gunung Lengkuas dan Desa Kelong (dcsa contoh), Kecamatan Bintan Timur. Analisis yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian adalah pendugaan flingsi permintaan terhadap ekosistem mangrove, analisis keuntungan maksunum, analisis manfaat biaya, dan multi criteria analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa luas hutan bakau (mangrove) yang terdapat di Kecamatan Bintan Timur 4.459,29 ha , terdiri dari : tambak seluas 2 ha, izin HPHH untuk panglong arang 1.100 ha dan hutan mangrove seluas 3.357,29 ha. Ekosistem mangrove dimanfaatkan oleh masyarakat bempa pemanfaatan dari hasil penangkapan kepiting dan hasil dari produksi tambak udang, kayu bakau untuk diolah jadi arang dan kayu bakar. Tingkat kepuasaan (utility) terbesar dari ekosistem mangrove di Kecamatan Bintan Timur diperoleh dari hasil penangkapan kepiting yaitu Rp 13.647.959 dan surplus konsumen sebesar Rp 27.780.612 per hektar per tahun iii Nilai manfaat langsung optimal yang paling besar adalah dari jenis pemanfaatan tambak udang yaitu Rp 64.259.987 per ha , akan tetapi keuntungan optimal tambak adalah yang terendah yaitu Rp (424.829) per ha. Keuntungan optimal tertinggi diperoleh dari jenis pemanfaatan arang bakau sebesar Rp 360.732 per hektar per tahun. Nilai manfaat langsung aktual yang tertinggi diperoleh dari jenis pemanfaatan arang bakau Rp 725.818.000 dengan keuntungan Rp 329.818.000 dengan luas lahan 1.100 ha. Keuntungan aktual yang paling rendah diperoleh dari jenis pemanfaatan tambak udang Rp (18.315.175) dengan luas tambak 2 ha.Item Analisis Permintaan Rekreasi dan Strategi Pengembangan Wisata Bahari di Kawasan Wisata..Lagoi, Kecamatan Teluk Sebong Kabupaten Bintan(2013-02-09) Sofyani, TinceAnalisis yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian adalah analisis potensi wisata, analisis preferensi wisatawan terhadap obyek wisata, analisis regresi, analisis permintaan wisata dengan pendeketan metode biaya perjalanan (Travel Cost Method) analisis SWOT. Hasil penilaian potensi Kawasan Wisata Lagoi yang dianalisis berdasarkan Penilaian dan Pengembangan Obyek Wisata Alam yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pariwisata (1998), Kawasan Wisata Lagoi dikategorikan baik dan layak untuk dikembangkan sebagai obyek wisata alam. Karakteristik pengunjung Kawasan Wisata Lagoi sebagai berikut : dari 40 wisatawan domestik yang diteliti, terdiri dari laki-laki sebanyak 72,50 % dan wanita sebanyak 27,50 %. Berdasarkan status perkawinan, 80 % dari wisatawan berstatus menikah, 20 % wisatawan belum menikah. Sebanyak 87,50 % berusia di bawah 50 tahun. Tingkat pendidikan wisatawan yang dominan adalah sarjana yaitu 47,50 %. Sebanyak 92,50 % wisatawan mempunyai pekerjaan, jenis pekerjaan yang dominan adalah bekerja pada perusahaan swasta (55 %). Sebanyak 50 % dari wisatawan mempunyai pendapatan lebih dari Rp 8.000.000 per bulan. Daerah asal wisatawan berasal dari Tanjung Pinang, Batam, Pekanbaru dan Jakarta, sebanyak 47,50% wisatawan berasal dari Jakarta.. Lama kunkungan wisatawan yang dominan di Kawasan Wisata Lagoi berkisar antara 1-2 hari (57,%) %). Preferensi wisatawan terhadap keindahan alam obyek wisata di Kawasan Wisata Lagoi adalah 85 % wisatawan menyatakan sangat indah. Preferensi wisatawan terhadap kenyamanan obyek wisata, sebanyak 90 % wisatawan menyatakan sangat nyaman.Item Peranan Sektor Perikanan dan Kelautan Dalam Perekonomian wilayah Provinsi Riau(2013-02-12) Sofyani, TincePenelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keragaan sektor perikanan dan kelautan di Provinsi Riau selama lima tahun terakhir (tahun 2003 - tahun 2007); menganalisis kontribusi sektor perikanan dan kelautan dalam perekonomian wilayah Riau dilihat dari indikator pendapatan wilayah dan kesempatan kerja; menganalisis basis atau non basis kedudukan sektor perikanan dan kelautan dalam struktur perekonomian Provinsi Riau serta menganalisis pengaruh ganda (multiplier effect) sektor perikanan dan kelautan dalam penciptaan pendapatan dan kesempatan kerja di Provinsi Riau. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2008 dengan menggunakan data sekunder sebagai kajian. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data rangkai waktu (time series data) periode lima tahun terakhir yaitu dari tahun 2003 - tahun 2007. Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisis secara deskriptif. Untuk mengetahui kontribusi sektor perikanan terhadap perekonomian wilayah dan kesempatan kerja di Provinsi Riau, digunakan analisis Shift Share. Untuk menganalisis basis atau non basis kedudukan sektor perikanan dan kelautan dalam struktur perekonomian Provinsi Riau, digunakan analisis Location Quotient. Untuk menganalisis pengaruh ganda sektor perikanan dan kelautan dalam penciptaan pendapatan dan kesempatan kerja di Provinsi Riau, digunakan analisis multiplier effect.Item PERANAN SEKTOR PERIKANAN DAN KELAUTAN DALAM PEREKONOMIAN WILAYAH PROVINSIRIAU(2013-02-12) Sofyani, TinceKontribusi sektor perikanan dan kelautan Provinsi Riau terhadap PDRB tanpa migas atas dasar harga konstan 2000 dari tahun 2003 - 2007 berkisar antara 3,70 % - 3,80 %, kontribusi sektor perikanan cenderung menurun. Kontribusi sektor perikanan terhadap kesempatan kerja dari tahun 2003 - 2007 berkisar antara 1,78 % - 3,33 %, kontribusi sektor perikanan terhadap kesempatan kerja juga menunjukkan kecenderungan menurun. Peranan sektor perikanan dan kelautan Provinsi Riau berdasarkan hasil analisis Location Quotient dengan indikator pendapatan wilayah menunjukkan bahwa sektor perikanan dan kelautan Provinsi Riau merupakan sektor basis dengan nilai LQ berkisar antara 1,54 - 1,56 , dengan kecenderungan nilai LQ yang menurun selama periode 2003 - 2007. Hasil analisis Location Quotient berdasarkan indikator kesempatan kerja berkisar antara 0,64 - 1,37 dengan kecenderungan nilai LQ menurun. Selama periode 2003 - 2004, sektor perikanan berdasarkan indikator kesempatan kerja tergolong sektor basis (LQ > 1), tetapi periode tahun 2005 - 2007 tergolong sektor non basis. Hasil analisis multiplier effect sektor perikanan Provinsi Riau berdasarkan indikator pendapatan wilayah menunjukkan nilai yang fluktuatif dengan kisaran antara 27,34 - 32,32 dengan rata-rata nilai multiplier effect 29,38. Dalam pembangunan wilayah Provinsi Riau, diharapkan pemerintah daerah tetap memprioritaskan pengembangan sektor perikanan dan kelautan di masa yang akan datang. Disamping itu, perlu adanya upaya yang gencar untuk mendorong pihak swasta atau investor agar bersedia menanamkan modalnya pada sektor perikanan dan kelautan di Provinsi Riau. Peningkatan sarana dan prasarana yang belum memadai seperti cold storage , pabrik es, tempat pendaratan ikan perlu diupayakan serta peningkatan kualitas para nelayan dan petani ikan melalui program-program penyuluhan, pelatihan, bimbingan dan pendidikan. Oleh karena produksi perikanan Provinsi Riau berasal dari perikanan laut, diharapkan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Riau dapat memberikan pengawasan terhadap nelayan supaya potensi perikanan di daerah ini tetap terjaga dan lestari sehingga tidak terjadi overfishing.