Browsing by Author "Satibi, Syawal"
Now showing 1 - 5 of 5
Results Per Page
Sort Options
Item Analisa Kekuatan Daya Dukung Pondasi Tiang Berulir Dengan Jumlah Dan Jarak Pemasangan Plat Ulir Bervariasi Sebagai Metode Peningkatan Daya Dukung Pondasi Tiang Pada Lapisan Tanah Gambut(2015-12-15) Fatnanta, Ferry; Satibi, Syawal; MuhardiSecara umum pesisir timur Sumatera merupakan daerah yang didominasi oleh lapisan tanah gambut yang relatif tebal, sehingga lapisan tanah tersebut mempunyai daya dukung rendah. Oleh sebab itu, untuk mendukung beban bangunan digunakan pondasi tiang. Tipe pondasi yang digunakan adalah cerocok. Namun saat ini penggunaan cerocok mengalami kesulitan disebabkan kayu yang digunakan untuk bahan cerocok sulit diperoleh dan melanggar peraturan lingkungan hidup. Selain pertimbangan tersebut, agar lebih ekonomis, direncanakan pondasi tiang tidak harus mencapai tanah keras. Kekuatan daya dukung mengandalkan gesekan antara permukaan pondasi dengan tanah. Untuk meningkatkan gaya gesek tersebut adalah dipasang ulir (ulir). Penggunaan pondasi tiang ulir sudah banyak digunakan untuk berbagai lapisan tanah lunak. Namun belum secara terperinci penggunaan pondasi ulir pada tanah gambut atau tanah organik. Oleh sebab itu, pada penelitian ini dilakukan studi mengenai daya dukung pondasi tiang ulir di lapisan tanah gambut. Penelitian ini bersifat uji eksperimen laboratorium dengan skala full scale. Kolam pengujian dibuat ukuran 6m x 2,5m dan kedalaman 1,80 m, diisi tanah gambut. Pondasi tiang dibuat dari pipa baja diameter 6cm, tebal plat ulir 5mm. Pada setiap pondasi tiang dipasang jumlah plat ulir bervariasi, yaitu 1, 2 dan 3 plat. Dimensi plat ulir dibuat seragam, yaitu diameter 35cm. Sedangkan jarak pemasangan plat ulir adalah 20cm; 30cm dan 50cm. Penelitian dilakukan dengan hipotesa bahwa pemasangan plat ulir akan lebih meningkatkan daya dukung pondasi tiang dibandingkan pondasi tiang tanpa ulir. Namun sejauh mana pengaruh variasi jarak pemasangan dan jumlah plat ulir yang berbeda dalam meningkatkan daya dukung pondasi tiang tersebut. Ini menjadi topik penelitian yang menarik.Item Effect Of Clays Fraction To California Bearing Ratio Laboratory Test Value With And Without Soaked(2015-12-15) Nugroho, Soewignjo Agus; Satibi, Syawal; Fatnanta, FerryJn design of highway, soil bearing capacity is ve1y affecting the thickness of pavement. One of the methods to determine the soil bearing capacity in Tndonesia is CBR (California Bearing Ratio) test. The field soil conditions are soaked (saturated) and un-soaked, considering these conditions, conducted CBR testing in the laboratory on soaked and un-soaked conditions. This research aims to make comparisons between CBR soaked test resultsfor CBR un-soaked in some variation of clay content and make simple comparisons between CBR soaked for CBR un-soaked by considering the soil properties whereas can be predicted the CBR soaked value based on the CBR un-soaked test results. The results showed that there was a linear correlation between the CBR soaked and CBR un-soaked also influenced by the nature of the index (the properties of the soil). The maximum value ofCBR ranges of30-40 percent clay contentItem Kajian Kekuatan Daya Dukung Pondasi Tiang Berulir (Helical Piles) Sebagai Metode Peningkatan Daya Dukung Pondasi Tiang Pada Lapisan Tanah Lunak di Pesisir Provinsi Riau(2016-02-10) Fatnanta, Ferry; Satibi, Syawal; MuhardiSecara umum topografi Provinsi Riau merupakan daerah dataran rendah dan agak bergelombang dengan ketinggian pada beberapa kota yang terdapat di Wilayah Provinsi Riau antara 2 ā 91 m diatas permukaan laut. Daerah tersebut didominasi oleh lapisan tanah lunak. Oleh sebab itu untuk mendukung beban bangunan diperlukan . Kebanyakan tipe yang digunakan adalah cerocok. Namun pada saat ini penggunaan cerocok mengalami kesulitan disebabkan kayu yang digunakan untuk bahan cerocok melanggar peraturan lingkungan hidup. Supaya lebih ekonomis, pondasi tiang direncanakan tidak harus mencapai tanah keras. Jadi kekuatan daya dukung mengandalkan kekuatan geser antara permukaan pondasi dengan tanah. Pada pondasi tiang konvensional, permukaan pondasi relatif halus, sehingga kekuatan gesek antara permukaan pondasi dengan tanah tidak signifikan. Salah satu cara untuk meningkatkan kekuatan geser tersebut adalah dipasang plat helik (plat ulir). Oleh sebab itu, pada penelitian ini dilakukan kajian mengenai daya dukung Berulir (Helical Pondasi tiang) pada tanah lunak daerah pesisir Propinsi Riau. Kajian tersebut meliputi kinerja berulir secara tunggal (single pondasi tiang) maupun secara kelompok (group pondasi tiangs). Pada penerapan berulir pada tanah lunak masih meninggalkan beberapa gap informasi yang belum terjawab, yaitu seberapa besar konstribusi peningkatan kekuatan daya dukung berulir apabila dibandingkan biasa (tak berulir) pada lapisan tanah lunak di daerah Provinsi Riau; apakah penempatan dan jumlah helical bearing plate yang telah dilaksanakan selama ini sudah optimal, dan bagaimana pengaruh perbedaan dimensi helical pada satu pondasi tiang terhadap kekuatan daya dukung helical pondasi tiang axial tekan pada tanah lunak. Kontribusi penelitian tersebut adalah memberikan alternatif pemilihan pada tanah lunak kepada para konsultan atau kontraktor; memberikan solusi pengganti cerocok kayu dan sebagai rujukan untuk pemanfaatan tiang pancang, dalam pengembangan serta penggunaannya sebagai salah satu solusi permasalahan yang terjadi pada tanah lunak. Untuk menjawab tujuan penelitian tersebut di atas, maka pada studi ini disusun suatu metodologi penelitian sebagai berikut. Pertama dibuat kolam pengujian yang diisi dengan material lapisan tanah lunak yang diambil dari kawasan pesisir Provinsi Riau. Kedua, dibuat pondasi tiang helical dengan 1, 2 dan 3 helix. Jarak helix dibuat variasi 1,5D dan 2D, dimana D diameter helix terbesar. Diameter helix dibuat bervariasi, pondasi tiang dipasang helix diameter sama, diameter terkecil dan diameter terbesar serta pondasi tiang dipasang diameter diameter bervariasi. Pemasangan helix, diletakkan pada bagian atas pondasi tiang dan bagian bawah pondasi tiang secara bergantian. Tahap 1 dilakukan uji tekan dan tarik untuk menentukan kapasitas daya dukung pondasi tiang helical tersebut. Hasil pengujian menunjukkan bahwa pemberian plat ulir dapat meningkaatkan daya dukung tiang mencapai 2,90 ā 5,65 kali lebih besar dibandingkan tanpa plat ulir. Pemberian plat ulir memberikan peningkatan daya dukung, namun masih dipengaruhi oleh penempatan jarak plat ulir. Jarak makin rapat, 20cm memberikan daya dukung lebih besar dibandingkan oleh jarak 50cm atau 30cm. Secara umum, diamater plat lebih besar diharapkan memberikan daya dukung lebih besar. Kondisi sama juga terjadi pada pondasi tiang tipe LLL-30cm memberikan daya dukung lebih besar dibandingkan tipe LMS-30cm. Karena luas plat LLL lebih besar dibandingkan tipe LMSItem Local Correlation Of Hand Cone Penetrometer Test To Field California Bearing Ratio Test For Pekanbaru Soils(2015-12-15) Nugroho, Soewignjo Agus; Fatnanta, Ferry; Satibi, SyawalPrior to the construction of a highway, inspection of base soil bearing capacity is required. Bearing capacity of base so.il determines the design thickness of a highway pavement. Several field methods are available to determine the base soil bearing capacity such as Dynamic Cone Penetrometer (DCP) and Hand Cone Penetrometer (HCP) and field California Bearing Ratio (field CBR). In practice, the design of pavement is commonly based on the California Bearing Ratio test. Correlations between the results of DCP to CBR tests are available. However, as far as can be found in literature, correlation between HCP to CBR test results is hardly found. This research was performed to study local correlation between HCP tests, which is simple and fast to conduct, to the field CBR value. The local correlation is determined based on comparisons of HCP and CBR test results for the same density of soil taken from several locations in Pekanbaru city, Indonesia. It was found that there is an approximate linear relation between HCP test results to CBR values for a certain density of soil.Item Perbaikan Tanah Lunak Di Pesisir Riau Dengan Metoda Kolom Dari Campuran Abu Terbang Dan Abu Dasar(wahyu sari yeni, 2017-07-22) Muhardi; Fatnanta, Ferry; Satibi, SyawalPosisi Propinsi Riau yang berada di daerah pesisir dan dataran rendah menyebabkan sebagian besar daerahnya mempunyai tanah dasar yang lunak, umumnya berupa endapan lumpur, lanau, lempung dan gambut dengan perilaku yang bervariasi. Selain itu, semakin terbatasnya lahan untuk pembangunan menimbulkan masalah dalam pembangunan konstruksi. Salah satu diantaranya badan jalan yang harus dibangun di atas tanah lunak. Masalah yang timbul pada badan jalan yang dibangun di atas tanah lunak diantaranya terjadi kerusakan dini pada struktur akibat kelongsoran dan penurunan pondasi (kegagalan daya dukung). Agar konstruksi yang dibangun di atas tanah lunak tidak terganggu kestabilannya, maka perlu dilakukan perbaikan. Diantara metode-metode perbaikan tanah yang sedang berkembang saat ini, salah satunya adalah dengan membuat kolom-kolom seperti tiang pancang. Metoda kolom merupakan kolom-kolom vertical dari batu atau pasir, semacam tiang-tiang pancang tetapi dari bahan-bahan lepas tanpa bahan pengikat semen atau lainnya yang dipadatkan. Saat ini penggunaan batubara di perusahaan-perusahaan besar pulp and paper di Pro[insi Riau semakin meningkat volumenya, karena harga yang relatif murah dibandingkan bahan bakar minyak untuk industri. Penggunaan batubara sebagai sumber energi pengganti BBM, disatu sisi sangat menguntungkan namun disisi yang lain menimbulkan masalah, salah satunya adalah banyak menghasilkan limbah abu batu bara yang tidak termanfaatkan. Kalangan industri hanya menimbun sisa pembakaran batubara ini dalam areal pabrik. Hal ini lama kelamaan menimbulkan masalah semakin terbatasnya lahan untuk penumbukan polutan padat tersebut. Dari hasil pengujian pembebanan pada tanah gambut, terjadi peningkatan kekuatan daya dukung tanah gambut setelah diperkuat dengan kolom fly ash dan bottom ash. Semakin besar diameter kolom yang digunakan dengan jarak spasi yang sama, daya dukung kolom tersebut semakin besar. Semakin rapat jarak antar kolom (spasi) yang diuji, daya dukung kolom tersebut semakin besar. Membandingkan hasil pengujian pola segitiga dengan pola segiempat yang digunakan, daya dukung kolom yang ditanam dengan pola segitiga lebih kecil daripada yang ditanam dengan pola segiempat. Kolom yang menggunakan pola segitiga lebih stabil daripada kolom berpola segiempat terhadap beban dinamik. Hasil pengujian kolom dari campuran fly ash dan bottom ash ini membuktikan bahwa spasi dan diameter pemasangan kolom pada tanah lunak menentukan besarnya area replacement rasio. Semakin besar spasi maka area replacement ratio akan menjadi semakin kecil, sedangkan semakin besar diameter kolom, maka area replacement ratio akan semakin besar. Semakin besar area replacement ratio maka kenaikan atau perbaikanyang terjadi pada tanah lunak semakin besar.