Browsing by Author "Sari, Genny Gustina"
Now showing 1 - 3 of 3
Results Per Page
Sort Options
Item Adaptasi Budaya Tionghoa Dan Melayu Di Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau(wahyu sari yeni, 2019-07-29) Wirman, Welly; Sari, Genny GustinaKeberadaan etnis Tionghoa di Kabupaten Rokan Hilir ditandai dengan peristiwa mendaratnya Tongkang (kapal kayu) para leluhur pada tahun 1825 yang kemudian diperingati setiap tahun melalui tradisi Bakar Tongkang. Penelitian tahun pertama telah mengkaji mengenai etnografi tradisi Bakar Tongkang tersebut dari sisi Situasi, Peristiwa dan Tindak komunikatif. Hasil obeservasi selama penelitian tahun pertama menimbulkan point lain yang menarik untuk diteliti terkait keberadaan etnis Tionghoa tersebut di Provinsi Riau khususnya Kota Bagansiapiapi Kabupaten Rokan Hilir. Dengen kedatangan etnis Tiinghoa maka mau tidak mau proses adaptasi budaya harus terjadi yang didahului dengen keterkejutan budaya. Manusia cenderung sangat mudah berdaptasi dengan budayanya sendiri atau budaya-budaya lain yang masih serumpun dengan budaya yang dimilikinya, yang menjadi kesulitan adalah saat melakukan penyesuaian terhadap budaya orang lain yang jauh sekali perbedaannya dengan budaya sendiri. Penyesuaian-penyesuian tersebut disebut sebagai kejutan budaya (cultural shock) yaitu perasaan tanpa pertolongan, tersisihkan, menyalahkan orang lain, sakit hati dan ingin pulang kerumah. Adaptasi budaya kemudian tidak hanya berbicara perkara masa lalu namun juga masa sekarang. Melalui pendekatan Hermeneutika Budaya, penelitian ini akan melihat tahapan adaptasi budaya yang terjadi pada Etnis Tionghoa dan etnis Melayu sebagai masyarakat pribumi melalui empat tahapan adaptasi budaya, yakni tahap bulan madu, tahap frustasi, tahap penyesuaian ulang dan tahap resolusi. Penelitian ini akan dilakukan di Kabupaten Rokan Hilir dengan jangka waktu selama 9 bulan menggunakan metode observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa empat tahap dalam adaptasi budaya memiliki jangka waktu berbeda pada masing-masing individu. Tahap bulan madu ditandai dengan ketertarikan masyarakat Tionghoa tentang tradisi dan kebiasaan masyarakat Melayu, tahap frustasi akan terjadi dipicu rasa jenuh pada rutinitas dan perbedaan nilai individu dengan nlai budaya Melayu, tahap penyesuaian ulang akan terjadi pada individu yang mencoba bertahan dan menemukan level keseimbangan dan tahap resolusi pada penelitian ini menunjukkan keberhasilan penyesuaian dan adaptasi budaya masyarakat Tionghoa dan Melayu melalui kemampuan mereka hidup damai berdampingan.Item Kontruksi Makna Keterwakilan Perempuan Sebagai Komunikator Politik Bagi Anggota Dewan Perempuan Dprd Provinsi Riau Periode 2014-2019(2016-01-07) Yohana, Nova; Wirman, Welly; Sari, Genny GustinaSalah satu wujud nyata dari tumbuhnya kesadaran kekuatan politik perempuan ditandai dengan keterlibatan secara aktif perempuan dalam proses-proses politik yang dapat ditempuh melalui keterwakilan perempuan dalam politik. Pemenuhan kuota 30% keterwakilan perempuan dalam legislatif sebagaimana yang ditetapkan pemerintah merupakan wujud modal dasar kepemimpinan dan pengalaman organisasi bagi perempuan dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Di DPRD Provinsi Riau periode 2014-2019 jumlah anggota legislatif perempuan adalah delapanbelas (18) orang dari 85 orang anggota legislatif. Hal ini menggambarkan adanya partisipasi atau kemauan para perempuan di Riau untuk melakukan pelibatan di arena politik yang lebih didominasi laki-laki. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap motif anggota legislatif perempuan dalam keterlibatannya pada dunia politik di tengah tradisi budaya patriakhi dan pemaknaan mereka mengenai keterwakilan perempuan sebagai komunikator politik di lembaga legislatif. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Informan penelitian ini terdiri dari 5 orang anggota legsilatif perempuan, 2 orang ketua fraksi , dan wakil ketua DPRD Provinsi Riau dengan teknik purposif. Data dikumpulkan melalui observasi,wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motif yang melatarbelakangi anggota dewan perempuan dalam keterlibatannya di ranah politik adalah motif karena (because motive) meliputi, dorongan keluarga, diusung partai, hobi organisasi, dan adanya jiwa aktivis. Motif tujuan/harapan (in order to motive) informan meliputi menghilangkan intimidasi dari berbagai pihak kepada perempuan untuk pengambilan keputusan, memaksimalkan perjuangan dan fungsi perempuan dalam membuat kebijakan, dan semakin menunjukkan kredibilitas perempuan dengan kinerja yg baik, professional dan percaya diri. Pemaknaan anggota legislatif perempuan mengenai keterwakilan perempuan sebagai komunikator politik terdiri dari kategori makna idealis sosial dan makna realistis sosial.Item Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi (Tik) Di Kalangan Remaja Di Pondok Pesantren Al-Ihsan Borading School Kampar(wahyu sari yeni, 2019-03-21) Rumyeni, Rumyeni; Lubis, Evawani Elysa; Yohana, Nova; Sari, Genny GustinaKegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan kesadaran kepada masyarakat tentang pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi bagi masyarakat khsusnya kalangan remaja. Remaja sebagai pengguna terbesar dari teknologi komunikasi perlu menyadari bahwa kehadiran teknologi memiliki banyak dampak yang positif jika teknologi tersebut tidak digunakan secara bijak dan cerdas. Kegiatan ini dilaksanakan di Pondok Pesantren Al-Ihsan Borading School Kecamatan Siak Hulu Kubang Raya Kampar- Riau.. Sasaran dari kegiatan ini adalah para orang tua, guru dan para remaja, dalam hal ini adalah para santri dari pondok pesantren tersebut. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini meliputi penyampaian materi, dilanjutkan dengan tanya jawab, dan pembahasan masalah-masalah yang terjadi terkait dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, bagaimana mengatasinya, strategi pemanfaatan media, pemahaman tentang Undang-Undang ITE, dan lain sebagainya