Browsing by Author "Rosdiana, Dani"
Now showing 1 - 3 of 3
Results Per Page
Sort Options
Item Diabetes Melitus(2013-04-16) Masdar, Huriatul; Rosdiana, Dani; Chandra, FifiaMeningkatnya angka diabetes melitus dari tahun ke tahun di Indonesia merupakan suatu masalah kesehatan yang cukup serius, terlebih lagi adanya diabetes melitus ini sering tidak disadari oleh penderitanya karena belum adanya keluhan secara klinis (undiagnosed diabetes mellitus). Skrining kadar gula darah perlu dilakukan untuk mendeteksi adanya diabetes melitus. Pemeriksaan kadar gula darah puasa secara enzimatis telah dilakukan pada PNS Sekretariat Daerah Provinsi Riau. Dari 43 subjek yang belimi pemah didiagnosis diabetes baik secara klinis maupun laboratoris, 2,3% teridentifikasi sebagai diabetes, 4,7% sebagai penderita glukosa darah puasa terganggu dan 93% bukan diabetes.Item FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERBILIRUBINEMIA TERKONJUGASI PADA PENDERITA YANG DIRAWAT DI RUANG PERAWATAN INTENSIF RUMAH SAKIT DOKTER KARIADI SEMARANG(2014-07-01) Rosdiana, DaniDisfungsi hati pada pasien-pasien kritis berhubungan dengan buruknya outcome diluar kegagalan organ yang lain dan peningkatan mortalitas. Hiperbilirubinemia sebagai salah satu marker klinis disfungsi hati tidak dimonitor secara rutin pada pasien-pasien kritis. Identifikasi faktor-faktor yang mencetuskan disfungsi hati akan membantu dalam tindakan pencegahan terhadap akibat disfungsi hati tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko terjadinya hiperbilirubinemia tekonjugasi pada populasi heterogen dari pasien-pasien kritis. Metoda dari penelitian ini adalah penelitian Observasional, Nested Case Control Study. Dilaksanakan 01 Mei 2008 sd 31 Maret 2009. Subyek penelitian adalah pasien dengan penyakit kritis yang dirawat di ICU RSDK Semarang, keluar dari ICU > 3 hari perawatan, tidak mengalami gangguan hati saat masuk ICU. Hiperbilirubinemia didefinisikan sebagai bilirubin total ≥ 1,3 mg/dl dengan dominasi bilirubin terkonjugasi. Untuk mengetahui besar faktor risiko terhadap kejadian hiperbilirubinemia terkonjugasi dilakukan analisis univariat dan dilanjutkan dengan analisa multivariat. Hasil yang didapatkan dari 197 pasien yang berpartisipasi, didapatkan 37 subyek dengan hiperbilirubinemia sebagai kasus dan kemudian dipilih 37 subyek tanpa hiperbilirubinemia sebagai kontrol. Analisis univariat menunjukkan bahwa hiperbilirubinemia berhubungan dengan adanya penurunan tekanan darah (odds ratio [OR] 4,56; p= 0,002), pemberian dobutamin (OR 2,78; p= 0,034), dan norepineprin (OR 7,73; p= 0,001). Analisis multivariat selanjutnya menunjukkan bahwa faktor risiko bebas (independent) tunggal terhadap kejadian hiperbilirubinemia adalah gagal jantung kongestif (p=0,046) dan pemakaian norepineprin (p= 0,001). Hiperbilirubinemia dapat terjadi pada pasien-pasien dengan penyakit kritis, dan syok, gagal jantung kongestif dan pemberian norepineprin (vasoaktif) akan meningkatkan risiko terjadinya hiperbilirubinemia. Penanganan yang baik terhadap gagal jantung kongestif, resusitasi yang cepat agar pemberian zat vasoaktif tidak berlangsung lama penting untuk menurunkan beratnya penyakit dan buruknya outcome.Item Judul Payung Penelitian: Undiagnosed Diabetes Melitus Pada Anak Usia Sekolah(2015-04-16) Masdar, Huriatul; Rosdiana, DaniObesity has been known well as one of primary factors triggering diabetes mellitus. Silent symptoms of hyperglycemia at the beginning make people do not aware of diabetes threatening their life. Recently, a lot of cases reported diabetes happened to early ages, particularly in one with obesity since his/her younger age. Furthermore, in some studies reported the number of metabolic syndrome in adolescent is high (8,1-17,4%). Prevalence of diabetes in Riau Province was reported 10,4% in adult, higher than national prevalence. Controlling this triggering factor should be done earlier. So that the purpose of this study was to detect possibility of undiagnosed diabetes mellitus in school-age children in Pekanbaru with obesity. A cross sectional study design was performed. About 213 (90 male and 123 female) students of state senior high schools in Pekanbaru were involved and randomly chosen. Nutritional status was measured by comparing index body mass with age, according to WHO. Students with very thin to normal nutritional status were categorized as normal, while students with pre-obesity and obesity status were categorized as obesity. Capillary random blood glucose was used to detect blood glucose level. Students involved in this study were 16,2±1,3 years old. The results showed 23,5% of students were detected as obesity. From those obesity student, 56% were female and 44% were male. There is no student detected as undiagnosed diabetes mellitus by using capillary random blood glucose test. The mean of blood glucose level was measured 108,43±21,79 g/dL. Furthermore, mean of blood glucose level in obesity group was a little bit higher than in normal group, 113,19 g/dL and 105,10 g/dL, respectively. Statistically analyzing using Mann-Whitney U test showed there was no significantly difference of blood glucose level between obesity and normal group