Browsing by Author "Purwaningsih, Is Sulistyati"
Now showing 1 - 3 of 3
Results Per Page
Sort Options
Item Kinetika Reaksi Pengolahan Limbah Cair dengan Sistem Lumpur Aktif Menggunakan EM 4 sebagai Kultur Mikroorganisme(2016-02-25) Purwaningsih, Is Sulistyati; Chairul; Amraini, Said ZulPenelitian pengelolaan COD air limbah kota dengan menggunakan Sistem Lumpur Aktif (activated sludge) dijalankan dalam suatu rangkaian reaktor lumpur aktif aliran sinambung dengan EM 4 (Effective Microorganism 4) sebagai sumber mikroba. Reaktor dilengkapi dengan aerator yang berfungsi sebagai sumber oksigen untuk mikroba sekaligus sebagai pengaduk. Sebagai umpan digunakan limbah cair sintesis dengan COD 1020 mg/l yang dimasukkan ke dalam Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB) dengan SRT (Solid Retention Time) pada kisaran antara 5 – 20 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa reaktor lumpur aktif mampu menyisihkan COD antara 79-88 %. Pada kondisi SRT 5,10,15 dan 20 hari tersebut di atas, diperoleh nilai MLSS berturut-turut 544, 613, 651 dan 677 mg/l. Dari penelitian juga diperoleh kinetika pengolahan secara biologi berupa koefisien perolehan sel (Y) sebesar 0,5994 mg sel/mg COD substrat, laju kematian spesifik (kd) sebesar 0,7078 /hari, laju pemanfaatan substrat maksimum (k) sebesar 3,288/hari, dan konstanta setengah jenuh (Ks) = 135,583 mg/l. Ditinjau dari kadar COD, keluaran dari hasil pengolahan belum memenuhi baku mutu standar kualitas air.Item Laju “Uptake” Fenol oleh Enceng Gondok (Eichhornia crassipes) pada Proses Fitoremediasi(2016-02-25) Purwaningsih, Is Sulistyati; Evelyn; Mulfariana, Wanda; YusmanelyFenol banyak dijumpai dalam berbagai proses industri, salah satunya adalah yang berbasis petroleum. Umumnya senyawa toksik ini berada di perairan sebagai air buangan industri. Salah satu teknologi yang dapat digunakan untuk penanganan limbah adalah fitoremediasi, yang memanfaatkan tanaman untuk meremediasi media yang tercemar. Pada penelitian ini digunakan enceng gondok untuk meremediasi air yang tercemar fenol. Percobaan dilakukan dalam reaktor yang terbuat dari fiber glass yang berisi larutan fenol dalam air. Enceng gondok yang sudah dibersihkan dari kotoran dan sudah diaklimatisasi selama seminggu, dengan berat tertentu dimasukan ke dalamnya. Sampel diambil pada imterval waktu tertentu untuk dianalisisi. Dari hasil penelitian terlihat bahwa tingkat toksisitas fenol terhadap enceng gondok berpengaruh terhadap proses remediasi. Makin tinggi konsentrasi awal fenol, makin lambat laju ”uptake” fenol oleh enceng gondok. Laju remediasi dengan konsentrasi larutan fenol 50 mg/l ternyata 1,06 kali lebih cepat dibandingkan dengan konsentrasi 100 mg/l dan 1,54 kali lebih cepat dibandingkan dengan konsentrasi 150 mg/l. Dengan penambahan nutrisi, ternyata laju ”uptake” fenol oleh enceng gondok meningkat menjadi 1,14 hingga 1,22 kali lebih cepat dibandingkan dengan perlakuan sebelumnya. Pada percobaan dengan menambahkan nutrisi serta memberikan aerasi pada media, ternyata laju berkurangnya konsentrasi fenol sangat signifikan, hingga mencapai 5 kali lebih cepat dibandingkan pada media yang tidak mendapat nutrisi dan aerasiItem Struktur Anatomi Daun Sianik (carex brunnea thunb.) Di Lahan Tercemar Hidrokarbon Petroleum(wahyu sari yeni, 2018-08-23) Iriani, Dyah; Purwaningsih, Is Sulistyati; Linda, Tetty MartaBeberapa jenis tumbuhan diidentifikasi berpotensi sebagai agen pemulihan lahan terhadap hidrokarbon petroleum. Hasil penelitian pada beberapa tumbuhan kelompok Cyperaceae mampu mendegradasi lahan yang tercemar hidrokarbon petroleum. Carex merupakan salah satu genus terbesar dari tumbuhan berpembuluh dan terdiri dari 2000 jenis, termasuk dalam suku Cyperaceae dengan 100 genus. Tersebar luas hampir di seluruh dunia, hidup pada habitat lembab sampai basah, umumnya pada kedalaman air tidak lebih dari 50 cm.Tumbuhan akan menyesuaikan diri dengan keadaan habitatnya agar dapat hidup secara efektif. Penyesuaian diri terhadap lingkungan mengakibatkan adanya sifat khas baik secara struktural maupun fungsional yang memberikan peluang agar berhasil dalam lingkungan tertentu. Secara anatomi organ yang menyusun tanaman dapat digunakan untuk mengenal adaptasi tanaman terhadap lingkungan. Sifat ketahanan tanaman terhadap kondisi lingkungan tertentu dapat dihubungkan dengan sifat strukturalnya.