Browsing by Author "Nasution, Syafruddin"
Now showing 1 - 7 of 7
Results Per Page
Sort Options
Item Decomposition Rate of Mangrove Litter in Kuala Indragiri Coastal(2016-08-28) Mariana, Mariana; Felix, Feliatra; Sukendi, Sukendi; Nasution, SyafruddinThis study was conducted in the mangrove forest located in the Kuala Indragiri coastal areas (Riau province–Indonesia) from January to February 2015. Mangrove litter leaf is organic substance that affects the fertility of mangrove ecosystem, and support the life of organisms within that forest. The mangrove represent as nursery ground, feeding ground, and spawning ground for various fish type, prawn and other marine organisms. This forest is also produce detritus that can be used as main foods source in marine ecosystem. The objectives of this research is to understand the decomposition rate of mangrove litter in the Kuala Indragiri mangrove forest. Data were analyzed by calculating the mean dry weight of the litter and decomposition rate was counted using an exponential rank function or absolute decomposition percentage of litter leaf per day. The highest rate of litter decomposition was found in station V 44.902% with a residence time 15, 930 days. The mean coefficient of litter decomposition rate was 0.058 with residence time 19, 571 days.Item Ekologi dan Kebiasaan Makan Ikan Kelabau {Osteochillus kelabau ) dari Perairan Umum Kabupaten Pelalawan, Riau.(2012-12-04) Nasution, SyafruddinIkan kelabau {Osleochilus kelabau ) adalah sejenis ikan air tawar yang termasuk famili Cyprinidac dan tcrscbar pada pcrairan sungai, anak sungai, danau dan rawa-ravva di dacrah Riau. Pada sat ini, kelabau menjadi pusat perhatian karena seinakin jarang ditemui di pasaran. Hal ini diduga adalah disebabkan habitatnya sudah mengalami degradasi akibat proses perusakan hutan yang mengakibatkan scdimenlasi pada perairan, polusi dan penangkanpan yang kurang mengindahkan kaidah-kaidah konservasi sumberdaya alam. Sedikit sekali inforasi tentang kehidupan ikan kelabau yang diketahui saat ini. Untuk mcngantisipasi kemungkinan terjadi kepunahan dan untuk mcncliti kemungknan pembudidayaan ikan ini di masa yang akan datang, maka penelitian terhadap ekologi ikan kelabau ini perlu dilakukanItem Ekologi kerang Gelonia expansa dari Perairan Pantai Kota Dumai(2012-12-03) Nasution, SyafruddinPenelilian tentang ekologi kerang (jc/onia expansa di perairan pantai Kelurahan Purnama, Kota Dumai telah dilaksanakan. llewan ini tennasuk Filiim Moluska (bivalve) yang tidak memiliki tulang belakang (avertebrata). Kerang ini biasanya disebut l.okan oleh masyarakat setempat dan hidup dengan membenamkan diri di dasar hutan mangrove. Populasi kerang ini semakin terancam sebagai akibat berkurangnya hutan mangrove yang menjadi habitat utama dari spesies ini. Hal ini diperburuk pula dengan semakin meningkatnya polusi dari berbagai kegiatan industri, dan akibat ekploitasi yang kurang memperhatikan kelestarian sumber daya alam. Mengingat kondisi tersebut, maka penulis merasa sangat tertarik untuk melakukan penelitian dari sudut ekologinya. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ekologi kerang (/'. cxpiDisa khususnya di pantai laut Kota Dumai. Sedangkan tujuan khusus adalah untuk mengetahui kharakteristik habitat serta struktur populasi delonia expansu di dacrah pcnclitian. Metode yang dipergunakan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah metode survey. Ekologi kerang (A expansa yang dicoba diungkap meliputi parameter-parameter kualitas air yang meliputi oksigen terlarut, keasaman (pH), temperature, salinitas, dan kckcruhan, dimana pengukurannya dilakukan di lapangan (insilu) dengan mempergunakan peralatan berupa Test-Kids. Selain kualitas air juga diteliti tipe sedimen bcscrta kandungan bahan organik yang tcrkandung di dalam sedimen yang menjadi habitat dari kerang ini. Analisis ini dilakukan di laboratorium ekologi Fakultas Perikan dan Kelautan Univcrsitas Riau. Struktur populasi yang diteliti meliputi distribusi lokal kerang ini di dacrah pcnclitian yaitu hutan mangrove pantai Kelurahan Purnama, Kota Dumai. Sampel dikumpulkan dengan metode kuadrat, yang penempatannya dilakukan secara acak dan dilakukan replikasi sebanyak 15 petakan di tiga setasiun yang telah dipilih sebelumnya. Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, diketahui bahwa populasi kerang (l. expansa hidup di dalam sedimen (infauna) dibawah naungan rimbunnya hutan mangrove. Jenis sedimen atau substrat yang paling disukai oleh spesies ini adalah sedimen yang berlumpur dan banyak mengandung bahan organik. Populasi kerang ini relative rendah di daerah penelitian dan tidak berdistribusi secara merata di lokasi pcnclitian. Populasi kerang cenderung terkonsentrasi pada cckungan-cekungan intertidal (tide pool) yang pada waktu air surut masih digenangi oleh air. Ukuran yang dominan tcrdapat di daerah pcnclitian adalah ukuran dcwasa, sedangkan ukuran yang kecil lidak banyak ditcmukan dalam sample penelitian.Item Pengaruh Beberapa Jenis Pakan Alami Terhadap Kelulushidupan Dan Pertumbuhan Larva Ikan Selais Danau (Qmpok hypopthalmusl)(2012-12-07) Yurisman; Nuraini; Nasution, SyafruddinPenelitian pengaruh beberapa jenis pakan alami terhadap pertumbuhan dan kelulushidupan larva ikan selais {Ompok hypopthamus) telah dilakukan pada bulan Januari 2007 bertempat dilaboratorium Fakultas Perikanan dan ilmu Kelautan Universitas Riau Pekanbaru. Adapun penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kelulushidupan dan pertumbuhan larva ikan selais {Ompok hypopthalmus) dengan pemberian jenis pakan alami yang berbeda. Dari hasil penelitian dapat diketahui jenis pakan alami yang cocok sebagai pengganti Artemia sp. Ikan uji yang digunakan adalah larva ikan selais yang berumur 4 hari diperoleh dari hasil pemijahan sendiri dengan menggunakan rangsangan ektrak kelenjar hipofisa ikan mas dengan dosis 4 kg^erat induk. Sedangkan pakan alami yang diujikan adalah Artemis sp, Moina sp, Dapnia sp dan Tubifek sp. Pakan diberikan 3 kali sehari pada pagi, siang dan sore hari secara adlibitum. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) empat perlakuan dan 3 kali ulangan. Parameter yang diukur adalah kelulushidupan larva, pertumbuhan panjang dan berat, serta laju pertumbuhan harian. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa kelulushidupan tertinggi diperoleh pada perlakuan pemberian pakan Tubifek sp. Sedangkan pertumbuhan berat dan panjang tertinggi diperoleh pada perlakuan pemberian Tubifek sp, begitu pula dengan pertambahan bobot harian diperoleh pada perlakuan pemberian pakan Tubifek sp. Kualitas air selama penelitian memberikan kisaran yang layak pada pertumbuhaji larva ikan selais.Item Percobaan Pembenihan Ikan Selais (Kryptopterus limpok)(2013-01-07) Nuraini; Nasution, SyafruddinPenelitian ini dilakukan di Balai Benih Ikan Fakultas Perikanan Universitas Riau, yang berlangsung dari bulan 10 Desember sampai dengan 28 Desember 2003. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keberhasilan pemijahan ikan selais {Kryptopterus limpok) baik secara alami, semi alami dan buatan , yang mencakup waktu laten, jumlah telur yang diovulasikan, pertambahan diameter telur, pertambahan kematangan telur, persentase pembuahan, persentase penetasan dan kelulushidupan larva serta kualitas air. Penelitian ini mengguji tiga percobaan pemijahan, yaitu pemijahan alami (tanpa penyuntikan hormon), pemijahan semi alami dengan penyuntikan ovaprim dosis ovaprim 0,5 ml/kg berat badan lalu induk dibiarkan memijah secara alami, dan pemijahan secara buatan (induk disuntik dengan ovaprim dosis 0,5 ml/kg berat badan lalu induk dipijahkan secara buatan dengan melakukan stripping) , setiap percobaan diulang tiga kali. Data yang diperoleh dianahsa secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa ikan selais yang dipijahkan secara alami tidak mengalami ovulasi dan pemijahan begitu pula pada percobaan pemijahan semi alami. Sedangkan pada percobaan pemijahan secara buatan induk ikan selais yang diperlakukan mengalami ovulasi dan pemijahan dimana diperoleh rata-rata waktu laten 8,7 jam, jumlah telur yang diovulasikan rata-rata 41,9 butir/gram berat induk , pertambahan rata-rata diameter telur sebesar 0,17 mm , pertambahan ratarata kematangan telur sebesar 20%, persentae pembuahan rata-rata sebesar 25, 63 %, persentase penetasan rata-rata sebesar 27,20 % dan kelulushidupan larva umur 4 hari rata-rata sebesar 34,91 %. Hasil pengukuran kualitas air menunjukan bahwa berada dalam kisaran toleransi kehidupan ikan, dimana suhu berkisar 24 - 26 C, pH 5-6 , DO 6 - 7,6 ppm, CO22-4.Item PERSEPSI MASYARAKAT PESISIR TERHADAP KONSERVASI HUTAN MANGROVE SEBAGAI PENYIMPAN KARBON(2016-07-13) Mariana, Mariana; Felix, Felitra; Sukendi, Sukendi; Nasution, SyafruddinMangrove forest in the coastal area of Kuala Indragiri is one source of the livelihood of local people. The relation between communities and the existence of mangrove forests has led to the perception of the communities as an effort to maintain and to conserve mangrove forests. This research objective is to analyzed perceptions of coastal communities to the conservation of mangrove forests as a carbon sink. The perception of coastal communities to the conservation of mangrove forests in the coastal area of Kuala Indragiri captured using a questionnaire. The questionnaire used is a questionnaire - type rating scale, which is a question followed by columns that indicate the level - level refers to the Likert scale . The results of the analysis of questionnaires distributed in 95 respondents were divided in five observation stations showed perceptions of communities in coastal areas Kuala Indragiri on the extent and development of mangrove forests , some 34.82 % of the respondents strongly agreed and 59.78 % of the respondents agree that the vast mangrove forests reduced continuously. Public perception of the mangrove forest area declared is reduced, causing mangrove forest loss is due to land conversion impacts and damage mangrove forest loss results in lower earnings. Mangrove rehabilitation efforts, respondents declared failed .Item Species Richness And Abundance Of Bivalvia And Gastropoda (Molluscs) In Mangrove Forest Of Dumai City, Riau Province(2016-04-12) Nasution, SyafruddinThe mangrove forest of Dumai house many mollusc species within its narrow habitat. This study focused on the bivalves and Gastropods (molluscs) inhabit the mangrove forest along the coastline. Fourteen species of molluscs were recorded in this survey, eleven of which were gastropoda and three species were bivalves. Species richness and abundance were surveyed at three sites and each site was sampled at ten spots made of 30 spots along the coast. Althogh low in number, Polymesoda expansa and Pharella acutidens were widely distributed across the surveyed sites, while Isognomon ephippium was rare. It was evident from this survey that conservation measures, such as collection quotas need to be established to protect the stocks of those, especially the edible molluscs species in this area. The study also identified two gastropods, Thais lacera and that is known useful pollution bioindicators.