Browsing by Author "Muhammad Amin, Raja"
Now showing 1 - 5 of 5
Results Per Page
Sort Options
Item Mitos dan Tabu di Kalangan Wanita Hamil (Apresiasi dan Resistensi Kaum Ibu Terhadap Kearifan Tradisional Masyarakat Melayu Riau)(2012-12-05) Wisnu, Nur'aini; Muhammad Amin, Raja; HarapanPenelitian ini berusaha menjawab sejauhmana apresiasi kaum wanita (ibu hamil) dalam memaknai mitos dan tabu hamil yang masih diyakini dan dipraktekkan masyarakat ?. Serta apa sebenamya makna kearifan tradisional {local wisdom) yang melatar-belakangi motif mitos dan tabu itu tercipta dalam masyarakat Melayu ?. Sejauhmana keyakinan mitos dan tabu itu kondusif untuk kesehatan ibu hamil ?. Dan bagaimana pula peran relasi jender (suami istri) dan intervensi keluarga (orang tua/mertua) turut memberi apresiasi tentang hal-hal seperti itu ?. Harus diakui dalam khasanah budaya kita yang masih banyak percaya terhadap kejadian alam gaib dan sinkronisasi antara kehidupan mistis dengan kehidupan nyata tampaknya masih diyakini secara kuat. Demikian pula dalam siklus kehidupan (life circle) di mana diyakini pada masa kehidupan setiap orang itu terjadinya berbagai masa kristis. Berbagai masa kritis itu perlu dilakukan berisagai upacara inisiasi sebagai bargaining dan negosiasi dengan mahluk atau alam gaib yang mengantarainya. Demikian pula dalam proses kehamilan, kelahiran dan kematian manusia, ketiganya itu masih dianggap sebagai kejadian yang penuh misteri dan mistis. Oleh karena kejadian-kejadian itu dianggap masih penuh misteri, maka tabu dan mitos yang melatarbelakangi kejadian itupun semakin menjadi dan menguat saja bagi sebagian masyarakat kita — meskipun mereka telah tersentuh kehidupan modem ™ sebagaimana layaknya di Desa. Koto Baru. Mitos yang paling diyakini oleh sebagian masyarakat Koto Baru antara lain, masih adanya kepercayaan terhadap air susu pertama itu yang berwarna kuning dan agak sedikit berbau. Air susu ini dianggap adalah air susu yang basi dan kotor, maka banyak di kalangan ibu-ibu membuang air susu ini ( yang nota bene sebenarnya banyak mengandung kolostrum ) dibuang secara percuma). Satu kepercayaan yang masih tumbuh di kalangan mereka bahwa anak kecil/bayi yang sering menangis adalah karena diganggu oleh roh halus atau karena kelaparan. Maka bila situasi itu muncul mereka sering memberinya makan bayinya dengan pisang, walaupun belum berusia 4 bulan. Tampaknya mereka tidak tahu akibat pemberian makanan padat terlalu dini, sebagai contoh, malali ada yang diberi makan bakso. Sebelum bakso diberikan — terlebih dahulu dikunyahkan hingga lembut dimulut ibunya — untuk kemudian baru disuapkan pada anaknya yang baru berumur 6 bulan.Sedangkan kepercayaan untuk memperbanyak ASI, masyarakat meyakininya dengan cara memakan rebusan jantung pisang, rebusan tulang dan surasum sapi, atau dengan memakan sayur daun katuk atau daun mangkuk. Selain itu mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung kacang juga sangat dianjurkan dari anggapzua mereka.Item Morbidilitas Balita Dikampar , Studi kasus Didesa Sungai Pagar kecamatan kampar Kiri(2015-07-02) Hidir, Achmad; Muhammad Amin, RajaDengan adanya gambaran awal serupa itu,maka perlu kitanya segera dilakukan Perbaikan dan penanganan lebih lanjut untuk tidak terjadinya pada situasi yang lebih parah lagi. Langkah pertama yang harus segera diambil adalah melakukan identifikasi masalah dengan jalan melakukan penelitian, untuk kemudian akan diketahui problem yang muncul dan pola penanganan yang bagaimana yang harus diiakukan. Dari pemikiran yang telah dipaparkan secara ringkas di atas, ketika sebenanya masalah utama yang hendak dikaji adalah : 1. Bagaimana preferensi model perawatan dan pemeriksaan kesehatan bayi dan balita di desa Sungai Pagar ?. 2. Sejauh mana faktor sosial ekonomi dan budaya yang dimiliki dan dikembangkan masyarakat mempenganihi pola morbiditas dan mortalitas mereka ?. 3. Strategi dan potensi apakah yang perlu dikembangkan lebih lanjut sebagai arah antisipasi pola penanganan yang muncul dari kondisi seperti itu ? Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh beberapa temuan ; Untuk kasus pemeriksaan bayi dan balita pemanfaatan Posyandu belum sepenuhnya dinianfaatkan, ada beberapa alasan tidak atau belumnya dimanfaatkan Posyandu oleh masyarakat Sungai Pagar, antara lain ; 1. Masih minimnyaa jumlah Posyandu dengan kebutuhan masyarakat, karena minimnya itu, maka seringkali setiap diadakan Posyandu terjadi antrian yang panjang. Kondisi ini menyebabkan kejenuhan masyarakat akan untuk menunggu hingga tiba gilirannya 2. Mental masyarakat yang masih rendah terhadap pemanfaatann Posyandu,Item PEREMPUAN DAN BIRO JODOH Artikulasi Persepsi dan Preferensi Pennanfaatan Biro Jodoh di Kaiangan Perempuan Kota Pekanbaru(2012-12-05) Muhammad Amin, Raja; Hidir, AchmadLaki-laki dan perempuan secara kodrati tidak mungkin akan terpisahkan, karena eksistensi kediianya adaiah saling membutuhkan dan saling melengkapi, dorongan ini muncul secara alsuniah dari dulu dan mungkin hingga akhir zaman. Maka fenomena perjodohan adaiah hal yang alami dalam kehidupan manusia. Perjodohan dalam era dahulu selalu diintervensi oleh keluarga dan kerabat, namun seiring perkembangan zaman perubahan telah terjadi. Perjodohan tampaknya semakin ditinggalkan dan mereka kaum muda ingin menentukan pasangannya sendiri. Tetapi dalam perjalanannya tidaklah semudah yang dikira. Oleh sebab itu kesulitan dalam pencarian jodoh dialami oleh sebagian manusia, termasuk oleh kaum perempuan. Penelitian ini berusaha menjawab masalah: bagaimana persepsi kaurn perempuan terhadap fenomena pencarian jodoh melalui rubrik jodoh di media massa. Dan bagaimana pula aksesibilitas mereka dalam menyiasati kesulitan jodoh bila sekiranya mereka mengalaminya. Penelitian dilakukan di kecamatan Sail Pekanbaru. Dipilihnya lokasi ini disebabkan daerah ini cukup banyak rumah sewaan/kontrak yang dihuni kaum perempuan remaja, baik berstatus pelajar, mahasiwa maupun pekerja. Pendekatan penelitian dilakukan dengan metode kualitatif Hasil penelitian menunjukkan bahwa : Kaum remaja perempuan yang berhasil diwawancarai banyak berstatus sebagai mahasiswa dan pekerja. Sebagian dari mereka banyak juga yang kini berstatus sebagai mahasiswa murni {full timer) dengan masih mengharapkan subsidi dari keluarganya di karapung halamannya. Umumnya kaum remaja puteri pemali dan mengetahui adanya rubrik jodoh di media massa. Ini dibuktikan bahwa mereka yang pemah membaca rubrik ini mencapai (40%), sementara mereka yang membaca kemudian ikut serta dan mencoba rubrik itu mencapai (44 %). Sementara mereka yang tidak pernah membaca 16 %, Bagi mereka yang tidak pemah membaca ini, bukan berarti bahwa mereka tidak tahu adanya mbrik jodoh di media massa. Adanya mbrik ini sudah bukan rahasia umum, mereka umumnya mengetahui. Tetapi mereka ini umumnya tahu namun mereka tidak tertarik untuk mengikuti dan membacanya. Ketidak tertarikan mereka itu bila diperinci disebabkan; (1) Merasa bahwa membaca rubrik jodoh adaiah pekerjaan membosan dan monoton, Karena topiknya hanyalah dari keisengan atau kegalauan sebagian masyarakat tentang pencarian jodoh. Topik ini dari minggu ke minggu nyaris sama saja, sehingga mereka tidak tertarik. (2) Merasa bahwa mbrik jodoh adaiah tidak tepat bagi mereka, sebab jodoh dan kematian adaiah umsan illahi. Maka hiduplah secara wajar dan tidak perlu membuang-buang waktu dengan membaca rabrik seperti itu. (3). Adanya kekuatiran dan kesangsian bahwa identitas yang diberikan dan dicantumkan dari peserta mbrik itu adaiah palsu yang muncul dari keisengan peserta sebagai oportunis. Mereka yang pernah mencoba ikut mbrik jodoh umumnya memiliki alasan tersendiri. Alasan-alasan tersebut bila diperincikan secara garis besamya adaiah sebagai berikut; (1). Coba-coba (iseng). Keisengan ini bila dirinci lebih disebabkan: Mereka hanya ingin mengetahui seberapa besar respon masyarakat (dunia laki-laki) dalam memiiih dirinya untuk dijadikan jodoh. Dengan kata lain seberapa besarkah dirinya laku dan memiliki daya tarik bagi orang Iain. Rasa penasaran ini diuji dengan mencoba rubrik jodoh. (2) Ingin mengetahui dan menambah pergaulan. Diharapkan dari rubrik ini akan bertemu berbagai sahabat/kenalan dari berbagai daerah. Terlepas apakah nantinya cocok untuk jadi pacar/jodoh atau tidak. Sementara bagi mereka yang ingin mencan jodoh/pasangan ideal dari keikutsertaa mereka dalam rubrik ini memiliki alasan antara lain: (1) Diharapkan dengan ikutserta dalam rubrik ini akan bertemu jodoh/pasangan yang didambakan. Mereka ini umumnya diliputi rasa cemas akan ketidakpunyaan pasangan hidup, karena umur semakin bertambah. (2) Dengan ikutserta rubrik ini merupakan artikulasi kepentingan dari mereka dalam pencarian jodoh. (3). Budaya malu dan pasif adaiah milik perempuan dalam mencari jodoh, tetapi dengan cara ini sedikit tertutupi, (4) Ingin mencari pasangan ideal dan pemah tertarik pada iklan yang ditawarkan; adanya iklan dari seorang laki-laki yang mencari pasangan hidup dengan kriteria yang ideal dan merasa dirinya memenuhi kriteria yang diminta.Item Strategi Pengembangan Koperasi Unit Desa Untuk Memacu Ekonomi Masyarakat Pedesaan di Kabupaten Indragiri Hulu Propinsi Riau(2012-12-05) Muhammad Amin, Raja; Hidir, AchmadItem Studi Tentang Perilaku Birokrasi Pemerintahan Dalam Melayani Publik Di Kecamatan Singingi(2015-07-07) Muhammad Amin, RajaReformasi, tentu saja dikaitkan dengan usaha untuk melakukan perubahan manajemen kehidupan politik pemerintahan yang lebih demokiatis, guna menciptakan sebuah pemerintahan yang baik, berwibawa, jujur, adil, berbudaya dan beradab (Masyarakat Madani), bersih dari unsur dan praktek korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Melakukan perubahan tidak terlepas dari tujuan dibentuknya pemerintahan yaitu memberikan pelayanan kepada masyarakat (publik). Karena pemerintfihan tidaklah diadakan uatuk melayani diri sendiri, melainkan untuk melayani masyarakat. Peranan birokrasi adalah suatu hal yang tak dapat dihindarkan dalam pembangunan. Peningkatan pelayanan masyarakat salah satunya tergantung dari keinginan sikap dan perilaku aparatur/birokrasi pemerintah sebagai ujung tombak dalam mengimplementasikan program atau kebijaksanaan pemerintah.