Browsing by Author "Maryani, Anis Tatik"
Now showing 1 - 5 of 5
Results Per Page
Sort Options
Item Indikator Penilaian Lahan Spesifik untuk Analisis Kualitas Gambut di Bawah Tegakan Perkebunan Kelapa Sawit di Provinsi Riau(2012-10-24) Nasrul, Besri; Idwar; Maryani, Anis Tatik; WardatiPerkebunan kelapa sawit yang diusahakan pada lahan gambut di Provinsi Riau telah menimbulkan banyak perubahan kualitas tanah. Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat perubahan kualitas gambut dan membangun indikator penilaian gambut spesifik di bawah tegakan kelapa sawit di Provinsi Riau sehingga dapat digunakan secara tepat dan akurat untuk memonitor kualitas gambut. Sifat-sifat gambut yang dijadikan indikator adalah fisika (berat isi, bearing capacity, kadar air, ketebalan, kematangan gambut, subsidence, substratum, permiabilitas, muka air); kimia (salinitas, redoks, pH, C-organik, N-total, P2O5, basa-basa, Fe, Cu, Zn, Mn, kadar abu dan serat); biologi (total populasi mikroorganisme, respirasi, C-mix). Penelitian tahun pertama dilakukan di Bengkalis dan Siak (kawasan SM Giam Siak Kecil dan sekitarnya) dengan tahapan pembuatan peta satuan lahan; analisis sifat-sifat gambut dan perkebunan kelapa sawit swasta, negara, rakyat; dan analisis statistika untuk membangung indikator penilaian tentatif. Pada tahun kedua, dilakukan pengujian dengan perkebunan kelapa sawit yang sejenis di luar daerah penelitian (Indragiri Hilir, Pelalawan, dan Rokan Hilir). Pengujian indikator dimaksudkan untuk mengetahui sampai seberapa jauh indikator tentatif dapat memprediksi tingkat kualitas tanah gambut. Hasil pengujian tahap ini mengindikasikan bahwa indikator yang telah didapatkan betul-betul spesifik untuk memonitor perkebunan kelapa sawit yang diusahakan pada lahan gambut di Provinsi Riau.Kelas kesesuaian lahan yang terbentuk pada LUT usahatani perkebunan kelapa sawit di daerah penelitian dapat mencerminkan tingkat produksi sekaligus BCRnya, dan semua usahatani perkebunan menunjukkan nilai BCR lebih besar dari satu. Dengan investasi yang lebih besar pada input pupuk, maka perusahaan perkebunan memperoleh manfaat yang lebih besar dibanding perkebunan plasma atau rakyat. Kriteria kesesuaian produksi (kg tandan buah segar/ha/th) dan BCR untuk sistem usahatani perkebunan kelapa sawit disusun atas empat kelas: I (16.932,20-18.778,76 dan 3,43-3,59); II (16.392,20-16.932,20 dan 2,97-3,43); III (14.458,34-16.392,20 dan 2,27- 2,97); IV (8.400,00-14.458,34 dan 2,02-2,27) dengan kematangan, drainase tanah, KB, dan K-dd sebagai karakteristik lahan penentu. Kriteria kesesuaian produksi dan BCR tersebut layak digunakan untuk evaluasi kesesuaian sistem usahatani perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Siak, Bengkalis, Rokan Hilir, dan daerah sekitarnya.Item lntluence Water Supply Volume to the Growth of oil Palm Seedlings (Elaeis guineensis Jaq.) in the Main Nursery(2014-01-29) Maryani, Anis Tatik; GusmawartatiOil palm (Elaeis guineensis Jacq.) is a plantation which plays an important role tor lndonesia As the leading commodity for export or for the commodity that is iexpected to increase farmers, income. Of the various factors that cause the production of palm oil decreased by one of them is the problem Of drought During the dry season as it is known that palm oil has ashallow root system (root flibers) so that the easy availability of water shortages. This research was carried out experimentally by using completely randomized desgn (CRD) consisting of four level: A(the water 2400ml marihat D x P), B(Giving water 2400 topaz ml D x P), C(provision of water 1200 ml marihat D x P), and D(provision of water 1200ml odf D x P topaz). The pareameters observed were plant heigt increment, number oe leaves, corm girth ncrement, dry weight, seed quality indesx and proline content. The data obtained were analyzed using ANOVA and followed by further test DNMRT at level 5 % . result showed that treatment of water supply volume provides significant result on the observation parameters plant height increament, whereas the parameters observed in the number of leaves, corm girth increament, dry weight, and seed quality index showe no significant result after testing DNMRTat level 5 %Item Pengaruh Volume Pemberian Terhadap Air Terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Eaesis Guineensis Jacq) Di Pembibitan Utama (Main Nursery)(2012-12-09) Maryani, Anis Tatik; GusmawartatiAir merupakan salah satu faktor pembatas utama dalam pertumbuhan tanaman. Kekurangan air bagi tanaman untuk melangsungkan proses etapotranspirasi akan menghambat pertumbuhannnya. Kelapa sawit termasuk tanaman yang mempunyai sistem perakaran yang dangkal (akar serabut), sehingga mudah mengalami cekaman kekeringan. Untuk mengatasi masalah kekeringan adalah menggunakan bahan tanaman yang toleran dan mampu beradaptasi terhadap cekaman kekeringan. Penelitian ini bertujuan untuk : Mengetahui pengaruh air terhadap pertumbuhan dan perkembangan bibit kelapa sawit; Mengetahui bahan tanaman kelapa sawit yang toleran terhadap pengaruh pemberian air. Penelitian akan dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau, Jalan Bina Widya, Kelurahan Simpang Baru, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru. Penelitian ini berlangsung selama 6 bulan yang dimulai bulan Mei 2009 sampai bulan November 2009. Penelitian ini dilaksanakan secara eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) nonfaktorial yang terdiri dari 8 (delapan) kombinasi perlakuan dengan 3 (tiga) ulangan sehingga terdapat 24 unit percobaan. Tiap unit terdiri dari 2 tanaman diambil 1 (satu) tanaman sampel. Perlakuan mempunyai simbol yaitu : A l V l = (Pemberian Air 600 ml Marihat), A1V2 = (Pemberian Air 600 ml Topaz), A2V1 = (Pemberian Air 1200 ml Marihat), A2V2 = (Pemberian Air 1200 ml Topaz), A3V1 = (Pemberian Air 1800 ml Marihat), A3V2 = (Pemberian Air 1800 ml Topaz), A4V1 = Pemberian Air 2400 ml Marihat), A4V2 = (Pemberian Air 2400 ml Topaz). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan antara lain: Respon varietas Topaz dan Marihat terhadap perlakuan pemberian air berbeda. Hal ini ditunjukkan dengan perbedaan pertumbuhan terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, lilit bonggol, Secara umum varietas Marihat dan Topaz terhadap perlakuan pemberian air 1200 ml mem perl ihatkan peningkatan pertumbuhan lebih baik dibandingkan perlakuan pemberian air lainnya. Peningkatan pertumbuhan varietas Marihat lebih baik dibandingkan pertumbuhan varietas Topaz.Item Sistem Perkebunan Berwawasan Lingkungan Dan Berkelanjutan(2015-01-21) Maryani, Anis TatikSub sektor perkebunan metupakan salah satu sub sektor yang memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Pesamya perkembangan usaha perkebunan moderen i n i , disatu sisi menggembirakan antara lain karena dapat mcningkatkan devisa negara dan perannya dalam penyediaan lapangan kerja, disisi lam perlu diwaspadai adanya dampak negatif terhadap ckosistem alam. Kekhawatiran perkembangan perkebunan moderen ini akan dapat teratasi dengan mengembangkan konsep perkebunan berkelanjutan, yang pada intinya selain memperhatikan pemenuhan kebutuhan manusia yang selalu meningkat dan berubah, sekaligus mempertahankan atau mcningkatkan kualitas lingkungan dan melcstarikan sumber daya alamItem Studi Formulasi Tricho-Azolla Sebagai Biofertilizer Dan Biopestisida Pada Pembibitan Kelapa Sawit(2015-02-28) Puspita, Fifi; Maryani, Anis TatikPenggunaan bibit kelapa sawit yang tidak bermutu dan penggunaan pestisida sintetik untuk mengendalikan penyakit busuk batang yang disebabkan oleh Ganoderma boninense pada budidaya kelapa sawit merupakan permasalahan yang sering terjadi pada perkebunan kelapa sawit. Produktivitas perkebunan kelapa sawit rakyat menjadi rendah per ha. Untuk meningkatkan produktivitas perkebunan kelapa sawit rakyat di lahan gambut dibutuhkan salah satunya dengan menggunakan varietas tahan atau toleran terhadap penyakit biotic, terutama penyakit busuk pangkal batang, dikombinasikan dengan formulasi penggunaan Trichoazolla yang dapat bertindak sebagai biopestisida dan pupuk hayati. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh interaksi antara Trizo-Azolla dan hasil persilangan Bibit kelapa Sawit, dan mendapatkan formulasi Tricho-Azolla yang terbaik dalam mengendalikan jamur G. boninense pada bibit kelapa sawit. Penelitian ini dilakukan secara eksperimen dengan menggunakan rancangan acak lengkap kelompok factorial. Faktor yang diuji adalah beberapa media tumbuh yang terdiri dari: M1 = Tanah Gambut, M2 = tanah mineral, dan M3 = tanah PMK. Tahap kedua percobaan menggunakanrancangan acak kelompok yang terdiri dari 2 faktor I: Progeni kelapa sawit dipilih yang terdiri dari 3 level : P1 = Progeni A, P2 = Progeni B, P3 = Progeni C, Faktor II: Formulasi Tricho-azolla: T0 = inokulasi G. boninense , tanpa Tricho-Azolla, T1 = 50 g Tricho – Azolla 25 g + 10 g sludge + 15 g kaolin, T2 = 50 g Tricho- Azola+ 25 g sekam + 10 g + 15 g bentonit, T3= 50 g Tricho-Azola + 25 g abu janjang kelapa sawit + 10 g + 15 g Ca-alginat, T4 = 50 g Tricho-Azolla + 25 g + 10 g gambut muda + 15 g Zeolit. Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi antara Formulasi Tricho-Azolla dan dikombinasikan pada beberapa varietas hasil seleksi pada tahap pertama. Efek utama formulasi Tricho- Azolla berbeda nyata antara Tricho-Azolla dengan formulasi yang berbeda dibandingkan dengan control pada semua parameter yang diuji.