Browsing by Author "Komalasari"
Now showing 1 - 11 of 11
Results Per Page
Sort Options
Item Fabrication of porous alumina-hydroxyapatite composites via protein foaming-consolidation method: Effect of sintering temperature(2013-05-15) Fadli, Ahmad; KomalasariIn this study, porous alumina-hydroxyapatite (HA) composite bodies were designed for the use in bone implant via protein foaming-consolidation method and the effect of sintering temperature was investigated. Commercial HA powder was used as a bioactive ceramic. Alumina and HA powders were mixed with yolk at an adjusted mass ratio to make slurry. The slurries were cast into cylindrical shaped molds and then dried for foaming and consolidation process. Subsequently, the dried bodies were burned at 600°C for 1 h, followed by sintering at temperatures of 1200, 1350, 1400 and 1550°C for 2 h, respectively. The results show that the sintered bodies were porous with pore size in the range of 20-250 μm and porosity of 42 – 45 %. Increasing sintering temperature from 1200 to 1550°C improved compressive strength from 1 MPa to 8 MPa. TCP phase was found in sintered bodies.Item INFLUENCE OF YOLK ADDITION ON PROTEIN FOAMINGCONSOLIDATION POROUS ALUMINA CONTAINING HYDROXYAPATITE NANOPOWDER(2014-05-21) Fadli, Ahmad; Komalasari; Alfarisi, Cory DianPresent paper reports the influence of yolk addition on physical properties of porous aluminahydroxyapatite composites prepared using protein foaming-consolidation method. Alumina and hydroxyapatite (HA) powders were mixed with yolk at an adjusted mass ratio to make slurries. The slurries were cast into molds and the dried for foaming- consolidation process. The dried bodies were burned at 600ºC for 1 hour, followed by sintering at temperature of 1550ºC for 2 hours. The addition of yolk into the slurry shifted the rheological properties from shear thinning behavior to a Newtonian fluid and resulted in bigger foaming capacity. The porous alumina-HA composites with shrinkages in the range of 43.3 vol.% – 58.4 vol.% were obtained. The shrinkage of bodies increased with increasing concentration of yolk. The compressive strength was 7.5 MPa at 44.6% porosity 2.6 MPa at 57% porosityItem KRISTALISASI TiO(OH)2 PADA PROSES PEMBUATAN RUTIL (TiOj) SINTETIS DARI MINERAL ILMENIT DENGAN PROSES SULFAT(2013-03-14) Komalasari; Fadli, AhmadKegunaan Titanium Dioksida (TiOi) sangat banyak antara lain sebagai bahan pewama, katalisator, fotokatahtik dll. Salah satu proses untuk membuat Titanium Dioksida (TiOs) adalah dengan kristalisasi TiO(OH)2 menjadi liOz- Bahan baku yang digunakan adalah mineral ilmenit bahan buangan PT Tambang Timah Bangka. Alat proses utama yang dipakai adalah reaktor gelas yang dilengkapi dengan pengaduk, pemanas serta themiometer. Proses dimulai dengan pembentukan TiOS04 dari mineral ilmenit dan asam sulfat yang dilakukan dalam reaktor batch pada suhu 160 °C dan pengadukan 600 rpm. Larutan TiOS04 yang diperoleh proses destruksi selanjutnya dihidrolisis dengan menambahkan aquadest yang dilakukan dalam sebuah tangki berpengaduk. Endapan TiO(OH)2 yang terbentuk selanjutnya dicuci dengan aquadest hingga netral. Selanjutnya dipanaskan dalam oven. Analisa dilakukan dengan menggunakan A A S untuk menentukan fraksi berat Titanium yang terbentuk dalam endapan. Variabel yang dipelajari adalah suhu, konsentrasi tifanyl sulfat dan kecepatan pengadukan. Dari hasil pembahasan diperoleh bahwa proses kristalisasi titanium oxyhidrat (TiO(OH)2) dipengaruhi oleh antara lain: suhu reaksi, konsentrasi titanyl sulfat dan kecepatan pengadukan dimana fraksi titanium terbesar adalah 45% dengan kondisi proses; suhu reaksi WO *^C, konsentrasi titanyl sulfat 0,02983 grmol/mL dan kecepatan pengadukan 96 rpm.Item PEMBUATAN KOMPOS DARI SAMPAH SAYURAN : PARAMETER SUHU DAN WAKTU PEMBALIKAN(2013-05-08) Yenie, Elvi; KomalasariKompos adalah hasil dekomposisi parsial atau tidak lengkap, dipercepat secara artifisial dari campuran bahan-bahan oleh mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab dan aerobik. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan temperatur yang baik selama proses pengomposan sampah sayuran, sehingga menghasilkan kompos yang baik dan bermutu. Penelitian ini memvariasikan pembalikan setiap 4 hari sekali, 7 hari sekali dan 10 hari sekali selama 30 hari pengomposan dengan menggunakan orgadec sebagai bioaktivator. Selama proses pengomposan dilakukan pengamatan suhu harian, kadar kelembaban setiap pembalikan, pH awal dan akhir dan rasio C/N awal dan akhir. Pada pembalikan 4 hari sekali diperoleh temperatur tertinggi adalah 41.4oC, pembalikan 7 hari sekali 42.6 oC, dan pembalikan 10 hari sekali 46.6 oC dengan kelembaban akhir masing-masing perlakuan adalah 48.6%, 47.05% dan 46.09%. Kelembaban yang ideal pada proses pengomposan adalah antara 40 – 60% dan nilai rasio C/N yang diperoleh mendekati rasio C/N tanah pada perlakuan pembalikan 7 hari sekali yaitu 20.21, sedangkan rasio C/N tanah berkisar antara 12 – 20:1 C/N.Item Pembuatan Komposit Alumina-Kalsium Phosphat Berpori Untuk Aplikasi Tulang Implan Menggunakan Metode Protein Foamingconsolidation(2015-12-01) Fadli, Ahmad; KomalasariAlumina berpori dianggap bahan yang atraktif digunakan sebagai tulang implan dan mikrokarir untuk kultur sel. Walaupun alumina memiliki sifat mekanik yang tinggi, akan tetapi alumina bersifat bioinert yang membatasinya untuk diaplikasikan sebagai tulang buatan. Sebaliknya, kalsium phosphate sudah berhasil digunakan untuk mengganti tulang yang rusak karena kalsium phosphat memiliki sifat bioaktif dan biokompatibel dalam pertumbuhan sel-sel tulang. Tujuan penelitian tahun pertama adalah membuat komposit alumina-kalsium phosphat menggunakan bahan hidroxyapatit komersial dengan varaibel yang diteliti adalah temperatur sintering dan pengaruh kuning telur terhadap karakter komposit yang diperoleh. Slurry dibuat dengan mencampurkan alumina dan hidroksiapatit dengan kuning telur. Kemudian slurry dituangkan di dalam mold yang berbentuk silinder dan dikeringkan pada temperatur 180ºC selama 1 jam. Green bodi yang diperoleh selanjutnya dibakar dan disinter pada temperatur 1200-1550ºC.Item Pembuatan Microcarrier Keramik Berpori Untuk Aplikasi Kultur Sel(2015-12-01) Aman; Fadli, Ahmad; KomalasariKeramik berpori dianggap bahan yang atraktif digunakan sebagai microcarrrier untuk kultur sel. Hal ini dikarenakan keramik memiliki sifat mekanik yang tinggi dan ukuran pori yang bisa dikontrol untuk meningkatkan laju pertumbuhan sel yang ditanam pada permukaan microcarrrier. Tujuan penelitian adalah membuat microcarrrier berpori dari bahan dasar biokeramik tri calcium phosphate (TCP) menggunakan metode starch consolidation. Pada tahun pertama ini dipelajari pengaruh waktu pengadukan dan temperatur sintering terhadap sifat fisik TCP berpori yang dihasilkan. Starch yang digunakan adalah partikel wheat (tepung gandung) yang berfungsi sebagai agen pembentuk pori pada bodi keramik. Slurry dibuat dengan mencampurkan partikel wheat particles dengan suspensi TCP dan air, kemudian slurry tersebut diaduk selama 1, 2 dan 3 jam. Selanjutnya slurry dituangkan di dalam mold yang berbentuk silinder, dan dikeringkan dalam oven pada 80˚C selama 24 jam dan 120˚C selama 8 jam. Green bodi yang diperoleh selanjutnya dibakar dan disinter pada temperatur 1000 dan 1100ºC. Microcarrrier keramik yang diperoleh mempunyai struktur pori terbuka dengan ukuran pori berkisar antara 300-310 μm dan terdapat interkonektifiti antara pori. ketika temperature sintering naik dari 1000 ke 1100°C, terjadi penyusutan volum pada bodi keramik pada rentang 53- 567%. Setelah proses sintering, diperoleh keramik berpori yang memiliki porositas 59 – 78% dan kuat tekan 0,3 - 2,5 MPa.Item PENGENDALIAN KOROSI PIPA PERMINYAKAN DENGAN MENGGUNAKAN INHIBITOR KOROSI(2013-08-26) Hassan, Teuku Azhari; KomalasariAddition of corrosion inhibitor volume into mixing produce oil and water is the methode to protect the inner pipe that can support reliability of the system. The used inhibitor is a kind of organic inhibitor which is generally contain of amin and used to resist corrosion rate for carbon steel which is a pipe material to distribute mixing produce oil and water. The relationship of fluide flow rate and addition of inhibitor volume is very important to understand. One of its parameter is corrosion rate measurement using corrosion coupon. The purpose of this study is to understand the effect of fluide flow rate and addition of inhibitor volume and to find the best condition of corrosion rate in the system. From the experimental results can be concluded that the highest fluide flow rate can increase the corrosion rate. The addition of corrosion inhibitor volume can resist the corrosion rate. The 2,5 gal/day inhibitor was the best inhibitor volume to resist the corrosion rate at variant fluide floe rate, which is 0,3 MPY for 40.000 bbl/day, 0,44 MPY for 60.000 bbl/day, 0,7 MPY for 80.000 bbl/day.Item PIROLISIS CANGKANG SAWIT MENJADI ASAP CAIR DENGAN KATALIS BENTONIT: VARIABEL WAKTU PIROLISIS DAN RASIO KATALIS/CANGKANG SAWIT(2013-05-07) Padil; Sunarno; Komalasari; Widyandra, YoppyPerkebunan kelapa sawit setiap tahunnya mengalami peningkatan, begitu juga dengan produksi CPO yang terus meningkat seiring bertambahnya luas perkebunan sawit. Hal ini berdampak pada timbulan limbah padat sawit diantaranya adalah cangkang sawit. Pada penelitian ini digunakan cangkang sawit sebagai bahan baku pembuatan asap cair dan bentonit sebagai katalisnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pirolisis dan kondensasi. Mula-mula bentonit dipreparasi kemudian diaktivasi secara asam, cangkang sawit dijemur atau dipanaskan dibawah sinar matahari. Kemudian cangkang sawit di masukkan ke dalam reaktor sebanyak 250 gram dan katalis yang digunakan tetap sebanyak 36 gram (14,4%), suhu pirolisis 300 °C dengan waktu 0-180 menit. Asap yang keluar dari reaktor akan mengalir ke kondensor dan keluar menjadi asap cair. Langkah selanjutnya yaitu melakukan variasi terhadap rasio katalis terhadap cangkang sawit dengan waktu optimum yang diperoleh dari variasi waktu pirolisis sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum pembuatan asap cair menggunakan katalis bentonit yaitu waktu pirolisis 60 menit dengan rasio katalis 11% (% berat). Pada kondisi ini, kadar asam asetat sebesar 21,767% dan kadar fenol 5,532%. Rendemen asap cair pada permulaan waktu pirolisis mengalami peningkatan kemudian mengalami penurunan seiring dengan meningkatnya waktu pirolisis.Item Preparation Of Porous Alumina-Tri Calcium Phosphate Composite Using Protein Foaming-Consolidation Method For Biomedical Application(2015-12-01) Fadli, Ahmad; Komalasari; Alfarisi, Cory DianPorous alumina-tri calcium phosphate (TCP) composite has been prepared via protein foaming-consolidation method. Sintering temperature was varied to amend performance of the porous composite. The shrinkage of sintered bodies decreased with increasing TCP loading. The decreasing porosity of porous alumina-TCP body from 45.0 to 38.9% improved the compressive strength from 0.3 to 10.6 MPa. Increasing sintering temperature resulted in large grain size among powder particles, thus improving the compressive strength of porous bodies. The macroporous alumina-TCP composite sample produced has been proven to be highly potential for bone implant application.Item Proses Pengendalian Korosi(2013-04-18) Komalasari; Sri Irianty, Rozanna; Fadli, AhmadMetode ekstraksi sokletasi memberikan hasil ekstrak yang lebih tinggi karena adanya pemanasan akan memperbaiki kelarutan ekstrak sehingga hasil ekstrak yang diperoleh lebih tinggi. Tanin merupakan salah satu jenis senyawa yang termasuk kedalam golongan polifenol yang dapat dijumpai pada hampir semua jenis tumbuhan hijau. Daun gambir banyak mengandung kadar tanin. untuk itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui % ekstrak gambir dan menganalisa konsentrasi tanin dalam ekstrak gambir yang diperoleh dengan variabel komposisi pelarut etanol-air. Perlakuan daun gambir untuk mendapatkan tanin meliputi pengeringan, penghalusann (blender), pengayakan, pengekstrakan dengan sokletasi sehingga diperoleh rendemen gambir. Selanjutnya, 5 ml filtrat dari rendemen ditambahkan FeCb untuk analisa kuanlitatif, selebihnya didestilasi untuk memperoleh ekstrak gambir dan dianalisa menggunakan spekrofotometer uv-vis. Dari hasil penelitian diperoleh ekstrak gambir mengandung tanin dan konsentrasi tanin paling tinggi dari variabel komposisi pelarutnya adalah pada perbandingan pelarut etanol-air 1:4 dengan konsentrasi tanin 94,75 ppm.Item Recent Research and Development in Porous Alumina Ceramics for Biomedical Applications(2015-12-01) Fadli, Ahmad; Komalasari; Alfarisi, Cory DianAlumina is a bioinert ceramic with adequate mechanical properties for manufacturing of medical devices. In biomedical field, porous alumina scaffold is used for cell loading and bone grafts due to their good biocompatibility, inertness and chemical stability. Porous alumina can be prepared by a variety of methods involving starch consolidation, extrusion, fused deposition modeling (FDM), freeze drying, gel casting, magnetron sputtering and protein foaming. These techniques will produce porous alumina bodies that closely mimic with the structures of trabecular bone. Calcium phosphate coatings are an effective way to enhance the bioactivity ability of the porous alumina. The present paper gives an overview of various recent synthetic methods used to prepare porous alumina and their applications, especially for bone regeneration