Browsing by Author "Kartikowati, Sri"
Now showing 1 - 10 of 10
Results Per Page
Sort Options
Item The Improvement of Student’s Activities through the Implementation of Cooperative Script Model(2017-10-12) Kartikowati, Sri; GiminThis paper is a Classroom Action Research (CAR) aimed to describe the improvement process of student’s activities in Business English subject. The improvement was accomplished by implementing model of cooperative script. The experiment was conducted at the Faculty of Education, Riau University. Thirty three students were the subject of this study. The research was conducted in three cycles, each cycle includes the steps of planning, implementing, observing, and reflecting. The data was collected through field observation technique covered lecturer’s activities and student’s activities. The result found that the implementation of the model could improve student’s activities. Assuming that the lecturer’s ability in designing lesson plan and the involvement of student’s activities proportionally could conclude that the implementation of cooperative script as a learning model to be effective.Item Mendesain Standardisasi Pelaksanaan Perkuliahan: Rekomendasi Untuk Pengajaran Mikro(2017-10-12) Gimin; Kartikowati, Sri; Bedriati; Asril; SupentriPerbedaan dosen dalam pelaksanaan perkuliahan Pengajaran Mikro mengakibatkan perbedaan kompetensi lulusan, sehingga diperlukan standard pelaksanaannya. Dalam rangka menghasilkan standard tersebut, kami mendeskripsikan rekomendasi yang dijaring dari dua langkah yang dilakukan dalam rangka mendesain standardisasi pelaksanaan perkuliahan Pengajaran Mikro (Mikro teaching) di Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (P.IPS) di Universitas Riau. Deskripsi rekomendasi merupakan tujuan pertama studi ini dari langkah yang disebut Analisis kebutuhan. Kami mengidentifikasi tingkat kebutuhan Pengajaran Mikro dari data yang diperoleh melalui angket ditujukan kepada responden guru dan mahasiswa. Selanjutnya data diolah menggunakan SPSS V.17. Hasil dari langkah Analisis kebutuhan menunjukkan tingkat kebutuhan keterampilan mengajar sebesar 91%, artinya sangat direkomendasikan tersedianya buku standardisasi Pengajaran Mikro.Tujuan kedua merupakan rekomendasi dari langkah Ujicoba terbatas praktek mengajar tiga orang mahasiswa. Data dikumpulkan melalui observasi atas dua kegiatan praktik mengajar (sebelum dan setelah buku standarisasi Pengajaran Mikro dibaca dan dibahas). Data selanjutnya dianalisis secara deskriptif. Hasil dari langkah Ujicoba terbatas menunjukkan rata-rata peningkatan sebesar 18,3% pada semua aspek keterampilan yang diamati. Temuan ini merekomendasikan agar dalam buku standarisasi Pengajaran Mikro mencantumkan lebih banyak contoh riil dan komprehensif pada setiap aspek keterampilan mengajar.Item Peluang Usaha melalui Keterampilan Merajut bagi Anggota PKK RW-05 Kelurahan Lembah Sari Kecamatan Rumbai Pesisir - Pekanbaru(2013-04-22) Kartikowati, Sri; Gimin; Sumarno; Trisnawati, FennyPeran kaum perempuan di Indonesia makin lama semakin menunjukkan peran yang sangat signifikan, tidak saja di koa-kota besar di Indonesia tetapi juga di pedesaaan. Sejarah panjang telah membuktikan bahwa kaum perempuan mampu perkasa dalam menopang ekonomi keluarga. Kaum ibu misalnya, mampu membantu pendapatan keluarga dengan melakukan banyak hal, seperti bertani, berternak, dan berwirausaha. Naisbitt mengangkat issu tentang perempuan yang muncul sebagai salah satu dari sepuluh arah baru untuk tahun 2000-an merupakan dasawarsa perempuan/wanita dalam kepemimpinan. Issu tersebut sempat membangkitkan perhatian kalangan praktisi maupun akademisi. Peran perempuan dalam menambah pendapatan keluarga, umumnya bagi kaum perempuan yang berpendidikan menengah ke bawah, adalah menciptakan sesuatu produk atau jasa yang memiliki ‘nilai jual’. Peran membantu pendapatan keluarga itu dilakukan tanpa mengganggu peran utama dirinya sebagai ibu rumah tangga. Caranya dengan melakukan kegiatan produktif di waktu senggang, artinya ada manajemen waktu yang sangat fleksibel. Dengan demikian kaum perempuan telah berperan ganda – tidak meninggalkan keluarga dalam melakukan kegiatan produktif. Hebatnya anggota keluarganya pun dapat dilibatkan. Berbagai bentuk produk dan jasa ber-nilai jual itu yang biasa ditawarkan adalah produk-produk yang berhubungan dengan urusan perempuan dan benda-benda yang dikonsumsi secara bersama dalam keluarga.Item PEMBIAYAAN PENDIDIKAN SMA “UNGGUL” DI KOTA PEKANBARU DAN PENGARUHNYA TERHADAP MUTU HASIL BELAJAR SISWA(2014-06-11) Kartikowati, Sri; Sumarno; Astuti, RiaTujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi biaya pendidikan sekolah dan biaya pendidikan pribadi SMA “unggul” di Kota Pekanbaru serta mengetahui pengaruhnya terhadap mutu hasil belajar siswa. Penelitian ini menggunakan sampel siswa sebanyak 157 orang, yang diambil secara multistage random sampling. Data dikumpulkan dengan angket dan dokumentasi, kemudian dianalisis dengan teknik deskriptif dan regresi. Hasil penelitian menunjukkan sumaber uatama biaya pendidikan sekolah berasal dari uang komite (dipungut dari siswa) dan dana BOS, yang pada tahun 2013 berjumlah Rp3.287.920.000,-. Alokasi dana untuk kegiatan pembelajaran hanya sebesar 7,60%. Biaya pendidikan pribadi siswa per bulan rata-rata sebesar Rp 1.056.303,-. Biaya pendidikan sekolah maupun biaya pendidikan pribadi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap mutu hasil belajar.Item Pengembangan Model Learner-Centered Micro Teaching Melalui Peran Kelompok Untuk Meningkatkan Kemahiran Mengajar Mahasiswa Universitas Riau(2017-10-12) Kartikowati, Sri; Gimin; Haryana, GaniPenelitian dengan pendekatan ‘research and development’ ini bertujuan mengembangkan Model ‘Learner Centered Micro Teaching’ (LCMT) melalui peran kelompok dalam rangka meningkatkan kemahiran mengajar mahasiswa Pendidikan Ekonomi. Dengan merujuk pada desain baru, Model CMT +)Kelompok, test dilakukan dua kali terhadap 12 orang mahasiwa yang mengikuti perkuliahan Micro Teaching di Universitas Riau pada semester pertama tahun 2013-2014. Data diperoleh melalui latihan mengajar yang dimulai dari tahap persiapan, aplikasi, perekaman (rekaman video), review rekaman, dan refleksi atas hasil review. Analisis data dilakukan secara kuantitatif atas skor data observasi yang diperoleh dari rekaman latihan mengajar sebelum dan sesudah menggunakan Model LCMT +)Kelompok kemudian dihitung dengan formula T-test pada tingkat kepercayaan 95%. Analisis kualitatif dilakukan dengan menggunakan teknik interaktif terhadap data yang dikumpulkan melalui wawancara. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara skor kemahiran mengajar sebelum dan setelah menerapkan Model LCMT +)Kelompok. Dianjurkan untuk mulai menyusun Buku Manual Micro Teaching dalam rangka memfasilitasi peningkatan kemahiran mengajar mahasiswa.Item Penilaian Kreatifitas Inovasi Pembelajaran Yang Membangun Pengetahuan Melalui Penerapan Project Based Learning Pada Peserta Sm3t Universitas Riau Di Kabupaten Lanny Jaya Papua(wahyu sari yeni, 2018-11-05) Yustina, Yustina; Mustafa, Muhammad Nur; Kartikowati, SriItem Strategi Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Gender Dalam Pengelolaan Wilayah Pesisir Di Kecamatan Pasir Limau Kapas Kabupaten Rokan Hilir(wahyu sari yeni, 2019-01-09) Farida, Lena; Kartikowati, SriThe coastal region is a strategic region while most vulnerable to alteration, disturbance and pollution by man. The area is strategic because it said almost all of the coastal area in Indonesia is the main gate of marine economic activities on its territory respectively, while said to be most vulnerable to changes that occur naturally, due to the human activity, or a combination of both. Development of the coastal area is carried out focused, systematic and planned, to achieve the welfare of society. To that end the community must be a subject/major offender in the management of the coastal areas, so it can continue to noticed and kept the power support ecosystems and biological resources stock waters. In law No. 1 year 2014 stated that: Coastal Zone is a transitional area between terrestrial and marine ecosystems that are affected by changes in land and sea, towards land covering the administrative area of the sub-district and towards the sea as far as 12 nautical miles measured from the coastline Along with the development of the issue of human rights, democracy, environment life and gender equality, it has influenced the government's thinking to improve the management of natural resources and the environment by promoting the principles of justice, democracy and the sustainability of the functions of natural resources and the environment. For this reason, it is hoped that the role of women in policy making is related to environmental management issues. (Darmastuti, 2010). Generally in coastal areas, the economic contribution of women is quite high. Likewise, what happened in the coastal area of Kecamatan Pasir Limau Kapas Kabupaten Rokan Hilir, many women participated in utilizing coastal resources. As for the purpose of this research was: analyzing gender-based community empowerment, analyse the management of the coastal area and Formulating Gender-based community empowerment Strategies in the management of the coastal area in Kecamatan Pasir Limau Kapas Kabupaten Rokan Hilir. Method of data collection is to disseminate the questionnaire against 99 (ninety-nine) respondents women and doing interviews with the informant of the man who was chosen intentionally, relevant to the research. As for the indicators of the management of the coastal area consists of 8 indicators, namely: planning, decision making, organizing, leadership, control, financial, physical and information. Data analysis was done with Descriptive Analysis and SWOT analysis. Based on the research results obtained an idea that communities of the coastal area in Kecamatan Pasir Limau Kapas, already powerless, especially in terms of self-empowerment (self empowerment), meaning that their activities because of the strength they have as well as a fairly high spirit in doing various activities. While the empowerment of Governments (Government empowerment) and from non government (community empowermment) is still low, meaning that it has not been fully able to assist the activities of the community. However reviewed from the perspective of gender, women are still lagging behind in comparison to men, especially not yet maximal participated strategic decision-making. The management of coastal areas is based on eight indicators, the average results show good enough, and can be sorted from the highest to lowest percentage as follows: Leadership 78.60%; Organizing 69.50%; Information 68.80%; Finance 67.70%; Physical 67.70%; Control of 67.50%; Planning 62.30% and Decision Making 61.70%. The research data from the eight indicators above are SWOT dimensions for analyzing coastal area management strategies grouped into four elements, namely Internal which consists of Strength and Weakness, and External consisting of Opportunity and Threat ( Threats). Furthermore, it is reviewed based on four elements, namely: Strength: Leadership and Organization; Weakness: Decision Making and Planning; Opportunity Elements: Information and Physical and Threat Elements: Control and Finance. The results of the analysis with a qualitative SWOT matrix approach, obtained an illustration that the dimensions of leadership and organization are factors that become strengths, while the weakness is in decision making and planning. The 'SO' strategy (Strengths Opportunity) is a strategy to use the power that is owned to take advantage of the opportunities that exist, for that strategy to develop leadership is very important and local organizations are social capital to empower women. The 'WO' (Weaknessess Opportunities) strategy is a strategy to reduce weaknesses by taking advantage of opportunities. Of the various forms of weaknesses and opportunities that have been identified from research, the strategy of involving women in planning is very important, because it can accommodate the needs of the community so that sustainable development, while infrastructure and infrastructure are sufficiently good, can be utilized maximally, and involve women in decision making. The 'ST' strategy (Strengths Threats) is a strategy to use force to avoid threats. For this reason, it is necessary to develop a strategy to improve supervision from leaders of organizations both Formal and Informal, and to conduct various collaborations in collecting funds used for coastal area management. The 'WT' (Weaknessess Threats) strategy is a strategy to reduce weaknesses or minimize weaknesses to avoid or control threats. Of the various kinds of threats that have been identified that can have an influence on the achievement of coastal area management objectives. For the strategy of involving local governments to conduct planning in the short and long term in managing the environment and conducting periodic evaluations, an alternative strategy can be developed. Based on the results of the above research, the Gender-Based Community Empowerment Strategy in Coastal Area Management is to involve women in planning because it can accommodate the needs of the women's community for sustainable development, education and training for women so that women can contribute to the decision-making processItem Strategi Pengembangan Masyarakat Pesisir Berbasis Pembangunan Wisata Bono (Tidal Bore) Di Kabupaten Pelalawan(2015-04-08) Hidir, Achmad; Kartikowati, Sri; Asriwandari, HestiHidir dkk (2013) menemukan adanya urgensi pengembangan model pengembangan pariwisata Teluk Meranti yang bertumpu pada pemberdayaan masyarakat dengan memperhatikan aspekkonservasi lingkungan dan kondisi dan/atau potensi masyarakat.Kajian ini bertujuan untuk menyusun model pemberdayaan masyarakat dalam rangka memajukan dan menyiapkan masyarakat Teluk Meranti menyongsong pengembangan pariwisata Bono sebagai ikon pariwisata dunia serta mengantisipasi munculnya resistensi yang destruktif terhadap pengembangan wisata Bono. Penelitian dilakukan di Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan.Analisis data menggunakan pendekatan dialogical interpretation, yaitu pemahaman emic dengan pemahaman etic terhadap gejala dan fenomena yang ditemui di lapangan yang menghasilkan negotiate meaning untuk kemudian dianalisis dengan model analisis interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor pendidikan menjadi modal dasar yang harus dipersiapkan dan/atau dikuatkan dalam rangka memposisikan masyarakat Teluk Meranti sebagai subjek pembangunan pariwisata Bono.Selain itu, peningkatan soft skill masyarakat menjadi urgent agar masyarakat mampu berinovasi dan berkreasi serta memiliki keunggulan komparatif yang konstruktif terhadap kepariwisataan Bono. Ancaman dan tantangan yang muncul kemudian adalah resistensi laten dan manifes baik dari dalam masyarakat itu sendiri ataupun dari luar masyarakat Teluk Meranti. Resistensi manifes yang muncul adanya maraknya spekulan tanah di Teluk Meranti.Resistensi latennya lebih pada lunturnya nilai-nilai budaya lokal serta dekadensi moral khususnya generasi muda di Teluk Meranti sebagai akibat dari difusi kebudayaan yang dibawa oleh para wisatawan baik nusantara maupun mancanegara. Oleh karena itu dibutuhkan power yang kuat dari pemerintah daerah sebagai single leader pengembangan wisata Bono melalui implementasi collaborative governance yang menyasar kepada seluruh stakeholders, tidak terkecuali kepada komunitas bonosurf yang dikoordinir oleh Anthony.Item Strategi Peningkatan Ekonomi Masyarakat Berbasis Ekonomi Hutan Pada Masyarakat Adat Talang Mamak Di Kabupaten Indragiri Hulu Propinsi Riau(2013-04-01) Hidir, Achmad; Kartikowati, SriPenelitian ini bertujuan untuk: (1) Mendeskripsikan upaya peningkatan taraf hidup masyarakat sekitar hutan untuk langkah pemberdayaan ekonomi mereka sebagai upaya menunjang program pengentasan kemiskinan. (2) Menemukan pola/model pembenahan dan pemberdayaan dan pengentasan kemiskinan masyarakat sekitar hutan sebagai akibat perubahan ekologis dan ekonomi yang berdampak pada sumber ekonomi dan budaya mereka guna menunjang program pro poor dan pro job. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan alasan sangat cocok digunakan untuk menjawab masalah penelitian yang akan dilakukan. lokasi penelitian ditentukan secara purposive di areal konsesi hutan di Kecamatan Rakit Kulim. Dengan pertimbangan Kecamatan Rakit Kulim adalah merupakan induk dan asal-usul dari penyebaran suku Talang Mamak ke kecamatan lain. Subyek penelitian adalah masyarakat adat Talang Mamak (cultural bearing unit) yang berstatus sebagai peladang berdomisili di sekitar areal konsesi dan proyek kehutanan. Analisis data digunakan pendekatan dialogical interpretation, yaitu suatu dialog antara pemahaman emik dengan pemahaman etik untuk memahami gejala yang ditemui di lapangan. Hasil temuan menjelaskan ada beberapa kendala yang terjadi dalam proses pengembangan mereka, dapat bersifat internal maupun eksternal. Untuk kendala internal antara lain; SDM mereka yang umumnya rendah, kecilnya peluang daya saing baik secara ekonomi, sosial dan politik. Selain itu umumnya mereka memiliki sikap inferior terhadap orang lain. Sedangkan kendala eksternal adalah; kurangnya keperdulian pihak luar dalam melibatkan mereka dalam pembangunan, terjadinya desakan ekologis dari pihak luar menyebabkan siklus ladang semakin kurang dan produktivitas jadi kecil, selain itu program resetlement penduduk desa di masa lalu dilakukan masih setengah hati. Hal lain yang terjadi dalam proses pengembangan masyarakat sekitar hutan, masih ditemui juga beberapa hal, yaitu : pengawasan hutan idealnya harus dilakukan secara bersama, tetapi saat ini hanya tertumpu pada Polisi Hutan Dishutbun Kab. Inhu yang jumlahnya hanya 15 orang untuk seluruh Kabupaten Indragiri Hulu. Masih sering terjadi Konflik dalam Penetapan Batas Hutan antara masyarakat Dengan Konsesi Perusahaan. Karena di lapangan Sulit sekali Membedakan Kawawasn Hutan dengan tanah masyarakat karena pal-palnya tidak jelas. Untuk mengurangi hal itu sebaiknya kawasan perkebunan sedapat mungkin dipisahkan dengan kawasan hutan. Upaya yang harus dilakukan adalah dibentuk semacam ‘forum hutan adat’ untuk menanggapi Perda Hutan Adat yang akan dikeluarkan oleh Pemda Indragiri Hulu secara lebih luas yang meliputi antar stakeholders baik masyarakat desa, masyarakat kota, pemerintah, perguruan tinggi, LSM profesional, asosiasi-asosiasi pengusaha, perusahaan-perusahaan swasta, dan asosiasi-aso-siasi profesional lainnya sebagai wadah aspirasi dan forum rembuk permasalahan yang mungkin muncul. Selain itu diperlukan pembentukan kelembagaan ditingkat mereka. Pembentukan kelembagaan –terutama ekonomi -- harus dibentuk secara partisipatif, sehingga kelembagaan yang dibentuk sesuai dengan aspirasi mereka dan mereka merasa memiliki. Sehingga tidak akan menjadi sekedar papan nama saja. Di sini keterlibatan peran pendamping sebelum mereka mandiri mutlak diperlukan.Item System Of Education Financial Recording (Empirical Study At “Smk Labor” Fkip Of Riau University)(2017-10-12) Gimin; Kartikowati, SriMany schools count the cost of educating each student for one year (unit cost) as a measure of efficiency, but the phenomenon shows cannot describe the real costs are charged to period. This study analyzed the system of financial recording for education, formula calculation unit cost, and amount of unit cost. The study was conducted on "SMK Labor" FKIP of Riau University. Main data was in the form of documents, and more focus information gathered by interviews to some key source persons. Data was analyzed descriptively, classified based on subject-matters.The study found "SMK Labor" FKIP of Riau University perform financial recording system using a cash basis on RKAS (School Budget and Activity Plan). This school uses a formula calculating the unit cost "all expenses paid by each student is reduced BOS funds for each student until graduation divided the study period". Unit cost "SMK labor" FKIP of Riau University is unstable, that is Rp2.460.000 in 2014, increase to Rp2.520.000 in 2015 and 2016. The formula calculation unit cost "SMK labor" less reflecting the cost real of education was charged to students because the school has not added any reduction in the value of fixed assets of the school, such as depreciation of equipment, and others. Therefore it is necessary to develop the appropriate accounting model of education.