Browsing by Author "Hidir, Achmad"
Now showing 1 - 13 of 13
Results Per Page
Sort Options
Item Mitos Dan Tabu Di Kalangan Wanita Hamil Apresiasi Dan Resistensi Kaum Ibu Terhadap Kearifan Tradisional Masyarakat Melayu Riau(2015-07-05) Wisnu, Nur'aini; Hidir, AchmadPenelitian ini berusaha menjawab sejauh mana apresiasi kaum wanita (ibu hamil) dalam memaknai mitos dan tabu hemiil yang masih diyakini dan dipraktekkan masyarakat ?. Serta apa sebenarnya makna kearifan tradisional {local wisdom) yang melatar-belakangi motif mitos dan tabu itu tercipta dalam masyarakat Melayu ?. Sejauhmana keyakinan mitos dan tabu itu kondusif untuk kesehatan ibu hamil ?. Dan bagaimana pula peran relasi jender (suami istri) dan intervensi keluarga (orang tua/mertua) turut memberi apresiasi dan resistensi tentang hal-hal seperti itu ?. harus diakui dalam khasanah budaya kita yamg masih banyak percaya terhadap kejadian alam gaib dan sinkronisasi antara kehidupan mistis dengan kehidupan nyata tampaknya masih diyakini secara kuat. Demikian pula dalam siklus kehidupan (Uje drck) di mana diyakini pada masa kehidupan setiap orang itu terjadinya berbagai masa kristis. Berbagai masa kritis itu perlu dilakukan berbagai upacara inisiasi sebagai bargaining dan negosiasi dengan mahluk atau alam gaib yang mengantarainya. Demikian pula dalam proses kehamilan, kelahiran dan kematian manusia, ketiganya itu masih d i anggap sebagai kejadian yang penuh misteri dan mistis. Oleh karena kejadian-kejadian itu dianggap masih penuh misteri, maka tabu dan mitos yang melatar belakangi kejadian itupun semakin menjadi dan menguat saja bagi sebagian masyarakat kita — meskipun mereka telah tersentuh kehidupan modern — sebagaimana layaknya di Desa Koto Baru. Mitos yang paling diyakini oleh sebagian masyarakat Koto Baru antara lain, masih adanya kepercayaan terhadap air susu pertama itu yang berwama kuning dan agak sedikit berbau. Air susu ini dianggap adalah air susu yang basi dan kotor, maka banyeik di kalangan ibu-ibu membuang air susu ini ( yang nota bene sebenamya banyak mengandung kolostrum) dibuang secara percuma).Item MODEL PEMBERDAYAAN REMAJABERBASIS GENERASI BERENCANA (GENRE)DALAM PENGEMBANGAN EKOWISATA BONO KABUPATEN PELALAWAN(2016-07-15) Hidir, Achmad; Meilani, Nur Laila; Hendriani, SusiFenomena ombak Bono di Teluk Meranti menjadi salah satu unggulan pariwisata di Kabupaten Pelalawan yang tengah dikembangkan secara intensif. Pengembangan pariwisata menjadi ekowisata mensyaratkan adanya upaya pemberdayaan masyarakat. Penduduk usia remaja di Teluk Meranti memiliki potensi besar untuk diberdayakan secara affirmative melalui Program Generasi Berencana (GenRe), sebab program ini masih belum menyentuh ke level akar rumput. Di sisi lain, bonus demografi memberikan tantangan sekaligus peluang untuk disikapi secara proaktif mulai dari tingkat pusat hingga ke daerah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan internal dan eksternal remaja di Teluk Meranti dalam konteks pengembangan ekowisata Bono untuk kemudian merekomendasikan model pemberdayaan remaja yang berbasis GenRe.Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik wawancara dan focuss group discussion dengan Perwakilan BKKBN Provinsi Riau dan SKPD yang memiliki relevansi dengan Program KKBPK. Data dianalisis dengan teknik analisis interaktif. Penelitian ini menunjukkan bahwa pemberdayaan remaja berbasis GenRe memungkinkan remaja di Teluk Meranti untuk memperoleh jenjang pendidikan dan karir dalam pekerjaan secara terencana di bidang kepariwisataan dengan mempertimbangkan aspek perencanaan kehidupan berkeluarga sesuai dengan siklus kesehatan reproduksi remaja tersebut. Oleh karena itu, secara bottom up (dari tingkat desa) perlu digesa untuk penyusunan kebijakan kolaboratif dari sektor pariwisata dan kependudukan di tingkat kabupatenItem Morbidilitas Balita Dikampar , Studi kasus Didesa Sungai Pagar kecamatan kampar Kiri(2015-07-02) Hidir, Achmad; Muhammad Amin, RajaDengan adanya gambaran awal serupa itu,maka perlu kitanya segera dilakukan Perbaikan dan penanganan lebih lanjut untuk tidak terjadinya pada situasi yang lebih parah lagi. Langkah pertama yang harus segera diambil adalah melakukan identifikasi masalah dengan jalan melakukan penelitian, untuk kemudian akan diketahui problem yang muncul dan pola penanganan yang bagaimana yang harus diiakukan. Dari pemikiran yang telah dipaparkan secara ringkas di atas, ketika sebenanya masalah utama yang hendak dikaji adalah : 1. Bagaimana preferensi model perawatan dan pemeriksaan kesehatan bayi dan balita di desa Sungai Pagar ?. 2. Sejauh mana faktor sosial ekonomi dan budaya yang dimiliki dan dikembangkan masyarakat mempenganihi pola morbiditas dan mortalitas mereka ?. 3. Strategi dan potensi apakah yang perlu dikembangkan lebih lanjut sebagai arah antisipasi pola penanganan yang muncul dari kondisi seperti itu ? Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh beberapa temuan ; Untuk kasus pemeriksaan bayi dan balita pemanfaatan Posyandu belum sepenuhnya dinianfaatkan, ada beberapa alasan tidak atau belumnya dimanfaatkan Posyandu oleh masyarakat Sungai Pagar, antara lain ; 1. Masih minimnyaa jumlah Posyandu dengan kebutuhan masyarakat, karena minimnya itu, maka seringkali setiap diadakan Posyandu terjadi antrian yang panjang. Kondisi ini menyebabkan kejenuhan masyarakat akan untuk menunggu hingga tiba gilirannya 2. Mental masyarakat yang masih rendah terhadap pemanfaatann Posyandu,Item Morbiditas Balita Kabupaten (Kampar Studi Kasus Di Desa Sungai Pagar Kecamatan Kampar Kiri)(2015-07-27) Hidir, Achmad; Amin, Raja MuhammadPenyebab morbiditas daii mortalitas bayi dan balita sebenamya sangat kompleks mencakup berbagai faktor, misalnya, karena adanya ketidakseimbangan produksi bahan pangan dengan laju pertambahan penduduk, distribusi yang tidak merata karena ketidakmerataan sosial ekonomi masyarakat, ketidaktahuan pola dan penaganan masalah kesakitan, budaya masyarakat, lingkimgan dan lain sebagainya dengan adanya gambaran awal serupa itumaka perlu kiranya segera dilakukan perbaikan dan penanganan lebih lanjut untuk tidak terjadinya pada situasi yang lebih parah lagi. Langkah peitama yang harus segera diambil adalalh melakukan identifikasi masalah dengan jalan melakukan peneiitian, untuk kemudian akan diketahui problem yang muncul dan pola penanganan yang bagaimana yang harus dilakukan.Item Peredaran Narkoba Di Lembaga Pemasyarakatan Anak/Wanita Klas Ii B Pekanbaru Propinsi Riau(2016-01-05) Hidir, AchmadThis study try to map circulation of drug in Lapas Pekanbaru. Result of study find their cause a lot become distributor because : Business become courier of drug expense and capital needn't be big, but only needing bravery and result him enough bewitch. The courier only few minutes time give deposited goods for someone, and result is big enough. Pattern become distributor of have correlation to becoming consumer, because initialy usually they are only becoming distributor and later; then start to double as bonus if succeeding to sell its goods. Effect of existence of addicted demand and desire obtain;get momentary profit which many hence many from them become recurrence convict. Because penalization which they accept not too big aid and guarantee of port of drug. In Pekanbaru lapas, not yet been met case of drug natural of sakau, its meaning in Lapas indication is existence of circulation of drug. Circulation in lapas caused the existence of economic law and minim of prosperity of warden, so that they are like make drug as new effort farm. Case Convict of drug most is pertained them clan reside in and existence of support of port outside Lapas.Item PEREMPUAN DAN BIRO JODOH Artikulasi Persepsi dan Preferensi Pennanfaatan Biro Jodoh di Kaiangan Perempuan Kota Pekanbaru(2012-12-05) Muhammad Amin, Raja; Hidir, AchmadLaki-laki dan perempuan secara kodrati tidak mungkin akan terpisahkan, karena eksistensi kediianya adaiah saling membutuhkan dan saling melengkapi, dorongan ini muncul secara alsuniah dari dulu dan mungkin hingga akhir zaman. Maka fenomena perjodohan adaiah hal yang alami dalam kehidupan manusia. Perjodohan dalam era dahulu selalu diintervensi oleh keluarga dan kerabat, namun seiring perkembangan zaman perubahan telah terjadi. Perjodohan tampaknya semakin ditinggalkan dan mereka kaum muda ingin menentukan pasangannya sendiri. Tetapi dalam perjalanannya tidaklah semudah yang dikira. Oleh sebab itu kesulitan dalam pencarian jodoh dialami oleh sebagian manusia, termasuk oleh kaum perempuan. Penelitian ini berusaha menjawab masalah: bagaimana persepsi kaurn perempuan terhadap fenomena pencarian jodoh melalui rubrik jodoh di media massa. Dan bagaimana pula aksesibilitas mereka dalam menyiasati kesulitan jodoh bila sekiranya mereka mengalaminya. Penelitian dilakukan di kecamatan Sail Pekanbaru. Dipilihnya lokasi ini disebabkan daerah ini cukup banyak rumah sewaan/kontrak yang dihuni kaum perempuan remaja, baik berstatus pelajar, mahasiwa maupun pekerja. Pendekatan penelitian dilakukan dengan metode kualitatif Hasil penelitian menunjukkan bahwa : Kaum remaja perempuan yang berhasil diwawancarai banyak berstatus sebagai mahasiswa dan pekerja. Sebagian dari mereka banyak juga yang kini berstatus sebagai mahasiswa murni {full timer) dengan masih mengharapkan subsidi dari keluarganya di karapung halamannya. Umumnya kaum remaja puteri pemali dan mengetahui adanya rubrik jodoh di media massa. Ini dibuktikan bahwa mereka yang pemah membaca rubrik ini mencapai (40%), sementara mereka yang membaca kemudian ikut serta dan mencoba rubrik itu mencapai (44 %). Sementara mereka yang tidak pernah membaca 16 %, Bagi mereka yang tidak pemah membaca ini, bukan berarti bahwa mereka tidak tahu adanya mbrik jodoh di media massa. Adanya mbrik ini sudah bukan rahasia umum, mereka umumnya mengetahui. Tetapi mereka ini umumnya tahu namun mereka tidak tertarik untuk mengikuti dan membacanya. Ketidak tertarikan mereka itu bila diperinci disebabkan; (1) Merasa bahwa membaca rubrik jodoh adaiah pekerjaan membosan dan monoton, Karena topiknya hanyalah dari keisengan atau kegalauan sebagian masyarakat tentang pencarian jodoh. Topik ini dari minggu ke minggu nyaris sama saja, sehingga mereka tidak tertarik. (2) Merasa bahwa mbrik jodoh adaiah tidak tepat bagi mereka, sebab jodoh dan kematian adaiah umsan illahi. Maka hiduplah secara wajar dan tidak perlu membuang-buang waktu dengan membaca rabrik seperti itu. (3). Adanya kekuatiran dan kesangsian bahwa identitas yang diberikan dan dicantumkan dari peserta mbrik itu adaiah palsu yang muncul dari keisengan peserta sebagai oportunis. Mereka yang pernah mencoba ikut mbrik jodoh umumnya memiliki alasan tersendiri. Alasan-alasan tersebut bila diperincikan secara garis besamya adaiah sebagai berikut; (1). Coba-coba (iseng). Keisengan ini bila dirinci lebih disebabkan: Mereka hanya ingin mengetahui seberapa besar respon masyarakat (dunia laki-laki) dalam memiiih dirinya untuk dijadikan jodoh. Dengan kata lain seberapa besarkah dirinya laku dan memiliki daya tarik bagi orang Iain. Rasa penasaran ini diuji dengan mencoba rubrik jodoh. (2) Ingin mengetahui dan menambah pergaulan. Diharapkan dari rubrik ini akan bertemu berbagai sahabat/kenalan dari berbagai daerah. Terlepas apakah nantinya cocok untuk jadi pacar/jodoh atau tidak. Sementara bagi mereka yang ingin mencan jodoh/pasangan ideal dari keikutsertaa mereka dalam rubrik ini memiliki alasan antara lain: (1) Diharapkan dengan ikutserta dalam rubrik ini akan bertemu jodoh/pasangan yang didambakan. Mereka ini umumnya diliputi rasa cemas akan ketidakpunyaan pasangan hidup, karena umur semakin bertambah. (2) Dengan ikutserta rubrik ini merupakan artikulasi kepentingan dari mereka dalam pencarian jodoh. (3). Budaya malu dan pasif adaiah milik perempuan dalam mencari jodoh, tetapi dengan cara ini sedikit tertutupi, (4) Ingin mencari pasangan ideal dan pemah tertarik pada iklan yang ditawarkan; adanya iklan dari seorang laki-laki yang mencari pasangan hidup dengan kriteria yang ideal dan merasa dirinya memenuhi kriteria yang diminta.Item Perkembangan Sosial Ekonomi Desa Eks Transmigrasi Di Kabupaten Pelalawan(wahyu sari yeni, 2019-07-29) Rosaliza, Mita; Hidir, AchmadDalam perspektif pelaksanaan transmigrasi sebagai satu bentuk mobilitas spasial atau migrasi penduduk horizontal yang khas Indonesia, berpandangan bahwasanya nilai kebersamaan, kekerabatan dan rasa ‘senasib sepenanggungan” para transmigran merupakan modal sosial yang mampu mendorong pengembangan wilayah. Pada konsep Nawa Cita ‘membangun dari desa dan pinggiran”, desa eks transmigrasi berperan sebagai inisiator pengembangan ekonomi wilayah dan diharapkan mampu membangun hubungan (bridging) serta memberikan kontribusi pada pengembangan wilayah sekitarnya. Penelitian ini bertolak dari hal tersebut serta bertujuan untuk mengetahui : (1) Bagaimana modal sosial mampu mendorong pembangunan wilayah desa melalui perspektif desa eks tranmigrasi dan desa lokal (bonding) (2) Bagaimana pola bridging-linking yang terbangun antara desa eks transmigrasi dan desa lokal. (3) Bagaimana linking yang terbangun secara kelembagaan antara desa eks transmigrasi ataupun desa lokal dengan pemerintah daerah dan pemerintah pusat. Pendekatan penulisan dilakukan melalui analisis kualitatif dan kuantitatif sederhana dengan studi kasus pada 104 desa (24 desa eks transmigrasi, 80 desa lokal) di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Sebagai alat analisis maka penelitian ini menggunakan data potensi dan tingkat perkembangan desa dan tingkat kemiskinan desa serta diperkuat dengan hasil penelitian sejenis yang selanjutnya diolah dan dibahas secara analisis deskriptif. Hasil dan kesimpulan dari penelitian ini adalah desa eks transmigrasi mampu berkembang dengan lebih baik dibandingkan desa lokal dikarenakan terbangunnya bonding modal sosial yang lebih kuat. Disisi lain perkembangan wilayah desa eks trans hanya bersifat enclave dan tidak terbangun bridging dengan desa lokal sehingga terjadi ketimpangan pembangunan wilayah antara desa eks trans dan desa lokal dan ini juga disebabkan dukungan (linking) pemerintah pusat melalui program transmigrasi yang menyebabkan desa eks transmigrasi lebih memiliki daya saing yang lebih baik.Item Sosialisasi Jurusan/ Program Studi di Lingkungan Universitas Riau Pada SMAN 1 Kecamatan Tanjung Balai Karimun Kabupaten Karimun Kepulauan Riau(2013-04-22) Yoserizal; Yesi; Asriwandri, Hesti; Hidir, Achmad; Kadarisman, YoskarKarimun yang pada awalnya bergabung dalam pemerintahan Provinsi Riau, setelah pemekaran tersebut Karimun menjadi bagian dari Provinsi Kepulauan Riau. juga ikut berbenah diri dengan mengembangkan wilayah menjadi 9 kecamatan, yakni Kecamatan Meral, Tebing, Tanjung Balai karimun, Buru, Moro, Durai dan Kundur Kota, Kundur barat, serta Kundur Timur. Secara geografis, wilayah Karimun merupakan wilayah pesisir yang berbatasan langsung dengan negara tetangga yaitu negara Singapura dan Malaysia. Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari masyarakat yang terus mengalami perubahan. Keberadaan sosiologi semakin hari semakin diperlukan, baik oleh pemerintah, swasta maupun oleh lembaga swadaya.Item Strategi Pemilihan Jurusan/Program Studi Dan Bantuan Beasiswa Di Perguruan Tinggi Bagi Siswa Kelas Xii Di Sman 01 Kuantan Mudik(wahyu sari yeni, 2019-03-21) Asriwandari, Hesti; Marnelly, T.Romi; Yoserizal, Yoserizal; Tantoro, Swis; Hidir, Achmad; Syafrizal, Syafrizal; Rosaliza, Mita; Yesi, YesiDalam pemilihan jurusan/Program studi, banyak siswa kelas XII mengalami kesulitan menetapkan ke jurusan/prodi apa yang akan dipilihnya, hal ini berdampak pada : 1).Prestasi akademik mereka tatkala kuliah di perguruan tinggi, dimana sebagian besar dari mereka mendapat indeks prestasi akademik (IPK) di bawah 2 (dua). 2). Umumnya mereka yang salah memilih jurusan/prodi mengalami drop out (DO). 3).Usulan mendapatkan beasiswa dan bantuan studi lainnya menjadi terkendala. Berdasarkan hal tersebut sangat penting dilakukan pengenalan dan pemahaman kepada siswa kelas XII yang akan segera memasuki jenjang Perguruan Tinggi, agar tidak keliru di dalam memilih jurusan/Prodi yang tepat dengan minat, bakat dan cita-cita mereka. Sasaran kegiatan ini adalah siswa-siswi kelas XII Di SMAN 01 Kuantan Mudik Untuk dapat mengetahui berbagai jurusan dan program studi di lingkungan UR serta peluang beasiswa atau bantuan studi yang bisa diperoleh selama dibangku perkuliahan agar mereka mendapat motivasi dan kepastian keberlangsungan studinya. Metode pengembangan dan penerapan yang akan dilaksanakan mulai dari Persiapan, Pelaksanaan, Diskusi/Tanya jawab serta Evaluasi. Hasil dan pencapaian kegiatan pengabdian dimana Kemampuan pemahaman peserta akan materi yang disampaikan sangat baik terlihat dari pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan pada sesi diskusi. Dimana peserta mampu menyerap dan menanggapi materi yang disampaikan oleh tim penyuluhan terkait dengan Strategi memilih jurusan atau program studi. Setiap peserta menunjukkan keingintahuannya secara kongkrit bagaimana strategi agar dapat lulus dan diterima di Perguruan tinggi serta jalur-jalur yang harus ditempuh untuk memperoleh bantuan pendiidkan atau beasiswa.Item Strategi Pengembangan Koperasi Unit Desa Untuk Memacu Ekonomi Masyarakat Pedesaan di Kabupaten Indragiri Hulu Propinsi Riau(2012-12-05) Muhammad Amin, Raja; Hidir, AchmadItem Strategi Pengembangan Masyarakat Pesisir Berbasis Pembangunan Wisata Bono (Tidal Bore) Di Kabupaten Pelalawan(2015-04-08) Hidir, Achmad; Kartikowati, Sri; Asriwandari, HestiHidir dkk (2013) menemukan adanya urgensi pengembangan model pengembangan pariwisata Teluk Meranti yang bertumpu pada pemberdayaan masyarakat dengan memperhatikan aspekkonservasi lingkungan dan kondisi dan/atau potensi masyarakat.Kajian ini bertujuan untuk menyusun model pemberdayaan masyarakat dalam rangka memajukan dan menyiapkan masyarakat Teluk Meranti menyongsong pengembangan pariwisata Bono sebagai ikon pariwisata dunia serta mengantisipasi munculnya resistensi yang destruktif terhadap pengembangan wisata Bono. Penelitian dilakukan di Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan.Analisis data menggunakan pendekatan dialogical interpretation, yaitu pemahaman emic dengan pemahaman etic terhadap gejala dan fenomena yang ditemui di lapangan yang menghasilkan negotiate meaning untuk kemudian dianalisis dengan model analisis interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor pendidikan menjadi modal dasar yang harus dipersiapkan dan/atau dikuatkan dalam rangka memposisikan masyarakat Teluk Meranti sebagai subjek pembangunan pariwisata Bono.Selain itu, peningkatan soft skill masyarakat menjadi urgent agar masyarakat mampu berinovasi dan berkreasi serta memiliki keunggulan komparatif yang konstruktif terhadap kepariwisataan Bono. Ancaman dan tantangan yang muncul kemudian adalah resistensi laten dan manifes baik dari dalam masyarakat itu sendiri ataupun dari luar masyarakat Teluk Meranti. Resistensi manifes yang muncul adanya maraknya spekulan tanah di Teluk Meranti.Resistensi latennya lebih pada lunturnya nilai-nilai budaya lokal serta dekadensi moral khususnya generasi muda di Teluk Meranti sebagai akibat dari difusi kebudayaan yang dibawa oleh para wisatawan baik nusantara maupun mancanegara. Oleh karena itu dibutuhkan power yang kuat dari pemerintah daerah sebagai single leader pengembangan wisata Bono melalui implementasi collaborative governance yang menyasar kepada seluruh stakeholders, tidak terkecuali kepada komunitas bonosurf yang dikoordinir oleh Anthony.Item STRATEGI PENGEMBANGAN MASYARAKAT PESISIR BERBASIS PEMBANGUNAN WISATA BONO (Tidal Bore) DI KABUPATEN PELALAWAN(2014-05-21) Hidir, Achmad; Asriwandari, Hesti; Kartikowati, Rr. SriPenelitian ini bertujuan untuk menjelaskan satu fenomena alam yang unik di kecamatan Teluk Meranti yang dikenal dengan sebutan bono (Tidal Bore Surfing), dahulu fenomena ini sangat menakutkan bagi masyarakat karena ombaknya yang sangat besar dan terjadi pada musim-musim tertentu. Namun dewasa ini adalah suatu yang banyak dilirik oleh wisatawan domestik dan mancanegara untuk melaksanakan selancar di atasnya. Sehingga Pemerintah Daerah mengembangkannya menjadi event wisata daerahnya, sementara masyarakatnya belum sepenuhnya siap untuk itu Lokasi Penelitian dilakukan di Kecamatan Teluk Meranti di Kabupaten Pelalawan. Subyek penelitian ini adalah masyarakat Teluk Meranti yang berstatus nelayan tradisional. Selain Teluk Meranti akan diwawancarai pula beberapa key informan yang terkait masalah pengembangan wisata bono. Analisis data digunakan pendekatan kualitatif. Data yang diperoleh melalui pendekatan dianalisis dengan model interaktif. Dengan melalui tahapan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan kesimpulan hasil/verifikasi secara siklus. Hasil kajian menemukan masyarakat belum sepenuhnya siap dengan pembangunan wisata bono dan terjadi goncangan budaya di kalangan merekaItem Strategi Peningkatan Ekonomi Masyarakat Berbasis Ekonomi Hutan Pada Masyarakat Adat Talang Mamak Di Kabupaten Indragiri Hulu Propinsi Riau(2013-04-01) Hidir, Achmad; Kartikowati, SriPenelitian ini bertujuan untuk: (1) Mendeskripsikan upaya peningkatan taraf hidup masyarakat sekitar hutan untuk langkah pemberdayaan ekonomi mereka sebagai upaya menunjang program pengentasan kemiskinan. (2) Menemukan pola/model pembenahan dan pemberdayaan dan pengentasan kemiskinan masyarakat sekitar hutan sebagai akibat perubahan ekologis dan ekonomi yang berdampak pada sumber ekonomi dan budaya mereka guna menunjang program pro poor dan pro job. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan alasan sangat cocok digunakan untuk menjawab masalah penelitian yang akan dilakukan. lokasi penelitian ditentukan secara purposive di areal konsesi hutan di Kecamatan Rakit Kulim. Dengan pertimbangan Kecamatan Rakit Kulim adalah merupakan induk dan asal-usul dari penyebaran suku Talang Mamak ke kecamatan lain. Subyek penelitian adalah masyarakat adat Talang Mamak (cultural bearing unit) yang berstatus sebagai peladang berdomisili di sekitar areal konsesi dan proyek kehutanan. Analisis data digunakan pendekatan dialogical interpretation, yaitu suatu dialog antara pemahaman emik dengan pemahaman etik untuk memahami gejala yang ditemui di lapangan. Hasil temuan menjelaskan ada beberapa kendala yang terjadi dalam proses pengembangan mereka, dapat bersifat internal maupun eksternal. Untuk kendala internal antara lain; SDM mereka yang umumnya rendah, kecilnya peluang daya saing baik secara ekonomi, sosial dan politik. Selain itu umumnya mereka memiliki sikap inferior terhadap orang lain. Sedangkan kendala eksternal adalah; kurangnya keperdulian pihak luar dalam melibatkan mereka dalam pembangunan, terjadinya desakan ekologis dari pihak luar menyebabkan siklus ladang semakin kurang dan produktivitas jadi kecil, selain itu program resetlement penduduk desa di masa lalu dilakukan masih setengah hati. Hal lain yang terjadi dalam proses pengembangan masyarakat sekitar hutan, masih ditemui juga beberapa hal, yaitu : pengawasan hutan idealnya harus dilakukan secara bersama, tetapi saat ini hanya tertumpu pada Polisi Hutan Dishutbun Kab. Inhu yang jumlahnya hanya 15 orang untuk seluruh Kabupaten Indragiri Hulu. Masih sering terjadi Konflik dalam Penetapan Batas Hutan antara masyarakat Dengan Konsesi Perusahaan. Karena di lapangan Sulit sekali Membedakan Kawawasn Hutan dengan tanah masyarakat karena pal-palnya tidak jelas. Untuk mengurangi hal itu sebaiknya kawasan perkebunan sedapat mungkin dipisahkan dengan kawasan hutan. Upaya yang harus dilakukan adalah dibentuk semacam ‘forum hutan adat’ untuk menanggapi Perda Hutan Adat yang akan dikeluarkan oleh Pemda Indragiri Hulu secara lebih luas yang meliputi antar stakeholders baik masyarakat desa, masyarakat kota, pemerintah, perguruan tinggi, LSM profesional, asosiasi-asosiasi pengusaha, perusahaan-perusahaan swasta, dan asosiasi-aso-siasi profesional lainnya sebagai wadah aspirasi dan forum rembuk permasalahan yang mungkin muncul. Selain itu diperlukan pembentukan kelembagaan ditingkat mereka. Pembentukan kelembagaan –terutama ekonomi -- harus dibentuk secara partisipatif, sehingga kelembagaan yang dibentuk sesuai dengan aspirasi mereka dan mereka merasa memiliki. Sehingga tidak akan menjadi sekedar papan nama saja. Di sini keterlibatan peran pendamping sebelum mereka mandiri mutlak diperlukan.