Browsing by Author "Fakhri"
Now showing 1 - 8 of 8
Results Per Page
Sort Options
Item Aplikasi Produk Kayu Komposit dari Limbah Batang Sawit Limbah Sisa Kegiatan Replanting(2012-10-22) FakhriSalah satu upaya untuk mengoptimalkan kayu kelapa sawit adalah aplikasi produk panil dengan teknik laminasi. Batang kelapa sawit dapat dikombinasikan dengan kayu mutu tinggi, dan dapat pula dikombinasikan dengan bagian-bagian batang kelapa sawit itu sendir.Item Kajian Potensi Limbah Kayu Industri Saw Mill Untuk Produk Panel Ringan Berongga Berbasis Teknologi Laminasi(2016-03-07) Fakhri; Yohanes; Riyawan, EkoKelangkaan bahan baku kayu saat ini telah berimplikasi terhadap harga kayu komerial yang semakin mahal, disisi lain, kebutuhan masyarakat akan kayu olahan semakin meningkat seiring pertumbuhan jumlah penduduk. Salah satu teknologi untuk mengoptimalkan sisa kayu gergajian yang berupa sisa potongan kayu sebagai produk papan blok (block board) yang lapisan inti (core) berongga. Bahan panel blok berongga sangat menguntungkan diaplikasikan sebagai komponen bangunan agar supaya mengurangi bobot berat sendiri elemen konstruksi, pemanfaatan bahan kayu sisa gergajian diharapkan akan dapat mengoptimalkan limbah kayu serta dapat mengurangi biaya produksi. hasil penelitian akan diperoleh efisiensi produksi dari segi biaya bahan baku serta optimalisasi pemanfaatan limbah kayu gergajian pada industri saw mill. Metode Penelitian terdiri dari survey potensi sisa kayu olahan saw mill, dan uji laboratorium meliputi uji sifat fisik dan mekanik produk panel standar SNI uji lentur statik kayu struktural. Hasil pengujian dibandingkan dengan berbagai spesifikasi teknis produk pembanding: produk panel yakni papan partikel (Standar JIS A5908-2003); komposit kayu plastik (WPC) Standar SNI 8154:2015; dan produk kayu lapis (plywood) standarSNI 01- 5008.7-1999. Hasil penelitian diperoleh Potensi limbah sisa olahan saw mill yang memproduksi palet kayu sangat potensial untuk diolah kembali menjadi produk bernilai ekonomis (dapat mencapai 20 M3 sisa potongan papan/balok kayu pendek tiap bulan. Perbandingan hasil panel ringan berongga yang dihasilkan lebih tinggi dari kuat lentur produk papan partikel dan WPC, namun lebih rendah dari kuat lentur produk kayu lapis. Kuat lentur panel ringan berongga berdasarkan kriteria PKKI 1961 termasuk kategori kelas kuat III untuk panel bentuk susunan batu bata, sedangkan untuk panel bentuk susunan segi tiga berada pada kisaran kayu kelas kuat III dan IV. Produk panel ringan berongga dapat menjadi bahan alternatif kayu panel dan kayu solid.Item KAJIAN TEKNIS OPTIMALISASI PEMANFAATAN LIMBAH BATANG SAWIT UNTUK BAHAN BANGUNAN DAN MEBEL(2013-05-06) Fakhri; Syafruddin; Hasibuan; Morena, YenitaKetersediaan kayu produksi hutan alam semakin menipis, disisi lain kebutuhan bahan baku kayu semakin meningkat. Penelitian berbagai aspek teknis optimalisasi pemanfaatan limbah batang kelapa sawit untuk produk bahan bangunan dan mebel telah dilakukan. Penelitian bertujuan untuk menguji teknik pengolahan menggunakan alat chainsaw dan sawmill, peningkatan mutu dengan perendaman bahan antioksidan serta produksi balok dan panil komposit laminasi batang kayu sawit. Hasil penelitian diperoleh bahwa teknik pengolahan batang sawit menggunakan chainsaw lebih efektif hanya untuk memotong batang, sedangkan pengolahan lanjutan dengan sawmill lebih optimal. Peningkatan mutu batang sawit menggunakan bahan antioksidan dapat digunakan bahan kaporit konsentrasi 15% terhadap berat air atau tembaga sulfat konsentrasi 5%. Pemanfaatan satu batang pohon sawit untuk produksi panil komposit efektif rendemen diperoleh 50% (bagian pangkal, tengah dan sedikit bagian batang terluar ujung), bagian lainnya terjadi penyusutan yang banyak, sangat lunak dan melengkung. Hasil pengolahan batang kelapa sawit dengan teknik laminasi dapat digunakan sebagai bahan panil komposit yang indah dan menawan dengan mengkombinasikannya dengan jenis kayu komersial lainnya. Aplikasi produk dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti panil pintu, dinding partisi, dan komponen mebel.Item Optimalisasi Fungsi Laboratorium Kayu untuk Pemanfaatan Potensi Sisa Kayu Olahan dan Limbah Padat Kayu Sawit(2013-04-18) Syafruddin; Fakhri; Gussyafri; Riyawan, EkoHasil samping pengolahan kayu dari log menjadi kayu gergajian menghasilkan limbah serbuk kayu yang banyak. Penelitian bertujuan untuk memanfaatkan serbuk kayu gergajian untuk bahan baku papan partikel bermotif untuk metode altematif pembuatan kayu ukir. Jenis serbuk yang dipakai adalah serbuk halus dan kasar, resin yang digunakan adalah jenis resin Epoxy. Proporsi resin divariasikan 0,5; 1,0; dan 1,5 bagian terhadap serbuk kayu. Hasil penelitian diperoleh bahwa proporsi campuran 1 : 1 serbuk kasar dan 1,5 : 1 untuk serbuk halus menghasilkan kekuatan dan kekokohan. Produk papan partikel motif dapat dimanfaatkan untuk altematif pengganti produk kayu ukir manual untuk mempersingkat proses dan waktu produksi. Pendahuluan.Item Optimalisasi Fungsi Laboratorium Kayu untuk Pemanfaatan Potensi Sisa Kayu Olahan dan Limbah Padat Kayu Sawit(2015-07-05) Syafruddin; Fakhri; Gussyafri; Riyawan, EkoSebagai salah satu bahan konstruksi, kayu merupakan sumber bahan baku yang bersifat dapat diperbami, pemanfaatannya sebagai bahan konstruksi sudah sangat lama, jauh sebelum berkembangnya teknologi beton dan baja. Disamping tuntutan arsitektural, kayu memiliki beberapa keuntungan antara lain; mempunyai kekuatan yang tinggi, merupakan bahan struktur yang ringan, tersedia di pasaran, ramah lingkungan serta mudah dalam pelaksanaan. Kebutuhan kayu olahan untuk kebutuhan dalam negeri terus meningkat karena semakin bertambahnya penduduk. Menurut Susetyowati dkk. (1998), setiap tahun rata-rata lebih dari 3 juta m3 kayu gergajian digunakan untuk memenuhi kebutuhan pembangunan perumahan, gedung dan lain sebagainya. Disisi lain, untuk memperoleh kayu gergajian bermutu baik dan ukuran yang relatif besar semakin sulit ditemui di pasaran karena semakin menipisnya produk kayu hutan alam. Hal tersebut diperkuat oleh Syafi'i (1998), bahwa dimasa mendatang diperkirakan potensi kayu dan luas hutan alam di Indonesia semakin menyusut, diameter kayu semakin kecil serta semakin banyak pasokan bahan baku kayu dari produk Hutan Tanaman Industri (HTI). Berdasarkan data statistik kehutanan pada tahun 2005 diperoleh data produksi kayu HTI jauh lebih banyak dibandingkan pasokan kayu hutan alam, yakni sebesar 13.58 juta m3 lahan HTI sedangkan dari hutan alam hanya sebesar 9,33 juta m3 (Anonim, 2006).Item PEMANFAATAN BATANG KELAPA SAWIT (OPT) UNTUK PRODUK PAPAN KOMPOSIT LAMINASI(2014-02-25) Fakhri; Morena, YenitaSawn wood with large dimension and high grade are more difficult to be • found in the market due to decreasing in stock dimension. Indonesia has alternative trees wich sources oil palm trunk; however, it has low quality and limited in usage. To obtain a better performance of oil palm trunk, the tree needs to combine with high-grade wood to produce glue laminated timber. This research objective is to produce glue laminated lumber OPT that combine with others commercial timber (this research used Rengas (Gluta L. Anacardianceae)). Preliminary testing was done to obtain physical and mechanical properties of clear specimen on OPT, testing method base on IS0-1975 standard. Glue laminated lumber specimens had 40 cm in wide, 4 em in depth and 80 em in length; they were made in five models. Each layer of lumber glued with thermoselling urea formaldehyde adhesive at pressure 0.9 MPa for 10 hours pressing time. The testing result of physical and mechanical OPT was of low density and strength class V up to III. Glue laminated lumber shows all products have interesting performance.Item Pemanfaatan Sisa Kayu Olahan Industri Untuk Produk Kayu Berbasis Teknologi Laminasi(2012-10-22) FakhriIndustri perkayuan semakin hari semakin merasakan dampak merosotnya ketersediaan pasokan kayu yang bersumber dari hutan alam. Disamping kualitas kayu yang menurun, secara jumlah pasokan kayu di pasaran juga semakin berkurang, kelangkaan bahan baku kayu dan harag yang semakin mahal, diperlikan upaya optimalisai pemanfaatan sumber bahan baku kayu.Item PENGENDALIAN JAMUR BIRU (BLUE STAIN) BATANG KELAPA SAWIT LIMBAH REPLANTING MENGGUNAKAN BAHAN PENGAWET BIOCIDE(2016-07-21) Fakhri; Elianora; Riyawan, EkoLahan sawit pada usia di atas 25 tahun pada umumnya sudah tidak produktif lagi dan diremajakan. Limbah padat batang sawit setelah replanting sangat potensi untuk dimanfaatkan. Batang sawit memiliki karakteristik tingkat keawetannya juga rendah. Sifat-sifat batang kelapa sawit yang kurang menguntungkan tersebut dapat diantisipasi dengan cara pengeringan atau dengan bantuan zat-zat kimia tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektifitas bahan pengawet Biocide berbahan aktif 2-(thiocyanomethylthio) benzothiazole dan methylene-bis-thiocyanate (TCMBT/MBT) untuk pengawetan batang kelapa sawit terhadap berbagai variasi konsentrasi campuran serta variasi posisi penampang batang kelapa sawit. Batang kelapa sawit dibagi tiga bagian (ujung, tengah, dan pangkal), masing-masing bagian dibedakan berdasarkan posisi penampang menjadi 2 macam (bagian luar, dan bagian dalam) Hasil penelitian diperoleh bahwa kadar air papan kelapa sawit yang baru ditebang diperoleh sangat tinggi dengan kisaran antara 342% sampai 523%, sehingga sangat berpotensi untuk berkembangnya jamur pada periode awal penebangan sampai pengolahan batang sawit. Dari hasil penimbangan spesimen diperoleh bahwa selisih berat setelah dikeringkan secara alami selama 24 jam pada kondisi suhu ruang diperoleh pengurangan berat spesimen sebesar 1,5 % sampai 4,3 %. Pengurangan berat relatif banyak terutama bagian pangkal-dalam dan bagian tengah luar. Rata-rata pengeringan papan sawit ketebalan 25 mm memerlukan lama pengeringan untuk mencapai kadara air kering udara selama 18 Hari. Hasil pengawetan batang sawit dengan konsentrasi bahan pengawet Biocide 1%, 2,5%, dan 4% menunjukkan hasil yang efektif untuk mencegah jamur biru (blue stain).