Browsing by Author "Albintani, Muchid"
Now showing 1 - 4 of 4
Results Per Page
Sort Options
Item Komunikasi Antar Lembaga Negara: Kajian Terhadap Persetujuan Hibah Aset Pembangunan Kantor Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Di Provinsi Riau Tahun 2011(2016-01-05) Albintani, MuchidPenelitian ini dilatarbelakangi oleh karena kegagalan komunikasi antar lembaga negara [DPD, DPRD dan Pemerintah Provinsi Riau] terhadap persetujuan hibah aset pembangunan kantor Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) di Provinsi Riau. Kegagalan tersebut disebabkan tidak komunikatifnya komunikasi antar aktor pada masing-masing lembaga negara [struktur] sesuai aturan yang ada. Ketidakjelasan batas waktu, overlaping surat, pembatalan sepihak, pemilihan lokasi yang inkonstitusional adalah di antara penyebabnya. Sementara undang-undang memberikan batas waktu yang tegas terhadap kehadiran lembaga negara [Dewan Perwakilan Daerah] yang wajib diwujudkan di daerah [struktur fisik kantor]. Berdasarkan latarbelakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk, pertama, mengindentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi antar DPD, Pemerintah Daerah dan DPRD Riau terhadap persetujuan hibah aset pembangunan kantor tersebut. Kedua, mengidentifikasi dan memformulasi mekanisme komunikasi yang dapat memperlancar keberhasilan pelaksanaan hibah tersebut. Untuk membantu memahami, menjelaskan dan menjawab permasalahan yang ada, penelitian ini menggunakan pendekatan komunikasi-politik-hukum sebagai kerangka teoritisnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumentasi yang didukung dengan wawancara. Teknik analisa data dilakukan secara diskriptif kualitatif. Hasil penelitian menyimpulkan pertama, bahwa komunikasi antar lembaga negara menjadikan institusi tidak penting berbanding aktor-aktor yang ada dalam pembuatan kebijakan. Oleh karena kajian ini difokuskan pada komunikasi antar lembaga [aktor] dan lembaga [insitusi negara], persaingan antara aktor lebih mengedepan dan dominan. Kedua, perwujudan kepentingan atas nama konstitusi yang direpresentasikan oleh lembaga [pemerintahan] negara menjadi tidak lebih penting berbanding kepentingan aktor penyelenggaraan pemerintahan itu sendiri. Oleh karena itu, pada konteks ini komunikasi akan lancar terlaksana apabila para aktor berjalan di atas tatanan konstitusi, kepentingan pusat di daerah, refleksi pemerintahan negara dalam desentralisasi [otonomi daerah] dan komunikasi antar aktor lokal. Dari sini yang terpenting adalah cara berkomunikasinyaItem 'Malay' Malaysia-Indonesia in The Nation-State Landscape(2015-01-31) Albintani, Muchid; Wirman, WellyThis Article (paper) Wi ll be to explain the relationship of Malaysia and Indonesia in the landscape of the natior-state as the two brother-s1ster nicknamed as the coqnate countnes Based on such backqround. th1s art1cle a1ms to. (I) Exola1n bnefly the orocess of nat1on-state format1on 1n MalaYsia and Indonesia? Iii) Explain the meaninq of the coanate between Malaysia and Indonesia. (iii) Explain the concept of the existence of the Malay nation-state 1n Malavsia and Indonesia. The review of this arbcle shows that. (I) Background different history 1n the formation of nation-states have different conceptions lead to Malays 1n Malaysia and Indonesia (II) Definition of coanate between Malaysia and Indonesia over the conception of culture throuqh lanquaae represents the tendency of pol1tical-ethn1c (identity) 1n Malavsia. and the Politica ~nat1onalism 1n Indonesia. (Ill). This difference led to the use of the term 'M alav' (Riau) 1n Indonesia, became the language of 'Indonesia'. Whie in Malaysia remains the Malay language, and not Malaysia language.Item ‘Malay’ Malaysia-Indonesia in The Nation-State Landscape(2016-11-08) Albintani, Muchid; Wirman, WellyThis Article (paper) will be to explain the relationship of Malaysia and Indonesia in the landscape of the nation-state as the two brother-sister nicknamed as the cognate countries.. Based on such background, this article aims to, (i) Explain briefly the process of nation-state formation in Malaysia and Indonesia? (ii) Explain the meaning of the cognate between Malaysia and Indonesia. (iii) Explain the concept of the existence of the Malay nation-state in Malaysia and Indonesia. The review of this article shows that, (i) Background different history in the formation of nation-states have different conceptions lead to Malays in Malaysia and Indonesia. (ii) Definition of cognate between Malaysia and Indonesia over the conception of culture through language represents the tendency of political-ethnic (identity) in Malaysia, and the Political-nationalism in Indonesia. (iii). This difference led to the use of the term 'Malay' (Riau) in Indonesia, became the language of 'Indonesia'. While in Malaysia, remains the Malay language, and not Malaysia language.Item OTONOMI KHUSUS RIAU, DISINTEGRASI LOKAL DAN PENETRASI NEGARA(2014-05-20) Albintani, Muchid; Marta, AuradianMakalah ini bertujuan, pertama, menganalisis dan menjelaskan proses perjuangan Otonomi Khusus Riau. Kedua, menganalisis dan menjelaskan dampak perjuangan Otonomi Khusus Riau terhadap hambatan disintegrasi dan penetrasi negara (negara kuat). Untuk membantu menjawab tujuan tersebut digunakan pendekatan koalisi politik dan kepentingan ekonom serta pendekatan politik pemerintahan. Berdasarkan hasil pembahasan menunjukkan bahwa pertama, proses perjuangan Otonomi Khusus Riau akan sangat dilematis. Ini disebabkan perjuangannya terletak di antara pelaksanaan desentralisasi dan peran pemerintah pusat (negara) yang kuat. Kedua, masalah disintegrasi lokal dan penetrasi negara merupakan faktor yang menghalangi perjuangan otonomi khusus Riau