UR e-Research
Permanent URI for this community
Browse
Browsing UR e-Research by Author "Adelina"
Now showing 1 - 6 of 6
Results Per Page
Sort Options
Item Kadar Fosfor Optimum Dalam Pakan Benih Ikan Baung (Mystus nemurus C. V)(2014-11-18) Adelina; lesje, LukystiowatyTujuan penelitian ini adaiah untuk mengetahui kadar fosfor optimum dalam pakan yang d^at menghasilkan pertumbuhan dan efisiensi pakan terbaik pada benih ikan baung {Mystus nemurus C.V). Ikan yang digunakan pada percobaan ini mempunyai bobot individu rata-rata 1,03 ± 0,05 g dengan padat penebaran 10 ekor per unit percobaan. Pakan yang digunakan sebagai pakan percobaan terdiri atas delapan macam pakan yang isonitrogenous dengan berbagai ting^ kadar fosfor (P). Pakan tersebut adaiah : pakan K sebagai pakan kontrol (kadar fosfor 0,163 %), pakan A (0,267%P), pakanB (0,558%P), pakanC (0,779%P), pakanD (1,171%P), pakan E (1,338% P), pakan F (1,719% P) dan pakan G (1,955% P). Ikan diberi pakan sebanyak 10 % dari bobot tubuh ikan dengan frekwensi tiga kali sehari. Lamanya percobaan adaiah 60 hari. Hasil percobaan menimjukkan bahwa pakan dengan kadar fosfor yang berbeda memberikan ^engaruh terhadap laju pertumbuhan harian, elBsiensi pakan, retensi protein dan retensi fosfor (P < 0,05), tetapi tidak memberikan pengaruh terhadap kelangsungan hidup ikan (P > 0,05). Berdasaikan evaluasi tediadap parameterparameter di atas dapat disimpulkan bahwa benih ikan baimg membutuhkan fosfor sekitar 0,85 - 1,04 % di dalam pakannya.Item OPTIMALISASI PEMBENIHAN PLASMA NUTHFAH BENIH IKAN BAUNG (Mystus nemurus CV) UNTUK PRODUKSI BENIH SECARA MASSAL(2013-04-12) Aryani, Netti; Adelina; Ayu Pamungkas, NikenTujuan penelitian untuk (1) mengetahui tipe perkembangan oosit ikan Baung dan tipe pemijahan ikan Baung di alam; (2) mengetahui kadar nutrisi telur ikan baung yang sudah matang gonad antara lain kadar proksimat, asam amino, asam lemak, mineral dan vitamin; (3) mengetahui pengaruh dosis hormon Estradiol-17 β terhadap daya reproduksi ikan Baung. Penelitian Tahap Pertama Perkembangan oosit dan kadar nutrisi telur ikan Baung Gonad ikan Baung untuk keperluan pembuatan preparat histologi dan tepung dikoleksi dari hasil tangkapan nelayan di Sungai Kampar yang di daratkan di daerah Taratk Buluh Pekanbaru. Pembauatan preparat histologis dilakukan pada Balai Riset Perikanan Budidaya Sempur Bogor, sedangkan untuk analisa kadar protein, asam amino, asam lemak, mineral dan vitamin dilakukan di Laboratorium PT Saraswanti Indo Genetech, Bogor . Dari penelitian pendahuluan dapat disimpulkan bahwa tipe perkembangan oosit ikan Baung adalah asinkronisme dengan tipe pemijahan partial yaitu ikan Buang dapat memijah sepanjang tahun. Tepung telur ikan Baung mengandung protein 58,90 %, total asam amino 56,17 %, calsium 158,59 mg/100 g sampel, phospor 1467,66 mg/100 g sampel, magnesium 5,18 mg/100 g sampel, asam lemak linoleat 2,88 % dan linolenat 2,45 %, serta vitamin C 11,97 mg/100 g sampel dan vitamin E 5,18 mg/100 g sampel.Item Pemanfaatan Silase Kepala Udang dan Jeroan Ikan Sebagai Pengganti Tepung Ikan Dalam Pakan Benih Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus Burcheel)(2013-01-07) AdelinaPenelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi Ikan dan Kolam Percobaan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persentase penggunaan silase kepala udang dan jeroan ikan sebagai pengganti tepung ikan dalam pakan buatan yang menghasiikan pertumbuhan dan kelulushidupan terbaik benih ikan lele dumbo {Clarias gariepinus Burcheell). Metode yang digunakan adalah eksperimen dan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuannya adalati penggantian tepung ikan dengan silase kepala udang dan jeroan ilcan masing-masing sebanyak 0, 10, 20, 30 dim 40%. Ikan uji yang digunakan ikan lele dumbo {Clarias gariepinus Burcheel) umur 30 hari yang dimasukkan ke dalam keramba dengan padat tebar 20 ekor/keramba. Pakan uji dibuat dalam bentuk pelet dan diberikan ke ikan 3 kali sehari (pukul 8.00; 13.00 dan 18.00 WIB) sebanyak 10 % dari bobot biomasa ikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggantian tepung ikan dengan silase kepala udang berpengaruh terhadap laju pertumbuhan harian ikan dan efisiensi pakan (p<0,05), namun tidak berpengaruh terhadap kelulushidupan ikan (p>0,05). Kemudian penggantian tepung ikan dengan silase jeroan ikan tidak berpengaruh terhadap laju pertumbuhan harian ikan, efisiensi pakan dan kelulushidupan ikan (p>0,05). Penggunaan silase kepala udang 40% di dalam pakan merupakan perlakuan yang terbaik dan menghasiikan laju pertumbuhan harian ikan 8,41 %, efisiensi pakan 7,75% dan kelulushidupan 93%. Demikian juga penggunaan silase jeroan ikan 40% di dalam pakan merupakan perlakuan terbaik yang menghasiikan laju pertumbuhan ikan 5,08 %, efisiensi pakan 63,55% dan kelulushidupan 73%. Hasil pengukuran beberapa parameter kualitas air menunjukkan bahwa kualitas air selama penelitian mendukung bagi kelangsungan hidup ikan. Suhu air berkisar 27-29°C, pH 6-7, cksigen terlarut 5-6 ppm dan amoniak 0,014-0,37 ppm.Item Penggunaan Tepung Bungkil Kedelai Sebagai Bahan Substitusi Tepung Ikan dalam Pakan Ikan Baung (Mystus nemurus C V )(2012-12-03) Suharman, Indra; AdelinaThis experiment was conducted to examine the utilization of defatted soybean meal (SBM) as a fish meal (FM) substitute in the feeds for freshwater catfish {Mystus nemurus C V ) . The levels o f substitution of F M by S B M were 0, 25, 50, 75 and 100% o f dietary protein, respectively (Diets A . B, C , D and E. respectively). The diets were formulated to contain 35%) protein. Diets were fed to experimental fish twice daily at a feeding rate o f 10%) body weigh: per day for 56 days. A substitution level of 25%) (diet B) resulted in the highest absolutely growth rate, specific growth rate, feed efficiency, and protein retention. Based on the evaluation of these parameters, it is concluded that defatted soybean meal (SBM) can substitute 25% o f the protein for fish meal in the diets of freshwater catfish {Mysliis ricmiinis C V ) .Item Teknologi Dan Manajemen Produksi Ikan Selais ( Ompok hypophthalmus)(2015-04-08) Adelina; Pamukas, Niken Ayu; Lukistyowati, Iesje; MulyadiPenelitian tentang Teknologi dan Manajemen Produksi Ikan Selais (Ompok hypophthalmus) telah dilakukan. Adapun tujuan melakukan penelitian ini adalah untuk memperoleh suatu paket teknologi melakukan budidaya khususnya pembesaran ikan selais, sehingga ikan ini dapat tersedia secara kontiniu (tidak tergantung musim) untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Pada tahun pertama telah dicoba melakukan pemeliharaan ikan selais pada skala laboratorium dengan mengoptimalisasi pemberian pakan, penanganan kualitas air dan penyakit untuk mendapatkan kelulushidupan ikan yang tinggi, efisiensi pakan tinggi dan pertumbuhan ikan maksimal serta melakukan kajian analisis usaha budidaya ikan selais. Pada tahun kedua ini dicoba melakukan pemeliharaan ikan selais di kolam terpal dengan menggunakan resirkulasi sistem akuaponik. Teknologi ini dilakukan melihat keterbatasan lahan dan air bersih akibat polusi di perairan alami. Dengan demikian kegiatan budidaya ikan dapat dilakukan dengan meminimalkan pemanfaatan sumberdaya air serta ramah lingkungan. Ikan uji yang digunakan adalah benih ikan selais dengan bobot 8,5-10,5 g dan panjang 10-13 cm. Ikan uji ditempatkan pada wadah pemeliharaan berupa bak papan yang dilapisi terpal berukuran 1,3x1,2x80 m3 dan diisi air setinggi 65 cm dengan padat tebar ikan 30 ekor/wadah. Untuk menjaga kualitas air, bak pemeliharaan ikan dilengkapi dengan sistem resirkulasi akuaponik. Kolam terpal dihubungkan dengan wadah filter air yang diisi media filter. Rasio air antara wadah filter dengan wadah pemeliharaan ikan adalah 1 : 1,8. Air dari wadah pemeliharaan ikan akan dialirkan ke media filter dengan pompa air yang mempunyai kekuatan 50 watt. Setelah air melewati media filter akan dikembalikan ke bak pemeliharaan ikan dengan pompa air. Pakan uji yang digunakan adalah pakan buatan berupa pelet dengan kadar protein 35,8% dan energi 261,67 kkal DE/g. Pakan uji dibedakan atas dua macam yaitu yang bahannya tidak difermentasi dan difermentasi untuk meningkatkan daya cerna bahan. Ke dalam pakan ditambahkan temulawak sebanyak 40 g/kg pakan untuk meningkatkan daya tahan tubuh ikan dari serangan mikroorganisme penyebab penyakit. Ikan uji diberi pakan sebanyak 10% dari biomassa ikan pada pukul 07.00, 12.00 dan 17.00 WIB. Setiap 28 hari ikan ditimbang untuk menyesuaikan jumlah pakan yang akan diberi. Pemeliharaan ikan dilakukan selama 112 hari. Data yang dikumpulkan adalah pertumbuhan bobot mutlak dan panjang mutlak ikan, efisiensi pakan, retensi protein dan kelulushidupan ikan dianalisis menurut model RAL. Data kualitas air dianalisa secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan teknologi resirkulasi akuaponik pada budidaya ikan selais dapat menjaga dan memperbaiki kualitas air sehingga tetap pada kisaran yang dapat ditolerir ikan selais untuk hidup dan bertumbuh. Suhu air selama penelitian berkisar 26-27oC, pH 6-7, oksigen terlarut 3,75-4,83 mg/l, kandungan CO2 6,52-9,18 dan amoniak 0,01- 0,09 mg/l. Ikan selais yang diberi pakan berupa pelet yang bahannya difermentasi mampu meningkatkan kecernaan pakan dan menambah aroma pakan sehingga efisiensi pemanfaatan pakan menjadi lebih tinggi dan menyediakan energi yang lebih banyak untuk mendukung pertumbuhan ikan menjadi lebih baik. Temulawak yang ditambahkan ke dalam pakan mampu meningkatkan daya tahan ikan sehingga ikan dapat terhindar dari serangan mikroorganisme penyebab penyakit dan menghasilkan kelulushidupan ikan selais yang tinggItem Teknologi Dan Manajemen Produksi Ikan Selais ( Ompok hypophthalmus)(2015-06-11) Adelina; Pamukas, Niken Ayu; Lukistyowati, IesjePenelitian tentang Teknologi dan Manajemen Produksi Ikan Selais (Ompok hypophthalmus) telah dilakukan. Adapun tujuan melakukan penelitian ini adalah untuk memperoleh suatu paket teknologi melakukan budidaya khususnya pembesaran ikan selais, sehingga ikan ini dapat tersedia secara kontiniu (tidak tergantung musim) untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Pada tahun pertama telah dicoba melakukan pemeliharaan ikan selais pada skala laboratorium dengan mengoptimalisasi pemberian pakan, penanganan kualitas air dan penyakit untuk mendapatkan kelulushidupan ikan yang tinggi, efisiensi pakan tinggi dan pertumbuhan ikan maksimal serta melakukan kajian analisis usaha budidaya ikan selais. Pada tahun kedua ini dicoba melakukan pemeliharaan ikan selais di kolam terpal dengan menggunakan resirkulasi sistem akuaponik. Teknologi ini dilakukan melihat keterbatasan lahan dan air bersih akibat polusi di perairan alami. Dengan demikian kegiatan budidaya ikan dapat dilakukan dengan meminimalkan pemanfaatan sumberdaya air serta ramah lingkungan. Ikan uji yang digunakan adalah benih ikan selais dengan bobot 8,5-10,5 g dan panjang 10-13 cm. Ikan uji ditempatkan pada wadah pemeliharaan berupa bak papan yang dilapisi terpal berukuran 1,3x1,2x80 m3 dan diisi air setinggi 65 cm dengan padat tebar ikan 30 ekor/wadah. Untuk menjaga kualitas air, bak pemeliharaan ikan dilengkapi dengan sistem resirkulasi akuaponik. Kolam terpal dihubungkan dengan wadah filter air yang diisi media filter. Rasio air antara wadah filter dengan wadah pemeliharaan ikan adalah 1 : 1,8. Air dari wadah pemeliharaan ikan akan dialirkan ke media filter dengan pompa air yang mempunyai kekuatan 50 watt. Setelah air melewati media filter akan dikembalikan ke bak pemeliharaan ikan dengan pompa air. Pakan uji yang digunakan adalah pakan buatan berupa pelet dengan kadar protein 35,8% dan energi 261,67 kkal DE/g. Pakan uji dibedakan atas dua macam yaitu yang bahannya tidak difermentasi dan difermentasi untuk meningkatkan daya cerna bahan. Ke dalam pakan ditambahkan temulawak sebanyak 40 g/kg pakan untuk meningkatkan daya tahan tubuh ikan dari serangan mikroorganisme penyebab penyakit. Ikan uji diberi pakan sebanyak 10% dari biomassa ikan pada pukul 07.00, 12.00 dan 17.00 WIB. Setiap 28 hari ikan ditimbang untuk menyesuaikan jumlah pakan yang akan diberi. Pemeliharaan ikan dilakukan selama 112 hari. Data yang dikumpulkan adalah pertumbuhan bobot mutlak dan panjang mutlak ikan, efisiensi pakan, retensi protein dan kelulushidupan ikan dianalisis menurut model RAL. Data kualitas air dianalisa secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan teknologi resirkulasi akuaponik pada budidaya ikan selais dapat menjaga dan memperbaiki kualitas air sehingga tetap pada kisaran yang dapat ditolerir ikan selais untuk hidup dan bertumbuh. Suhu air selama penelitian berkisar 26-27oC, pH 6-7, oksigen terlarut 3,75-4,83 mg/l, kandungan CO2 6,52-9,18 dan amoniak 0,01- 0,09 mg/l. Ikan selais yang diberi pakan berupa pelet yang bahannya difermentasi mampu meningkatkan kecernaan pakan dan menambah aroma pakan sehingga efisiensi pemanfaatan pakan menjadi lebih tinggi dan menyediakan energi yang lebih banyak untuk mendukung pertumbuhan ikan menjadi lebih baik. Temulawak yang ditambahkan ke dalam pakan mampu meningkatkan daya tahan ikan sehingga ikan dapat terhindar dari serangan mikroorganisme penyebab penyakit dan menghasilkan kelulushidupan ikan selais yang tinggi.