Evaluasi Posterosagittal Anorectoplasty Pada Atresia Ani Di Sub Bagian Bedah Anak R S Dr Sardjito Yogyakarta

No Thumbnail Available

Date

2012-12-03

Journal Title

Journal ISSN

Volume Title

Publisher

Abstract

Atresia ani merupakan kelainan kongenital yang terbanyak pada daeraii anorektal. Sampai sekarang masih dalam perdebatan, baik mengenai klasifikasi maupun penatalaksanaannya. Klasifikasi Pena yang membagi atresia ani letak tinggi dan rendah lebili banyak dipakai karena mempunyai aspek terapi. Penatalaksanaan atresia ani tergantung klasifikasinya. Pada atresia ani letak tinggi Inarus dilakukan kolostomi diversi dan dekompresi, berikutnya dilakukan anoplasti. Pena dan de Vries memperkenalkan metode posterosagittal anorectoplasty yang sejak saat itu menjadi pilihan di seluruh dunia, karena hasil operasi yang baik dan hampir semua bentuk kelainan anorektal dapat dikerjakan dengan metode ini. Sejak tahun 1995 postero sagittal anorectoplasty ditetapkan sebagai metode panatalaksanaan atresia ani di RS Dr Sardjito, oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi mengenai angka keberhasilan operasi dengan metode ini. Metode Penelitian: Penelitian menggunakan rancangan crosssectional yang dilakukan di Sub Bagian Bedah Anak FK UGM / RS Dr. Sardjito Yogyakarta pada periode 1 Januari 1995 sampai dengan 31 Oktober 2005. Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif melalui catatan medik dan hasil anamnesis terhadap orang tua pasien. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah umur, jenis kelamin, jenis operasi definitif PSARP, ketinggian lesi, dan jenis fistula. Variabel tergantung adalah skor Klotz yang dinilai pascaoperasi. Karakteristik subyek penelitian dipaparkan secara deskriptif. Untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan tergantung digunakan uji statistik Chi-square. Hasil: Pada penelitian ini didapatkan hasil penatalaksanaan atresia ani dengan metode posterosagittal anorectoplasty adalah sangat baik dan baik pada 73% pasien, cukup pada 27% pasien. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara skor Klotz dengan jenis kelamin, umur saat PSARP, ketinggian lesi, dan jenis operasi. Terdapat hubungan yang bermakna antara skor Klotz dengan ada tidaknya fistula.

Description

Keywords

Citation

Collections