Aplikasi Logika Fuzzy Dan Analisi Dalam Berbagai Disiplin Ilmu dan Kehidupan
No Thumbnail Available
Files
Date
2012-11-09
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Abstract
Bidang keahlian saya sebenarnya adalah matematika analisis (real analysis) yang lebih
terfokus pada perumusan konsep matematika itu sendiri, yang dituangkan dalam bentuk
temuan formula atau teorema yang amat sangat tidak mungkin dipaparkan pada forum ini.
Untuk itu pada kesempatan ini saya akan berbicara tetang aplikasi logika fuzzy analisis,
yang kalalu pada bidang matematika analisis, pembahasannya lebih difokuskan pada fuzzy
limit, differensia integral dan topologi dari himpunan fuzzy. Konsep fuzzy analisis secara
murni juga tidak mungkin saya paparkan pada kesempatan ini. Dalam kurun waktu satu
tahun terakhir ini saya juga melibatkan diri dalam penelitian berbagai aplikasi bilangan
fuzzy, maka dengan itu saya akan hujahkan sedikit tentang berbagai aplikasi dari logika
fuzzy dan fuzzy analisis dalam berbagai aspek.
Pada logika aljabar Boolean konvensional atau teori himpunan yang biasa, kita
mengenal sistim on/off, on bernilai 1 dan off bernilai 0. Hal ini kita pergunakan
membedakan suatu elemen menjadi anggota suatu himpunan atau bukan anggota suatu
himpunan. Sehingga kita bisa mengaitkan elemen tersebut dengan bilangan 1 jika elemen
tersebut merupakan anggota himpunan dan dengan bilangan 0 jika elemen tersebut bukan
merupakan anggota himpunan. Tetapi dalam kenyataan sehari-hari ternyata tidak semua
hal bisa dijelaskan dengan metode 0-1 atau hitam-putih, karena seringkali agak
membingungkan untuk menentukan klasifikasi suatu keadaan ke dalam dua bagian yang
terpisah, misalnya kondisi panas-dingin, pintar-bodoh dan sebagainya. Jika kondisi panas
kita definisikan sebagai lebih atau sama dengan 38 °C, apakah 37°C bisa kita sebut
dingin ? atau 39o disebut dengan panas.
Dalam berbagai aspek penelitian yang melibatkan statistik, apabila kita
mengumpulkan data dengan cara membilang, maka kita akan mendapatkan data pasti
bilangan bulat, akan tetapi apabila kita mengumpul dengan cara mengukur atau
menimbang, maka mustahil kita akan mendapatkan data yang pasti, akan tetapi
sebenarnya data yang kita peroleh adalah dalam bentuk interval [a, b], Kondisi seperti ini
juga berlaku dalam berbagai survey dan penelitian lainnya, Katakan untuk keperluan
tertentuk dalam riset operasi, seorang peneliti memerlukan data ketersediaan tebu
dilingkungan pabriknya. Kita tidak mungkin memprediksi ketersediaan bahan baku tebu
(katakan X ton), karena budaya orang melayu, bila tebu mahal harganya, maka masyarakat
akan ramai-ramai menanam tebu, anehnya lagi sering terjadi, waktu musin panen, tebu
melimpah, sehingga harganya jatuh ke titik terendah. Berdasarkan kondisi di atas, maka
ketersedian stok bahan baku tidak lagi berupa angka pasti, akan tetapi berupa interval.