Abstract:
Tanaman kedelai merupakan salah satu komoditas tanaman pangan penting di
Indonesia karena bijinya dapat digunakan untuk bahan pangan sehari-hari, bahan
baku industri, pakan ternak dan untuk pembuatan minyak. Biji kedelai memiliki
kandungan gizi cukup tinggi terutama protein. Dalam biji kedelai terkandung ratarata
35 % karbohidrat, 35 % protein, 18 % lemak, dan 10 % air, serta mengandung
beberapa mineral seperti Ca, P, Fe, Vitamin A, dan Vitamin B
(Adisarwanto, 2005).
Indonesia merupakan salah satu negara yang mengkonsumsi biji kedelai
terbesar di dunia. Olahan pangan kedelai dominan di Indonesia adalah tahu dan
tempe yang dikonsumsi oleh hampir seluruh masyarakat. Meningkatnya
pendapatan masyarakat, pertambahan jumlah penduduk dan populasi ternak serta
meningkatnya permintaan untuk bahan baku industri menyebabkan kebutuhan
akan kedelai dalam negeri terus meningkat sehingga tidak terpenuhi oleh produksi
dalam negeri. Produksi kedelai di Indonesia sekitar 1,2 ton/ha, masih tergolong
rendah bila dibandingkan dengan rerata produksi dunia yang mencapai sekitar 1,5
ton/ha (Damardjati et al, 1996).
Permasalahan yang sering dihadapi dalam upaya peningkatan produksi
kedelai dan budidaya tanaman kedelai diantaranya adalah penyakit. Salah satu
penyakit yang dapat menyebabkan kerusakan dan menurunkan produksi tanaman
kedelai adalah puru akar yang disebabkan ole