Abstract:
Pasokan kayu olalian kualitas baik untuk keperluan bahan bangunan
semakin berkurang. Disisi lain, telah banyak beredar di pasaran kayu dari jenis
kayu campuran. Banyaknya beredar kayu campuran di perdagangan saat ini
menjadikan kualitas kayu semakin sulit dikenali. Pemilahan kayu di perdagangan
hanya berdasarkan pengamatan visual yang mempunyai tingkat subjektivitas yang
tinggi. Hal tersebut akan menyulitkan para pengguna kayu untuk keperluan
konstruksi. Dengan demikian, perlu suatu metode penentu sebagai dasar untuk
dapat dilakukan pemilahan kayu sesuai kualitasnya masing-masing. Salah salu
metode yang dapat dipakai adalah metode uji tidak merusak {non deslructive test).
Pcnclitian bcrtujuan untuk mcncntukan batas kisaran modulus clastisitas (MOE)
tiap kclas kuat kayu untuk dapat dimanfaatkan sebagai pcdoman uji di lapangan.
Penelitian dilakukan terhadap lima jenis kayu dengan mutu kekuatan kayu
yang berbeda tingkatannya, yakni kayu kulim, kayu rengas, kayu meranti batu
dan meranti mcrah scrta kayu akasia. Standar pengujian mengikuti standar ISO
1975. Pengujian yang dilakukan meliputi uji kadar air, kerapatan kayu serta uji
Iektur statik.