Mathematics and Natural Sciences
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Mathematics and Natural Sciences by Subject "Cagar Biosfer Giam"
Now showing 1 - 3 of 3
Results Per Page
Sort Options
Item Keanekaragaman Dan Aktivitas Mikroba Di Kawasan Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu: Sebagai Indikator Terhadap Tekanan Penggunaan Lahan(2015-07-06) Zul, Delita; Leni Fibriarti, BernadetaKeanekaragaman dan aktivitas mikroba di tanah gambut belum banyak dipelajari dan digunakan sebagai indikator potensial terhadap gangguan pada kawasan tersebut. Oleh karena itu, tujuan jangka panjang dari usulan penelitian ini adalah: (I) mengembangkan parameter-parameter mikrobiologi sesuai yang dapat digunakan sebagai indikator potensial terhadap perubahan kondisi di kawasan gambut, dan (2) inventarisasi isolat-isolat indigenus potensial bagi kepentingan masyarakat dan ilmu pengetahuan. Target khusus yang ingin dicapai adalah kebijakan yang dapat dijadikan alternatif dalam pengelolaan kawasan gambut berkelanjutan dan sistem penggunaan lahan gambut ditinjau secara mikrobiologi. Penelitian dilakukan dalam 3 tahap. Laporan penelitian ini merupakan paparan hasil dari kegiatan tahun pertama. Penelitian tahun pertama adalah karakterisasi fisika kimia tanah yang mengacu pada standart methods; penghitungan biomasa mikroba dengan metode ekstraksi fumigasi, penghitungan populasi bakteri dengan metode plate count; pengukuran respirasi tanah secara in situ; dan aktivitas eksoenzim tanah yang" diukur secara kolorimetri menggunakan sampel tanah yang ditambah substrat analog untuk setiap eksoenzim uji.Item Keanekaragaman Dan Aktivitas Mikroba Di Kawasan Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu: Sebagai Indikator Terhadap Tekanan Penggunaan Lahan(2015-07-06) Zul, Delita; Leni Fibriarti, BernadetaRiau merupakan salah satu propinsi yang memiliki lahan gambut dengan luas sekitar 45% (4,044 juta Ha) dari total wilayah yang ada (Darajat 2006). Salah satu kawasan gambut tersebut adalah Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu (GSK-BB) yang terletak di Kabupaten Bengkalis-Siak dan Kota Dumai (Devita 2009). Secara umum kondisi alam Cagar Biosfer GSK-BB merupakan dataran rendah dengan beberapa danau alam, yang merupakan perpaduan unik antara kawasan konservasi dan hutan produksi yang tidak dikonversi (Purwanto et al. 2009). Sebagian besar kawasan Cagar Biosfer GSK-BB telah berubah fungsi menjadi areal pertanian, hutan tanaman industri, pemukiman dan mendapat tekanan akibat aktivitas antrophogenik, seperti pembakaran hutan dan kanalisasi. Perubahan fiingsi lahan mengakibatkan vegetasi asli mulai berkurang dan digantikan oleh semak belukar dan pohon kecil (Partomiharjo et al. 2007). Perubahan struktur vegetasi tersebut akan mempengaruhi struktur tanah dan komposisi komunitas mikroba tanah. Kondisi lingkungan yang terganggu akibat penggunaan lahan akan mempengaruhi populasi, keanekaragaman dan aktivitas mikroba tanah (Bahig et al. 2008). Hingga saat ini, belum jelas diketahui korelasi antara keanekaragaman dan aktivitas mikroba dengan perubahan vegetasi lahan gambut. Aktivitas dan komposisi komunitas mikroba dari suatu ekosistem perlu diketahui dan dapat digunakan sebagai salah satu indikator kualitas tanah (Acosta-Martinez et al. 2007; Hargreaves et al. 2003), sehingga penurunan aktivitas mikroba tanah dapat digunakan sebagai indikasi awzd dari gangguan yang terjadi pada ekosistem (Winding et al. 2005).Item Keanekaragaman Dan Aktivitas Mikroba Di Kawasan Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu: Sebagai Indikator Terhadap Tekanan Penggunaan Lahan(2015-07-06) Zul, Delita; Leni Fibriarti, BernadetaLahan gambut memainkan peranan penting sebagai cadangan air dan karbon. Diperkirakan sekitar 120 giga ton karbon disimpan di lahan gambut yang setara dengan 5% dari total global karbon terestrial. Selain itu, lahan gambut juga merupakan salah satu habitat unik bagi mikroba. Hingga saat ini, aktivitas dan komposisi komunitas mikroba di lahan gambut masih sedikit diketahui (Jackson et al. 2008; Fisk et al. 2003; Dedysh et al. 2006), walaupun demikian satu novel genus Actinobacteria berhasil diisolasi dan dikarakterisasi dari hutan rawa gambut Thailand (Thawai et al. 2005). Lahan gambut banyak ditemui di daerah Asia Tenggara meliputi Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Papua New Guiniea yang mulai berkurang luasnya karena faktor alam dan aktivitas antrophogenik seperti penebangan, kebakaran, kanalisasi, pertanian dan perubahan peruntukan lahan (Jacobs 1988).