Browsing by Author "Zultiniar"
Now showing 1 - 11 of 11
Results Per Page
Sort Options
Item ADSORPSI LOGAM Fe DENGAN ZEOLIT 4A YANG DISINTESIS DARI FLY ASH SAWIT(2012-10-24) Aima, Siti; Zahrina Ida; ZultiniarFe is one of the heavy metals that are harmful if levels exceed the thres hold. This material is often found in waste output streams, both industrial waste and house hold waste. The presence of iron in the water is a thing to watch out for and be considered because of its toxic if it enters in to the human body. To reduce the concentration of these metals Fe, an alternative that can be used is by adsorption process using zeolite 4A synthesized from fly ash of oil palm. The method used in the Fe metal adsorption process is a batch method. This study begins with the equilibrium curve to determine the optimum contact time. Analysis of adsorption results performed by AAS. The parameters used in this study is the initial concentration of 100 ppm, the stirring speed of 150 rpm, a dose of 1 gram of zeolite 4A, the variation in pH of the solution (4, 5, 6, 7 and 8) and temperature (30, 40, 50, 60 and 70°C). Results showed that the time to achieve the equilibrium state for 4 hours, with the highest percentage of adsorbed Fe is 98.0% of 100 ppm metal Fe(II) is used, the optimum operating conditionsare at pH 6 and room temperature (≈ 30oC).Item Influence of The Calcination Temperature And Ratio Of Cao/Hno3 On The Synthesis Of Precipitated Calcium Carbonate From Cockle Shell (Anadara Granosa)(2016-04-22) Purba, Paul Destin; Octavianty, Dhini; Amri, Amun; Zultiniar; YelmidaThe aim of this research is to synthesis the Precipitated Calcium Carbonate (PCC) from Anadara granosa cockle-sheell via carbonation method. The tested variables were the calcination temperatures (700oC, 800oC, and 900oC) and the ratios of between calcium oxide and nitric acid (14:300, 17:300, and 20:300 gr/m)l. The formed nitric calcium was then added by ammonia to pH 12 to start the synthesis of calcium hydroxide followed by flowing it with the carbon dioxide to form white precipitate (PCC). Based on the analysed, the best yield of PCC (84.88%) was obtained at calcination temperature of 900oC with the ratio of 14 gr:300 ml. The X-Ray Diffraction (XRD) and Scanning Electron Microscopy (SEM) characterizations revealed that the type of crystals formed was vaterit and the shape of crystals were round (sphere-like) with a relatively uniform in size, respectively.Item Integrasi Koating Silika – Tembaga Kobal Oksida Berbasis Nitrat pada Substrat Aluminium yang Disintesis Melalui Rute Sol-gel Dip-coating: Sifat Absorptansi dan Emitansi(2016-11-30) Amri, Amun; Fadli, Ahmad; Zultiniar; Zakiah, WildaTelah berhasil disintesis koating silika - tembaga kobal oksida pada substrat aluminium menggunakan metode sol-gel dip-coating untuk aplikasi solar selektif absorber. Lapisan koating antirefleksi silika yang diperoleh dari proses kalsinasi gel tetraethyl orthosilicate (TEOS) melapisi lapisan underlayer tembaga kobal oksida yang diperoleh dari proses kalsinasi gel tembaga kobal berbasis nitrat. Hasil integrasi selanjutnya dikarakterisasi sifat optisnya berupa absorptansi () dan emitansi () secara berturut-turut menggunakan UV-Vis- Nir yang dilengkapi bola integrasi dan FTIR spectrophotometer. Pengaruh jumlah siklus pencelupan – pengeringan (ketebalan) antirefleksi silika terhadap sifat absorptansi dan emitansi dari lapisan hasil integrasi diperlajari. Secara umum terlihat bahwa nilai absorptansi berfluktuasi terhadap peningkatan jumlah siklus pencelupan – pengeringan, dengan nilai absorptansi tertinggi =86,1% ditunjukkan oleh koating silika dengan 3 kali siklus pencelupan-pengeringan. Meskipun demikian absorptansi optimum =82,4% ditunjukkan oleh koating silika dengan 5 kali siklus pencelupan-pengeringan. Nilai emitansi menurun dengan meningkatnya siklus pencelupan-pengeringan koating silika dengan nilai emitansi terendah =4,8% ditunjukkan oleh koating silika yang disintesis dengan 5 kali siklus pencelupan - pengeringan. Penambahan ketebalan antirefleksi silika berdampak positif menurunkan emitansiItem KESETIMBANGAN ADSORBSI SENYAWA PENOL DENGAN TANAH GAMBUT(2013-05-03) Zultiniar; Heltina, DesiKonsentrasi fenol yang relatif meningkat dengan seiring bertambahnya indutri yang menghasilkan fenol, mengakibatkan tingkat pencemaran fenol diperairan meningkat pula. Untuk itu perlu penanganan limbah khususnya limbah fenol. Alternatif pengolahan limbah fenol yaitu menggunakan proses adsorpsi dengan tanah gambut.penelitian Kesetimbangan adsorpsi Fenol dengan tanah Gambut dilakukan untuk mendapatkan kapasitas jerap maksimum, model kesetimbangan dan nilai konstanta keswetimbangan, serta mengetahui pengaruh suhu terhadap daya jerap maksimum fenol oleh tanah gambut. Penelitian tanah gambut meliputi, pencucian, penjemuran, aktivasi.Larutan fenol dengan konsentrasi awal (Co) tertentu dimasukkan dalam reaktor batch berpengaduk sampai mencapai waktu kesetlmbangan, dan dilakukan pada suhu tertentu,Sampel diambil tiap waktu ,kemudian di analisa dengan menggunakan Spektrofotometri UV, diperoleh kurva kesetimbangan isotherm adsorpsi. Percobaan ini dilakukan untuk mendapatkan kurva isoterm adsorpsi pada variasi suhu 30oC, 40oC dan 50oC serta konsentrasi awal (Co) 100, 120, 140 dan 160 ppm. Dari percobaan di dapatkan waktu kesetimbangan sekitar 3 jam, Data kesetimbangan menunjukkan bahwa proses adsorpsi berlangsung optimal pada suhu 30oC dan adsorpsi yang terjadi termasuk fisika. Nilai konstanta Freundlich pada kondisi optimum (30oC ) adalah 0,001226Item KESETIMBANGAN ADSORPSI SENYAWA FENOL DENGAN TANAH GAMBUT(2013-03-14) Zultiniar; Heltina, DesiKonsentrasi fenol yang relatif meningkat dengan seiring bertambahnya industri yang menghasilkan fenol., mengakibatkan tingkat pencemaran fenol diperairan meningkat pula. Untuk itu perlu penanganan limbah khususnya limbah fenol. Altematif pengolahan limbah fenol yaitu menggunakan proses adsorpsi dengan tanah gambut. Penelitian Kesetimbangan Adsorpsi Fenol dengan Tanah Gambut dilakukan untuk mendapatkan kapasitas jerap maksimum, model kesetimbangan dan nilai konstanta kesetimbangan, serta mengetahui pengaruh suhu terhadap daya jerap maksimum fenol oleh tanah gambut. Perlakuan tanah gambut meliputi pencucian, penjemuran, aktivasi, Larutan fenol dengan konsentreisi awal (Co) tertentu dimasukkan dalam reaktor batch berpengaduk sampai mencapai waktu kesetimbangan, dan dilakukan pada suhu tertentu. Sampel diambil tiap waktu, kemudian dianalisa dengan menggunakan spektrofotometri UV. diperoleh kurva kesetimbangan isotherm adsorpsi. Percobaan ini dilakukan utuk mendapatkan kurva isotherm adsorpsi pada variasi suhu 30°C, 40*'C dan 50°C seta konsentrasi awal (Co) 100, 120, 140 dan 160 ppm. Dari percobaan didapatkan waktu kesetimbangan sekitar 3 jam. Data kesetimbangan menunjukkan bahwa proses adsorpsi berlangsung optimal pada suhu 30°C dan adsorpsi yang terjadi termasuk adsorpsi fisika.. Nilai konstanta Freundlich pada kondisi suhu optimum (SO^C) adalah 0,001226Item OPTIMASI KONDISI PROSES (KECEPATAN PENGADUKAN DAN TEMPERATUR) ADSORPSI LOGAM Fe DENGAN ZEOLIT 4A(2012-10-24) Sari, Maya; Zahrina Ida; ZultiniarIron is one of the heavy metals that are harmful if the measure exceeds the threshold. Degradation of water quality caused by the existence of which the iron content that already exists on the ground because of the layers of soil through which the water contains certain chemical elements, one of them is iron. The methods to reduce the concentration of dissolved metals, particularly heavy metals are growing rapidly at the moment is adsorption, because not only easy to do but also quite high effectiveness and cost required is quite low. The adsorbent used is zeolite 4A synthesized from a mixture of silica and alumina with a volume ratio of 60/40, stirring the reactants need 3 hours and heating the gel need 8 hours. This research aims to study the effect of stirring speed and temperature the adsorption of metal Fe with zeolite 4A using Response Surface Method approach-Central Composite Design and obtain optimum conditions for the absorption of Fe metal with zeolite 4A. stirring Rapid is done by variation of 300 to 600 rpm and the temperature variation of 30 to 60 c. Ion concentration of Fe (II) sulfate was analyzed using AAS. The results obtained showed that zeolite 4A able to adsorb up to 97.439% Fe and obtained optimum conditions for stirring Rapid 1230 rpm and a temperature of 87 c.Item Penentuan Kondisi Optimum Penyerapan Perlit Teraktifasi Terhadap Logam Berat Pb dan Cu(2013-05-04) Khairat; Zultiniar; HS, EdwardPerlit merupakan senyawa silika batuan vulkanik alamiah yang berasal dari aliran lava yang mengalami pendinginan secara langsung. Perlit memiliki kapasitas penyerapan yang tinggi, untuk itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kemampuan perlit ternitrasi terutama dalam menyerap logam Pb dan Cu.Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan daya serap serta mencari kondisi optimum dari penyerapan perlit teraktifasi terhadap logam berat Pb dan Cu. Penelitian ini dilakukan secara kontinyu dengan menggunakan sistem kolom. Adapun variabel yang akan diuji yaitu variabel pH, ukuran partikel, serta pengaruh konsentrasi. Dari hasil analisa dengan menggunakan Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS), didapat bahwa perlit yang digunakan sebagai adsorben mempunyai daya serap yang tinggi dimana untuk variasi pH penyerapan paling optimum terhadap logam Pb dan Cu terjadi pada pH 5 dan pH 6 dengan efisiensi penyerapanya sebesar (97,73% dan 98,53%), untuk variasi ukuran partikel penyerapan paling optimum terjadi pada ukuran partikel 140 mesh dengan efisiensi penyerapanya sebesar (98,2% dan 99,33%), dan untuk pengaruh konsentrasi penyerapan paling optimum terjadi pada konsentrasi 25 ppm dengan efisiensi penyerapanya sebesar (99,08 % dan 99,6%).Item Pengaruh Diameter dan Panjang Serat Pelepah Sawit Terhadap Sifat dan Morfologi Wood Plastic Composite (WPC)(2016-11-30) Sakinah, Siti; Zultiniar; BahruddinWPC merupakan bahan yang menggunakan plastik sebagai matrik, serta serbuk kayu hingga serat-serat yang dihasilkan tanaman pertanian sebagai bahan pengisi (filler), dimana aplikasi produk WPC sangat luas mulai dari sektor konstruksi, perabotan, eksterior, serta sektor infrasutruktur lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh diameter dan panjang serat pelepah sawit terhadap sifat dan morfologi WPC. Sampel WPC disiapkan dengan metode pencampuran leleh antara serat pelepah sawit, PP, Maleated polypropylene (MAPP), dan paraffin selama 65 menit pada suhu 170 oC dan kecepatan rotor 80 rpm menggunakan Internal Mixer. Panjang dan diameter serat pelepah sawit yang digunakan adalah ±1 mm, 1 cm dan 5 cm dengan diameter filler : - 40~ + 60 mesh, - 60~ + 80 mesh dan - 80 ~ + 100 mesh serta rasio PP/SPS adalah 50/50 dan 70/30. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sifat fisik dan mekanik terbaik dihasilkan pada panjang serat ±1 mm dengan diameter serat - 80 ~ + 100 mesh pada rasio PP/SPS 70/30 dengan nilai kuat tarik sebesar 16 Mpa, kuat lentur 31 Mpa, daya serap air sebesar 1,78%, kerapatan 0,99 g/cm3, pengembangan tebal 0,33%, dan sifat morfologi yang diperoleh yaitu interaksi antara filler dan matrik yang lumayan baik dibandingkan dengan ukuran lainnya, sehingga mempengaruhi distribusi filler pada matrik yang lebih merata menghasilkan kualitas yang baik pada material WPC.Item PENJERAPAN ION TIMBAL OLEH TANAH GAMBUT SECARA DINAMIS(2013-05-03) Reni Yenti, Silvia; ZultiniarKemajuan industri merupakan suatu masalah yang dapat menimbulkan dampak negatif yaitu meningkatkan pencemaran lingkungan yang dapat membahayakan kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Keberadaan logam berat dilingkungan merupakan suatu masalah yang perlu mendapat perhatian karena adanya ion-ion logam berat dalam limbah industri merupakan objek penelitian dalam bidang kimia analitik. Proses penyerapan material bialogi dapat dipercaya terjadi melalui proses sorpsi yang melibatkan gugus fungsi yang berhubungan dengan protein, polisakarida dan bio molekuler lain yang ditemukan pada sel atau dinding sel,hasil pertanian dan limbahnya telah banyak digunakan sebagai material penyerap senyawa beracun karena adanya gugus fungsi tertentu dan juga relatif murah (Munaf dan Rahmiana , 1997). Tanah gambut dengan berbagai kandungan gugus fungsinya berfungsi menjerap logam berat dan dapat digunakan sebagai penjerap. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari kemampuan tanah gambut dalam menjerap ion Timbal serta mencari kondisi optimum dari penjerapan gambut terhadap ion Timbal. Penelitian ini dilakukan secara dinamis dengan menggunakan sistem kolom. Adapun variabel yang akan diuji yaitu variasi pH, laju alir, dan variasi konsentrasi. Dari hasil analisa dengan menggunakan Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS), didapat bahwa gambut yang digunakan sebagai adsorben mempunyai daya jerap yang bagus dimana untuk variasi pH penjerapan yang optimum terhadap ion Timbal terjadi pada pH 4 dengan efisiensi penjerapannya sebesar ( 90,47% ), untuk variasi laju alir penjerapan optimum terjadi pada laju alir 7 dengan efisiensi penjerapannya sebesar ( 80,80% ), dan untuk pengaruh konsentrasi penjerapan optimum terjadi pada konsentrasi 11 ppm dengan efisiensi penjerapannya sebesar (88,35% ).Item Sintesis Zeolit 4a Dari Bahan Dasar Abu Sabut Kelapa Sawit(2015-09-26) Akbar, Fajril; Yelmida; ZultiniarLimbah padat industri minyak sawit berupa cangkang, sabut dan tandan, mempunyai kandungan silika yang cukup tinggi dalam abu hasil pembakarannya. Besarnya kandungan silica ini, sangat memungkinkan untuk menggunakan limbah padat industri sawit sebagai sumber silika dalam sintesis zeolit 4A. Sintesis zeolit 4A dari bahan dasar abu sabut sawit, dilakukan dengan mencampurkan reaktan berupa larutan natrium silikat dengan natrium aluminat. Larutan Natrium silikat dibuat melalui peleburan abu sabut sawit dengan NaOH kering. Hasil leburan dilarutkan dengan aquadest, dan diambil filtratnya. Campuran reaktan larutan natrium silikat dengan natrium aluminat diaduk sampai homogen dengan variasi perbandingan volume reaktan 40/60 dan 60/40 ml dan waktu pengadukan selama 3 jam hingga terbentuk gel. Gel selanjutnya dipanaskan dalam oven selama 8 jam pada suhu 80o C. Hasil sintesis disaring dan dicuci dengan aquadest hingga netral, selanjutnya dikeringkan dalam oven pada suhu 120o C selama 2 jam. Zeolit hasil sintesis dianalisis secara spektroskopi inframerah dan difraksi sinar-x. Hasil analisis dibandingkan terhadap zeolit standard. Spektrum inframerah zeolit hasil sintesis pada perbandingan volume reaktan natrium silikat dan natrium aluminat 40 /60 dan 60/40 mirip dengan spectrum inframerah zeolit standard. Pola difraksi sinar-x zeolit hasil sintesis sesuai dengan pola difraksi sinar-x zeolit standard.Item SlNTESIS ZEOLIT PEMBENTUK DETERJEN DARI BAHAN DASAR KAOLIN(2013-03-07) Akbar, Fajril; Zultiniar; Reni Yenti, SilviaTelah dilakukan dilakukan sintesis zeolit pembentuk deterjen dari bahan dasar kaolin. Sintesis zeolit pembentuk deterjen dilakukan dengan cara mengaduk kaolin dan natrium hidroksida dalam larutan air selama 8 jam, kemudian campuran dipanaskan pada suhu 100"C selama 8 jam. Selanjutnya padatan yang didapat dikeringkan pada suhu 120"C selama 3 jam. Zeolit hasil sintesis dikaraktensasi dengan menggunakan spektrofotometer Inframerah dan difraktometer sinar-x, Dalam penelitian ini telah dipelajari beberapa parameter fisika dari reaksi sintesis, yaitu jumlah natrium hidroksida, waktu pembentukan gel dan ukuran partikel kaolin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan natrium hidroksida dan kaolin 12:10 bisa menghasilkan zeolit pembentuk deterjen