Browsing by Author "Zahrina, Ida"
Now showing 1 - 20 of 33
Results Per Page
Sort Options
Item Bahan Bakar Alternatif dari Campuran Sampah Plastik Polipropilen dan Minyak Solar(2016-02-25) Bahruddin; Zahrina, IdaBahan bakar alternatif dari campuran sampah plastik dan minyak diesel masih sulit diaplikasikan pada mesin-mesin yang menggunakan bahan bakar diesel karena mempunyai viskositas tinggi. Kekentalannya semakin meningkat seiring dengan meningkatnya komposisi plastik. Penelitian ini bertujuan untuk menurunkan kekentalan bahan bakar campuran sampah plastik polipropilen (PP) - minyak solar atau high speed diesel (HSD). Metode yang dikembangkan adalah dengan menjadikan bahan bakar campuran tersebut sebagai bahan bakar emulsi atau emulsified polimer fuel (EPF), yang terdiri dari campuran PP, HSD, air dan surfaktan. Surfaktan yang digunakan meliputi sorbitan monooleate (SPAN 80), sorbitan monostearate (SPAN 60), sorbitan monopalmitate (SPAN 40), polyoxyethylene 20 sorbitan monooleate (Tween 80), dan polyoxyethylene 20 sorbitan monostearate (Tween 60). Komposisi PP dalam HSD divariasikan sebesar 1% dan 5% berat; komposisi air dalam EPF adalah 32 %, 30 %, 28 %, dan 26% berat. Sedangkan komposisi surfaktan dibuat tetap dengan kadar 5% berat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi surfaktan yang dapat menghasilkan emulsi yang stabil adalah kombinasi dari: SPAN 80: SPAN 40:Tween 80 dengan perbandingan komposisi 2:2:1 pada semua komposisi air yang diuji; SPAN 80:SPAN 40:Tween 60 dengan perbandingan 2:2:1 dan kadar air 30% ; SPAN 80:SPAN 60:Tween 80 dengan perbandingan 2:2:1 dan kadar air 30%. Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa EPF tersebut mempunyai heating value berkisar antara 7847-9610 cal/g; nilai awal titik didih adalah 101oC untuk EPF dengan kadar PP dalam HSD 1 %, dan 105 oC untuk EPF dengan kadar PP dalam HSD 5 %; densitas berkisar antara 0,8678-0,8942 g/ml; kandungan sulfur berkisar antara 0,19788-0,26102% massa; flash point berkisar antara 51oC-67,5 oC; dan pour point berkisar antara -13oC sampai -3oItem DEGUMMING CPO (CRUDE PALM OIL) MENGGUNAKAN MEMBRAN ULTRAFILTRASI(2013-05-04) Syarfi; Zahrina, Ida; WidyaProses degumming CPO (Crude Palm Oil) secara konvensional dilakukan dengan penambahan H3PO4, H2SO4 atau HCl. Alternatif penyisihan phospolipid dari CPO dapat dilakukan dengan teknologi membran. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari unjuk kerja membran ultrafiltrasi (UF) terhadap fluks dan rejeksi phospolipid yang terkandung didalam CPO. Membran UF yang digunakan adalah membran kapiler. Penelitian dilakukan dengan melewatkan CPO ke dalam membran UF dengan variabel tekanan 0,5 ; 1; 1,5 dan 2 bar. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan fluks akibat kenaikan tekanan. Fluks tertinggi diperoleh pada tekanan 2 bar yaitu 0,651 L/m2.jam. Sedangkan fluks terendah diperoleh pada tekanan 0,5 bar yaitu 0,280 L/m2.jam. Rejeksi phospolipid dari CPO mencapai 87,73%.Item DEGUMMING DAN PENYISIHAN FFA DARI CPO PARIT DENGAN MEMBRAN ULTRAFILTRASI SISTEM ALIRAN CROSS-FLOW(2012-11-12) Zulfansyah; Syarfi; Zahrina, IdaKadar Gum Dan FFA dalam bahan baku CPO parit dapat diturunkan antara lain dengan menggunakan teknologi membran. Penelitian dllakukan terhadap membran ultrafiltrasi Capillary bermaterial polypropilen dengan sistim aliran cross Flow yang beretujuan untuk mempelajari : Fluk terhadap waktu pada berbagai tekanan, efektivitas pencucian kimia terhadap fluk recovery dan Resintance Removal serta rejeksi. Penelitian dilakukan pada tekanan trans-membran masing-masing: 0,5; 1; 1,5; dan 2 bar, dan pencucian kimia (NaOH) dengan konsentrasi masing-masing 0; 0,5; dan 1 N. Prosudur penelitian meliputi Pengukuran fluk mula-mula (J J dengan aquades selama 20 menit. Pengukuran fluk treatment CPO parit selama 90 menit (J J . Pengukuran fluk permeat pada pembilasan pertama dengan aquadet selama 20 menit ( J ^ . Pengukuran fluk pada pencucian kimia selama 20 menit(Jc). Pengukuran fluk pada pembilasan tahap kedua dengan aquades (J^). Hasil penelitian menunjukkan: rejeksi FFA dan Phosphorous mencapai 82% dan 44%; Fluk permeat tertinggi mencapai 3.5 LVJam.m^ pada tekanan trans-membran 2 bar dengan pencucian kimia 1 N ; Fluk Recovery (FR) dan Resistance Removal (RR) mencapai 48 % dan 82 %.Item Deoksigenasi Catalytic Slurry Cracking (Dcsc) Limbah Padat Sawit Menjadi Bio-Oil Sebagai Alternatif Sumber Energi Terbaharukan(2015-07-05) Sunarno; Saputra, Edy; Zahrina, IdaZSM-5 merupakan zeolit sintetis yang banyak digunakan dalam industri terutama sebagai katalis. ZSM-5 ini dapat disintesis dari campuran silika dan alumina dengan komposisi dan kondisi operasi tertentu. Sementara abu dari pembakaran cangkang dan sabut sawit pada boiler banyak mengandung silika. Abu savvit ini dapat dikonversi menjadi silika terpresipitasi, sehingga pada penelitian ini mencoba membuat ZSM-5 dari bahan baku silika terpresipitasi. Tujuan penelitian adalah mensintesis ZSM5 dengan variabel Si/AI(20, 25,30), Suhu (160, 175,190 °C) dan waktu sintesis (12,18 ,24 jam). Penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan, yaitu persiapan bahan baku, sintesis ZSM-5 dan analisis produk. Persiapan bahan baku meliputi produksi silika terpresipitasi dan pembuatan natrium aluminat. Produksi silika terpresipitasi dibuat dengan mencampur abu sawit dengan larutan NaOH pada suhu 105C, diaduk selama 4 jam. Setelah kondisi dingin dilakukan penyaringan . Filtrat ditambahkan HCl pekat sampai membentu gel dan dioven. Silika terpresipitasi ini dianalisa kadar silikanya yaitu 84,7%. Pembuatan natrium aluminat dilakukan dengan mencampur A1(0H)3 dan larutan NaOH. Endapan yang terbentuk dioven. Sintesis ZSM - 5 dilakukan dengan melarutkan natrium aluminat dengan aquadest (suspensi 1). Silika terpresipitasi dicampur dengan aquadest (suspensi 2). Suspensi I dicampur dengan suspensi 2 (suspensi 3). Suspensi 3 ditambahkan NaOH sehingga diperoleh nisbah Na^O/AbO,:! 7,4, diaduk selama 30 menit dan dimasukkan dalam autoclaf pada temperatur dan waktu tertentu. Padatan yang terbentuk dicuci dengan aquadest dan dioven pada 110°C selama 6 jam. Produk dianalisis dengan FTIR dan hasilnya dibandingkan pita serapan pada bilangan gelombang dari ZSM-5 Vempati. Hasil penelitian ini menunjukkan pada suhu 175''C dan waktu 18, 24 jam rata-rata dihasilkan 3 karakter ZSM-5, sedangkan pada suhu 175C,18 jam dan Si/AI 30 diperoleh 4 karakter, Hal ini menunjukkan terbentuknya kristal ZSM-5. Pada suhu 160''C dan 190°C tidak didapatkan kristal ZSM-5.Item Efisiensi Penyisihan Chemical Oxygen Demand (COD) Limbah Cair Pabrik Sagu dan Produksi Biogas Menggunakan Bioreaktor Hibrid Anaerob Pada Kondisi Start Up(2013-05-15) Lestari, Azian; Ahmad, Adrianto; Zahrina, IdaPerkembangan industri pati sagu diikuti dengan peningkatan limbah cair sagu yang dihasilkan. Dalam memproduksi pati sagu dibutuhkan 20.000 liter air per ton sagu, yang mana 94% air tersebut akan menjadi limbah cair sagu. Limbah cair sagu ini memiliki nilai COD (Chemical Oxygen Demand) mencapai 100.000 mg/l. Kondisi ini akan berdampak negatif terhadap lingkungan apabila tidak dikelola dengan baik. Salah satu cara menurunkan kandungan COD yaitu dengan menggunakan bioreaktor hibrid anaerob. Kondisi Start up merupakan salah satu kondisi yang penting dalam pengolahan limbah cair menggunakan bioreaktor hibrid anaerob, karena pada kondisi ini terjadi pengembangbiakan mikroorganisme untuk mencapai tunak. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian terhadap kondisi start up bioreaktor hibrid anaerob dengan mengamati paramter COD dan biogas yang dihasilkan. Penelitian ini dilakukan dengan laju alir 2 l/hari pada suhu ruang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi penyisihan COD yang terbesar diperoleh 92% dengan pH operasi 6,2 serta produksi biogas sebesar 14982 ml/hari. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa start up bioreaktor hibrid anaerob berlangsung selama 57 hari.Item Kajian Awal Esterifikasi Asam Lemak Bebas Yang Dikandung Minyak Sawit Mentah Pada Katalis Zeolit Sintesis(2015-09-28) Zahrina, Ida; SunarnoEsterifikasi asam lemak bebas dengan metanol merupakan salah satu cara untuk menghilangkan asam lemak bebas yang dikandung minyak sawit mentah. Reaksi esterifikasi dikatalisis oleh asam. Zeolit sintesis merupakan asam lewis sehingga memungkinkan mengkatalisis reaksi ini. Aktivitas katalis mungkin dipengaruhi oleh nisbah molar Si/Al pada analsim, karena kekuatan asam-nya mungkin mempengaruhi tingkat keasaman akhir hasil reaksi esterifikasi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kinerja (aktivitas dan usia kerja) katalis zeolit sintetis (analsim) pada reaksi esterifikasi asam lemak bebas yang dikandung minyak sawit dengan memvariasikan nisbah molar Si/Al pada zeolit. Esterifikasi asam lemak bebas yang dikandung minyak sawit dengan metanol menggunakan katalis zeolit sintesis menghasilkan konversi tertinggi sebesar 97,83% pada nisbah molar Si/Al 6. Aktivitas katalis bekas pada nisbah molar Si/Al 6 diperoleh konversi 80,56%.. Konversi ini jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan reaksi esterifikasi tanpa katalis yang hanya menghasilkan konversi sebesar 53,64%.Item KONVERSI ASAM LEMAK SAWIT DISTILAT (PRODUK SAMPING INDUS TRI MINYAK GORENG) MENJADI BIODIESEL(2013-03-14) Yenie, Elvie; Zahrina, IdaBerdasarkan Kebijakan Umum Bidang Energi. ditegoskan balma pemenuhan kebutuhan energi dalam negeri perlu diarahkan sedemikian rupa menuju kepada diversifikasi sumber energi yaitu peningkatan share penggunaan energi non-minyak. Oleh karena itu. dipandang perlu untuk segera mengupayakan pengembangan bahan bakar cair allernalif yang dapat berkontribusi pada pemenuhan akan kebutuhan minyak solar Indonesia. Salah satu jenis bahan bakar cair alternatif yang dipandang berpotensi besar untuk dikembangkan di Indonesia adalah biodiesel. Biodiesel adalah bahan bakar diesel yang terbuat dari sumber daya hayali. CPO (Crude Palm Oil) merupakan sumber nabati terbesar di Indonesia. Saat ini, kebutuhan CPO (Crude Palm Oil) dalam negeri sebagian besar terserap oleh pabrik minyak goreng dengan kebutuhan rata-rata 3,5 juta ton per tahun. Pabrik minyak goreng dapat menghasilkan asam lemak saM'il distilat sekitar 6% dari kebutuhan CPO-nya (sehingga setahun dapat mencapai 0,21 juta ton asam lemak sawit distilat). Asam lemak sawit distilat yang memiliki kadar asam lemak melebihi 70% merupakan bahan baku yang cocok digunakan untuk produksi biodiesel karena tidak konflik dengan penyediaan pangan dan produk-produk vital lain dalam kehidupan. Reaksi eslerifikasi dikatalisis oleh asam. Zeolit yang diaktivasi menjadi HZeoli merupakan katalis asam. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimasi kondisi proses reaksi esterifikasi asam lemak sawit menggunakan katalis Hzeolit. Katalis H-Zeolit dipreparasi dari zeolit alam dengan pertukaran ion. Reaksi esterifikasi dilangsungkan secara partaian dalam labu leher tiga yang dilengkapi dengan pengaduk, pemanas dan pendingin balik. Reaksi esterifikasi dilakukan dengan memvariasikan temperatur (40. 50 dan 60°C), Nisbah berat katalis/PFAD (1/20, 1/10, 1/7) dan nisbah molar PFAD/ metanol (I/l, '/:, 1/3). Nisbah berat katalis / PFAD mempengaruhi konversi reaksi esterifikasi asam lemak sawit menggunakan katalis H-Zeolit. Nisbah molar PFAD/Metanol tidak mempengaruhi konversi reaksi. Kondisi proses optimum diperoleh pada nisbah berat katalis/PFAD = 1/9,09 dan nisbah molar PFAD/metanol 1/2,85.Item Konversi Asam Lemak Sawit Distilat Menjadi Biodiesel Menggunakan Katalis Ni.Mo/Al2O3(2016-02-25) Manurung, Lenniasti; Zahrina, Ida; Yenie, ElviBerdasarkan Kebijakan Umum Bidang Energi, ditegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan energi dalam negeri perlu diarahkan sedemikian rupa menuju kepada diversifikasi sumber energi yaitu peningkatan share penggunaan energi non-minyak. Oleh karena itu, dipandang perlu untuk segera mengupayakan pengembangan bahan bakar cair alternatif yang dapat berkontribusi pada pemenuhan akan kebutuhan minyak solar Indonesia. Salah satu jenis bahan bakar cair alternatif yang dipandang berpotensi besar untuk dikembangkan di Indonesia adalah biodiesel. Biodiesel adalah bahan bakar diesel yang terbuat dari sumber daya hayati. CPO (Crude Palm Oil) merupakan sumber nabati terbesar di Indonesia. Saat ini, kebutuhan CPO (Crude Palm Oil) dalam negeri sebagian besar terserap oleh pabrik minyak goreng dengan kebutuhan rata-rata 3,5 juta ton per tahun. Pabrik minyak goreng dapat menghasilkan asam lemak sawit distilat sekitar 6% dari kebutuhan CPO-nya (sehingga setahun dapat mencapai 0,21 juta ton asam lemak sawit distilat). Asam lemak sawit distilat yang memiliki kadar asam lemak melebihi 70% merupakan bahan baku yang cocok digunakan untuk produksi biodiesel karena tidak konflik dengan penyediaan pangan dan produk-produk vital lain dalam kehidupan. Reaksi esterifikasi dikatalisis oleh asam. Penggunaan katalis bifungsi (mengkatalisis reaksi esterifikasi dan hidrogenasi) akan diperoleh biodiesel dengan bilangan setana lebih tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kinerja (aktivitas dan usia kerja) katalis Ni.Mo/Al2O3 pada reaksi esterifikasi asam lemak sawit distilat dengan memvariasikan nisbah molar asam lemak-metanol dan nisbah berat katalis-asam lemak. Esterifikasi asam lemak distilat dengan metanol menggunakan katalis Ni.Mo/Al2O3 menghasilkan konversi tertinggi sebesar 77.94 % pada nisbah molar 1:4 dan penggunaan katalis sebanyak 10% berat (berbasis PFAD). Esterifikasi asam lemak sawit distilat (PFAD) dengan menggunakan metanol tanpa penggunaan katalis Ni.Mo/Al2O3 menghasilkan konversi sebesar 2.12 %.Item Konversi Asam Lemak Sawit Distilat Menjadi Biodiesel Menggunakan Katalis Zeolit Sintesis(2016-02-25) Debora, Posma; Zahrina, Ida; Yenie, ElviKebutuhan CPO (Crude Palm Oil) dalam negeri saat ini sebagian besar terserap oleh pabrik minyak goreng dengan kebutuhan rata-rata 3,5 juta ton per tahun. Pabrik minyak goreng dapat menghasilkan asam lemak sawit distilat sekitar 6% dari kebutuhan CPO-nya (sehingga setahun dapat mencapai 0,21 juta ton asam lemak sawit distilat). Asam lemak sawit distilat (PFAD = Palm Fatty Acid Distillate) yang merupakan produk samping industri minyak goreng dengan kadar asam lemak melebihi 70% merupakan bahan baku yang cocok digunakan untuk produksi biodiesel karena tidak konflik dengan penyediaan pangan dan produk-produk vital lain dalam kehidupan. Selain itu, rute proses produksi biodiesel dari PFAD akan lebih sederhana karena tidak diperlukan tahap pre-treatment bahan baku untuk melangsungkan konversi asam lemak menjadi biodiesel (reaksi esterifikasi). Reaksi esterifikasi dikatalisis oleh asam. Penggunaan katalis heterogen akan mempermudah proses pemisahan katalis dari campuran reaksi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas katalis zeolit sintetis pada reaksi esterifikasi asam lemak sawit distilat dengan memvariasikan nisbah molar Si/Al pada zeolit. Esterifikasi asam lemak bebas yang dikandung asam lemak sawit distilat dengan methanol menggunakan katalis zeolit sintesis menghasilkan konversi tertinggi sebesar 55% pada nisbah molar Si/Al 7. Konversi ini jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan reaksi esterifikasi tanpa katalis yang hanya menghasilkan konversi sebesar 2.12%.Item OPTIMASI KONDISI PROSES AKTIVASI BENTONIT LOKAL MENGGUNAKAN H2SO4 SEBAGAI ADSORBEN PADA PROSES DEHIDRASI ETANOL DENGAN RESPON SURFACE METHODE(2013-05-04) Drastinawati; Zahrina, Ida; YelmidaBentonit adalah jenis mineral lempung, dengan komposisi kimianya ± 80% terdiri dari mineral monmorillonite (Na.Ca)0,33(Al.Mg)2Si4O10(OH)2(H2O)n. Kebutuhan industri akan bentonit semakin meningkat, sementara cadangan bentonit di Propinsi Riau sangatlah besar, ± 3.733.135 M3, namun belum banyak dimanfaatkan. Penelitian dilakukan untuk mengamati kemampuan penjerapan bentonit untuk proses dehidrasi etanol. Penelitian ini difokuskan pada optimasi kondisi proses aktivasi bentonit dengan variabel bebas yang digunakan terdiri atas 3 faktor. Faktor – faktor tersebut adalah konsentrasi larutan asam H2SO4 (X1) pada rentang 0,8 – 1,6 M , suhu aktivasi (X2) pada rentang 51 – 119oC dan waktu aktivasi (X3) pada rentang 2 – 4,68 jam. Data dianalisa menggunakan pendekatan statistik dengan metode Response Surface Methodology Central Composite Design (RSM-CCD). Dari penelitian ini diperoleh penjerapan optimum pada bentonit untuk konsentrasi, suhu dan waktu adalah 1,3 N: 81 0C: 3 jam 20 menit dengan kemampuan penjerapan sebesar 93.25%. Variabel konsentrasi merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap penjerapan adsorben dengan persamaan modelItem OPTIMASI KONDISI PROSES KONVERSI BIODIESEL DARI PALM FATTY ACID DISTILATE MENGGUNAKAN KATALIS H-ZEOLIT(2013-05-04) Yenie, Elvi; Zahrina, Ida; Akbar, FadjrilMinyak bumi merupakan sumber energi yang tak dapat diperbarui dan suatu saat akan habis. Kenyataan yang demikian mendorong berbagai negara melakukan langkah-langkah penghematan dan melakukan berbagai penelitian untuk mendapatkan bahan bakar baru sebagai pengganti minyak bumi. Bahan bakar baru tersebut adalah biodiesel yang dapat digunakan sebagai bahan bakar pengganti solar. Di sisi lain PFAD (Palm Fatty Acid Distillate) yang merupakan produk samping dari pembuatan minyak goreng memiliki potensi yang tinggi untuk dijadikan sebagai bahan baku pembuatan biodiesel. Pembuatan biodiesel dari PFAD (Palm Fatty Acid Distillate) dilakukan dengan reaksi esterifikasi. Esterifikasi adalah reaksi asam lemak bebas dengan alkohol membentuk ester dan air. Pada penelitian ini telah dipelajari pengaruh nisbah molar umpan PFAD : metanol, suhu reaksi, dan waktu reaksi terhadap konversi biodiesel yang dihasilkan. Variabel penelitian yang akan ditinjau yaitu nisbah molar umpan PFAD : methanol ( 1:0,4 – 1:12 ), suhu reaksi (70 oC - 100 oC), dan waktu reaksi ( 15 - 240 menit ) terhadap perolehan konversi biodiesel.Rancangan percobaan menggunakan RSM (Response Surface Methode) sedangkan pengolahan datanya menggunakan software minitab 14. Dari hasil pengolahan data diperoleh konversi optimum biodiesel sebesar 26,29 % pada nisbah molar umpan PFAD : metanol 1: 8,25 mol, suhu reaksi pada 87,33 oC, dan waktu reaksi 36,77 menit.Item Pelatihan Pembuatan Biobriket di RT 04 RW 11 Kelurahan Sidomulyo Barat – Pekanbaru(2013-04-25) Zahrina, Ida; Hafidawati; Yenie, ElviSumber sampah yang terbanyak berasal dari pemukiman. Begitu juga halnya dengan pemukiman di RT 04 RW 11 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan Pekanbaru. Sampah yang banyak terdapat di daerah ini berupa dedaunan, ranting kayu, dan sampah sayuran serta sampah plastik. Sampah di pemukiman ini diperkirakan 75% terdiri dari sampah organik dan sisanya anorganik. Sampah organik bersifat biodegradable sehingga dapat diuraikan oleh mikroorganisme. Walaupun demikian, warga masyarakat perlu pengetahuan untuk memanfaatkannya untuk mengolahnya menjadi sesuatu yang bermanfaat. Berdasarkan survey yang telah dilakukan sebelumnya, diketahui bahwa masyarakat di RT 04 RW 11 belum mengenal bahan bakar briket sebelumnya, apalagi briket yang berasal dari sampah organik yang sebenarnya sangat melimpah di sekitar pemukiman mereka.Item Pemanfaatan Sampah Plastik Bekas Kemasan Menjadi Bahan Bakar Alternatif dengan Metode Pelarutan Termal dalam Minyak Solar(2013-01-11) Zahrina, IdaKonsumsi plastik dunia untuk bahan kemasan mencapai 36% dan sekitar 48 juta ton total produksi plastik pada tahun 2003, dan cenderung meningkat pada tahun-tahun mendatang. Plastik kemasan merupakan plastik yang sifatnya pakai-buang, sehingga hampir seluruh sampah plastik terdiri dari jenis plastik ini. Polietilena (PE) dan polipropilena (PP) merupakan jenis plastik yang paling banyak digunakan sebagai plastik kemasan. Plastik yang banyak terdapat dalam sampah adalah plastik bekas kemasan dengan komposisi rata-rata mencapai 10% dari berat total sampah, dan didominasi oleh jenis plastik PE dan PP, yang mencapai 44%. Sampai dengan tahun 2003, sekitar 80% sampah plastik masih dibuang ke landfill, 13% diinsenerasi, dan hanya 7% yang didaur ulang. Polietilena dan polipropilena mcmpunyai nilai kalor sekitar 45 MJ/kg, lebih tinggi dan minyak bumi (crude oil) dan batubara yang masing-masing mempunyai nilai kalor 40 MJ/kg dan 20 MJ/kg. Oleh karena itu, penelitian-penelitian untuk memanfaatkan sampah plastik tersebut sebagai sumber energi banyak dilakukan, seperti yang dilakukan oleh Sakata Y., et al, tahun 1996; Chung S. H . , et al, tahun 2000; Murata K, et al, tahun 2002; dan Nishino J., et al. tahun 2004 . Umumnya para Peneliti tersebut menggunakan metoda degradasi katalitik pada suhu tinggi (lebih dari 400 °C) untuk mengubah plastik menjadi hidrokarbon cair yang berberat molekul rendah. Metode tersebut dapat digunakan untuk memproses sampah plastik campuran, namun masih memiliki beberapa kendala, seperti: suhu dekomposisi relatif tinggi, membutuhkan proses fraksinasi produk, perpindahan panas tidak merata, yield produk yang diinginkan rendah, menghasilkan char dan gas berlebihan, dan produk samping gas yang mudah terbakar.Item PEMANFAATAN SAMPAH PUSTIK POLIPROPILEN (PP) BEKAS KEMASAN MENJADIBAHAN BAKAR EMULSI(2013-03-07) Zul Amraini, Said; Zahrina, Ida; BahruddinItem PEMBUATAN BIODIESEL DARI CPO PARIT DENGAN REAKTOR MEMBRAN(2013-05-04) Syarfi; Zahrina, Ida; ZulfansyahTantangan pembuatan biodiesel secara konvensional antara lain sulit mencapai konversi yang tinggi tanpa menggunakan energi yang besar dan proses yang panjang. Salah satu teknologi alternatif yang sangat mungkin dikembangkan untuk menangani masalah tersebut adalah reaktor membran. Penelitian pembuatan biodiesel menggunakan bahan baku CPO parit dengan kadar FFA 90%, methanol, dan asam sulfat sebagai pereaksi dan katalis. Penelitian menggunakan reaktor membran sebagai alat utama, yang dilengkapi dengan alat pemanas umpan, tangki umpan, dan pompa. Penelitian dilakukan dengan memanaskan CPO parit sampai temperatur 70C. Perbandingan molar umpan terhadap methanol adalah 1:5 dan katalis1 % berat. Campuran CPO parit, methanol dan katalis diumpankan ke reaktor membran pada tekanan 0,5 , 1, 1,5 dan 2 bar dengan waktu tinggal dalam reaktor 2 jam dengan cara mensirkulasikan retentat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konversi relatif mencapai 89,2% pada tekanan 2 bar. Fluks rata mencapai 10 L/jam-m2. Viskositas, densitas, dan titik nyala telah memenuhi baku mutu biodiesel.Item PEMBUATAN ZSM-5 DARI SILIKA PRESIPITASI ABU SAWIT SEBAGAI KATALIS PROSES CATALYTIC CRACKING LIMBAH PADAT SAWIT(2014-02-06) Sunarno; Saputra, Edy; Zahrina, Ida; Rochmadi; BudijantoAbu yang dihasilkan pada pembakaran cangkang dan sabut sawit pada boiler banyak mengandung, silika. Sementara ZSM-5 dapat disintesis dari campuran silika dan alumina dengan komposisi dan kondisi tertentu. Sebelum digunakan sebagai bahan baku, abu sawit ini dikonversikan menjadi silika terpresipitasi. Variabel yang diteliti pada sintesis ZSM-5 ini adalah rasio Si/Al(20,25,30), Suhu (160,175,195˚C) dan waktu sintesis (12, 18 dan 24 jam). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada suhu I75˚C, waktu 18 jam dan Si/Al 30 terdapat pita serapan gelombang seperti ZSM-5 yang dihasilkan VempatiItem PENGARUH FILLER CARBON BLACK TERHADAP SIFAT DAN MORFOLOGI KOMPOSIT NATURAL RUBBER/POLYPROPYLENE(2014-02-04) Bahruddin; Zahrina, Ida; Amraini, Said ZulPenelitian ini mempelajari pengarub komposisi dan teknlk penambahan filler carbon black (CB) terhadap sifat tensil dan morfologi campuran natural rubber/polypropylene (NR/PP). Sampel campuran disiapkan dengan menggunakan Internal mixer pada rasto Massa ·NR/PP 70/30. Filler ditambahkan ke dalam campuran NR/PP dengan komposlsi 10%, 20% dan 30% Massa. Penambahan filler dilakukan dengan dua cara, pertama dicampur dengan NR terlebih dahulu sebelum pencampuran NR dan PP, dan kedua dicampur bersama-sama NR dan PP dalam Internal mixer. Ke dalam campuran juga ditambahkan plastlslzer 2% Massa dan kornpatibllizer MA-g·PP sebesar 5% Massa. Proses pencampuran menggunakan metode vulkanlsasi dinamik pada suhu 180 oC dan kecepatan rotor 60 rpm. Sebagai curative agent digunakan sulfur dengari komposisi 3 phr (per hundred rubber). Slfat tensil campuran dlukur menggunakan standar ISO 527-2 Tipe SA. Morfologi campuran dianaltsa menggunakan /scanning electron microscopy. Diperoleh bahwa sifat tensil dan morfologi campuran terbatk ! dtperoleh pada komposisl CB 30% menggunakan teknik pencampuran yang pertania. Pada ; kondisl tersebue kuat tarlk dan elongation at break campuran maslng-maslng adilah 9,8 MPa dan 413%.Item Pengaruh Kadar Karbon pada Bahan Baku Pembuatan Katalis ZSM-5 dan Uji Kinerja Katalis pada Catalytic Slurry Cracking Tandan Kosong Sawit(2013-05-04) Sunarno; Zahrina, Ida; Reni Yenti, Silvia; Hidayat, TaufikKeterbatasan jumlah minyak bumi dan meningkatnya penggunaan minyak bumi sebagai akibat dari meningkatnya kebutuhan akan energi menjadi alasan utama pentingya mencari sumber energi alternatif yang dapat diperbaharui. Biomassa berupa tandan kosong sawit yang melimpah terdapat di Indonesia, khususnya Riau, dapat diproses menjadi bio-oil melalui proses catalytic cracking. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh kadar karbon dalam sumber silika terhadap pembentukan katalis ZSM-5 untuk proses catalytic cracking tandan kosong sawit. Kadar karbon dalam sumber silika yaitu sebesar 2%, 4% dan 6% dari massa sumber silika. Pembuatan katalis ZSM-5 dilakukan di dalam autoclave pada suhu 175 0C selama 18 jam. Katalis yang terbentuk kemudian dicuci untuk membersihkan katalis dari sisa bahan kimia yang tidak bereaksi. Selanjutnya katalis dikalsinasi pada suhu 500 0C selama 6 jam untuk mengaktifkan katalis tersebut. ZSM-5 yang terbentuk selanjutnya dikarakterisasi luas permukaannya dengan metoda BET dan diuji kinerjanya dengan proses catalytic cracking tandan kosong sawit menjadi bio-oil. Selanjutnya bio-oil yang diperoleh dianalisa densitas, viscositas dan titik nyalanya. Dengan metoda BET diketahui luas permukaan katalis terbesar pada sumber silika dengan kadar karbon 6%. Namun katalis yang memiliki kinerja paling baik, yaitu menghasilkan yield yang paling tinggi yaitu katalis dengan sumber silika yang mengandung karbon sebesar 4% massa sumber silika.Item PENGARUH KOMPOSISI POLIPROPILEN (PP) DAN KARET ALAM (NR) TERHADAP KUAT TARIK DAN MORFOLOGI CAMPURAN PP/NR(2014-02-05) Amraini, Said Zul; Novendri; Zahrina, Ida; BabruddinPenelitian ini bertujuan untuk meninjau pengaruh komposisi campuran polipropilen (PP) dengan karet alam (Natural Rubber) terbadap kuat tarik dan morfologi campuran PP/NR dengan vulkanisasi dinamis. Pembuatan karet mastikasi dan kompon karet dilakukan dengan menggunakan roll mill dengan kondisi operasi pada subu kamar dan kecepatan putar roll 18 rpm. Pencampuran PP dan NR dilakukan didalam internal mixer dengan perbandingan rasio massa PP/NR 30nO, 40/60,50/50,60/40. Sulfur digunakan sebagai bahan curative agar teIjadi vukanisasi dinamis pada karet a1am, komposisi sulfur yag digunakan adalah 3 phr (per hundred rubber). Pencampnran PP dan NR dilakukan didalam Internal Mixer pada suhu 180 °c dan kecepatan rotor 60 rpm. Properti yang di analisa adalah kekuatan tarik (tensile strength) campuran PPINR dan diuji dengan menggunakan alat universal testing machine, standar yang dignnakan adalah ISO 527-3-5. Morfologi campuran di analisa dengan menggunakan alat Scanning Electron Microscopy (SEM). Dari basil penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa komposisi NR berpengaruh terhadap kuat tarik campuran PP/NR dimana kuat tarik terbaik diperoleh pada campuran dengan komposisi PP/NR 30170. Hal ini ditonjukkan dengan deviasi hasil uji tarik yang kecil pada 4 spesimen uji. Pada analisa morfologi dapat disimpulkan bahwa komposisi karetyang Iebih besar akan menghasilkan ukuran partikeL fasa karet yang terdistribusi kedalam matriks PP kecil, dan partikel karet terdistribusi merata didalam matriks PP. Hal ini terlihat dati hasil foto SEM dimana terdapat ruang kosong dengan uk:uran yang kecil. Ruang kosong ini adalah distribusi partikel karet yang telah terlarut saat perendaman sampel didalam sildohexane sebelwn di lakukan uji SEM.Item Pengaruh Komposisi Polipropilen (Pp) Dan Karet Alam (Nr) Terhadap Kuat Tarik Dan Morfologi Campuran Pp/Nr(2016-02-25) Amraini, Said Zul; Novendri; Zahrina, Ida; BahruddinPenelitian ini bertujuan untuk meninjau pengaruh komposisi campuran polipropilen (PP) dengan karet alam (Natural Rubber) terhadap kuat tarik dan morfologi campuran PP/NR dengan vulkanisasi dinamis. Pembuatan karet mastikasi dan kompon karet dilakukan dengan menggunakan roll mill dengan kondisi operasi pada suhu kamar dan kecepatan putar roll 18 rpm. Pencampuran PP dan NR dilakukan didalam internal mixer dengan perbandingan rasio massa PP/NR 30/70, 40/60, 50/50, 60/40. Sulfur digunakan sebagai bahan curative agar terjadi vukanisasi dinamis pada karet alam, komposisi sulfur yag digunakan adalah 3 phr (per hundred rubber). Pencampuran PP dan NR dilakukan didalam Internal Mixer pada suhu 180 0C dan kecepatan rotor 60 rpm. Properti yang di analisa adalah kekuatan tarik (tensile strength) campuran PP/NR dan diuji dengan menggunakan alat universal testing machine, standar yang digunakan adalah ISO 527-3-5. Morfologi campuran di analisa dengan menggunakan alat Scanning Electron Microscopy (SEM). Dari hasil penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa komposisi NR berpengaruh terhadap kuat tarik campuran PP/NR dimana kuat tarik terbaik diperoleh pada campuran dengan komposisi PP/NR 30/70. Hal ini ditunjukkan dengan deviasi hasil uji tarik yang kecil pada 4 spesimen uji. Pada analisa morfologi dapat disimpulkan bahwa komposisi karet yang lebih besar akan menghasilkan ukuran partikel fasa karet yang terdistribusi kedalam matriks PP kecil, dan partikel karet terdistribusi merata didalam matriks PP. Hal ini terlihat dari hasil foto SEM dimana terdapat ruang kosong dengan ukuran yang kecil. Ruang kosong ini adalah distribusi partikel karet yang telah terlarut saat perendaman sampel didalam siklohexane sebelum di lakukan uji SEM.