Browsing by Author "Sumarno"
Now showing 1 - 7 of 7
Results Per Page
Sort Options
Item ANALISIS HASIL TES SELEKSI OLIMPIADE SAINS BIDANG EKONOMI TINGKAT KOTA PEKANBARU TAHUN 2012(2014-06-11) Armas, Riadi; Sumarno; Martina, Ervina RopikaOlimpiade Sains Nasional (OSN) merupakan ajang kompetisi yang diselengarakan dalam rangka menunjang pelaksanaan dan pencapaian tujuan pendidikan nasional. Pada bulan April 2012, Disdikpora Kota Pekanbaru telah melaksanakan seleksi OSN bidang ekonomi SMA tingkat Kota Pekanbaru untuk menjaring peserta yang dapat mengikuti tingkat provinsi. Dari hasil seleksi diperoleh skor tes tertinggi hanya 38 (1 orang siswa) dengan rata-rata skor 19,48. Penelitian dilakukan terhadap pencapaian Kompetensi Dasar (KD) hasil seleksi OSN yang diikuti oleh 55 siswa dari 17 SMA/MA se Kota Pekanbaru, dan hasil tes kompetensi profesional guru ekonomi pada sekolah bersangkutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh KD ekonomi yang ada pada Kelas X dan XI, belum dikuasai oleh siswa peserta seleksi OSN bidang ekonomi tingkat Kota Pekanbaru tahun 2012 secara tuntas. KD yang penguasaan siswanya tertinggi hanya dicapai oleh 70,91% siswa dan kompetensi siswa tergolong sedang dan rendah. Kompetensi profesional guru ekonomi secara umum sudah tergolong tinggi, namun kompetensi tertingginya baru menguasai sebesar 82% materi. Kompetensi Profesional guru ekonomi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penguasaan KD siswa peserta seleksi OSN bidang ekonomi tingkat Kota Pekanbaru.Item Cloud Point Campuran Minyak Solar Dan Plastik Polietilena(2015-09-28) Soewarno, Nonot; Sumarno; Wibawa, Gede; BahruddinBeberapa peneliti terdahulu sudah menunjukkan bahwa campuran sampah plastik dengan bahan bakar diesel dapat digunakan sebagai bahan bakar pada mesin-mesin yang menggunakan bahan bakar diesel. Salah satu spesifikasi utama yang harus dilengkapi dari bahan bakar tersebut adalah cloud point. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari cloud point bahan bakar alternatif yang dibuat dari campuran plastik polietilena dengan bahan bakar diesel jenis high speed diesel (minyak solar). Secara eksperimen, cloud point ditentukan dengan mengamati saat mulai terbentuknya padatan (cloud) dalam larutan. Cloud point diamati pada komposisi polietilena yang bervariasi. Selanjutnya, cloud point dimodelkan sebagai kondisi kesetimbangan padat-cair, dimana koefisien aktivitas polimer dinyatakan dengan model Entropic-FV. Data eksperimen dikorelasikan dengan model melalui penentuan parameter interaksi dari model Entropic- FV. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cloud point dari campuran sangat berbeda dibandingkan dengan minyak solar, dan tergantung pada komposisi polietilena. Data eksperimen dan model dapat berkorelasi dengan baik, terutama pada kondisi dimana parameter interaksi dianggap dependen terhadap suhu campuran. Pada kondisi tersebut nilai AAD adalah paling kecil, yaitu sebesar 0,44%.Item Peluang Usaha melalui Keterampilan Merajut bagi Anggota PKK RW-05 Kelurahan Lembah Sari Kecamatan Rumbai Pesisir - Pekanbaru(2013-04-22) Kartikowati, Sri; Gimin; Sumarno; Trisnawati, FennyPeran kaum perempuan di Indonesia makin lama semakin menunjukkan peran yang sangat signifikan, tidak saja di koa-kota besar di Indonesia tetapi juga di pedesaaan. Sejarah panjang telah membuktikan bahwa kaum perempuan mampu perkasa dalam menopang ekonomi keluarga. Kaum ibu misalnya, mampu membantu pendapatan keluarga dengan melakukan banyak hal, seperti bertani, berternak, dan berwirausaha. Naisbitt mengangkat issu tentang perempuan yang muncul sebagai salah satu dari sepuluh arah baru untuk tahun 2000-an merupakan dasawarsa perempuan/wanita dalam kepemimpinan. Issu tersebut sempat membangkitkan perhatian kalangan praktisi maupun akademisi. Peran perempuan dalam menambah pendapatan keluarga, umumnya bagi kaum perempuan yang berpendidikan menengah ke bawah, adalah menciptakan sesuatu produk atau jasa yang memiliki ‘nilai jual’. Peran membantu pendapatan keluarga itu dilakukan tanpa mengganggu peran utama dirinya sebagai ibu rumah tangga. Caranya dengan melakukan kegiatan produktif di waktu senggang, artinya ada manajemen waktu yang sangat fleksibel. Dengan demikian kaum perempuan telah berperan ganda – tidak meninggalkan keluarga dalam melakukan kegiatan produktif. Hebatnya anggota keluarganya pun dapat dilibatkan. Berbagai bentuk produk dan jasa ber-nilai jual itu yang biasa ditawarkan adalah produk-produk yang berhubungan dengan urusan perempuan dan benda-benda yang dikonsumsi secara bersama dalam keluarga.Item PEMBIAYAAN PENDIDIKAN SMA “UNGGUL” DI KOTA PEKANBARU DAN PENGARUHNYA TERHADAP MUTU HASIL BELAJAR SISWA(2014-06-11) Kartikowati, Sri; Sumarno; Astuti, RiaTujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi biaya pendidikan sekolah dan biaya pendidikan pribadi SMA “unggul” di Kota Pekanbaru serta mengetahui pengaruhnya terhadap mutu hasil belajar siswa. Penelitian ini menggunakan sampel siswa sebanyak 157 orang, yang diambil secara multistage random sampling. Data dikumpulkan dengan angket dan dokumentasi, kemudian dianalisis dengan teknik deskriptif dan regresi. Hasil penelitian menunjukkan sumaber uatama biaya pendidikan sekolah berasal dari uang komite (dipungut dari siswa) dan dana BOS, yang pada tahun 2013 berjumlah Rp3.287.920.000,-. Alokasi dana untuk kegiatan pembelajaran hanya sebesar 7,60%. Biaya pendidikan pribadi siswa per bulan rata-rata sebesar Rp 1.056.303,-. Biaya pendidikan sekolah maupun biaya pendidikan pribadi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap mutu hasil belajar.Item Pengembangan Technopreneur Di Universitas Riau(2017-09-18) Sumarno; Saryono; GiminSuatu negara akan mampu membangun kesejahteraan masyarakatnya apabila memiliki wirausahawan minimal 2%. Menurut Menteri Koperasi dan UKM, jumlah wirausahawan di Indonesia masih sekitar 1,6%. Untuk itu perlu dikembangkan pendidikan kewirausahaan mahasiswa berbasis technopreneurship untuk dapat menghasilkan wirausahawan yang berdayasaing tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan pendidikan kewirausahaan mahasiswa berbasis technopreneurship. Penelitian dilakukan di Universitas Riau, Pekanbaru, Indonesia. Data dikumpulkan dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi, kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah mahasiswa yang memiliki rencana usaha sesuai bidang ilmu akademiknya rata-rata hanya 5%. Hal itu disebabkan belum adanya koordinasi dan sinergi dalam program dan pelaksanaan pendidikan kewirausahaan, baik di tingkat universitas, fakultas, maupun jurusan/prodi. Dosen Mata Kuliah Prodi/Jurusan belum banyak menekankan kemampuan mahasiswa pada aspek penemuan/penciptaan ide-ide kreatif/inovatif sesuai bidang ilmunya, sementara dosen Mata Kuliah Kewirausahaan hanya menanamkan wawasan dan minat kewirausahaan. Unit dan program pendukung pendidikan kewirausahaan juga belum mampu membatasi pada bidang usaha yang sesuai ilmu akademik mahasiswa pesertanya karena akan kesulitan mencapai kuota. Pendidikan Kewiraausahaan Mahasiswa perlu dikembangkan dalam satu sistem terintegrasi mulai dari tingkat universitas hingga jurusan/prodi serta unit-unit pendukungnya dengan melibatkan semua dosen, baik dosen kewirausahaan maupun dosen non-kewirausahaan. Keseluruh komponennya mengarah pada kreatifitas dan inovasi mahasiswa berdasar bidang ilmu akademiknya (technopreneurship).Item PROFIL KOMPETENSI SISWA SMA PADA MATA PELAJARAN UJIAN NASIONAL DI KABUPATEN NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU(2012-10-29) Azhar, Fadly; Sumarno; Sinaga, Mangatur; Sudrajad, Hendar; Ibrahim, Bedriati; Yuanita, Putri; Abdullah; Bunari; ZulfarinaPeningkatan mutu pendidikan di Provinsi Kepulauan Riau khususnya Kabupaten Natuna merupakan tanggungjawab semua pihak secara moral apa yang harus dilakukan, dan terobosan apa yang mesti dijalankan, sehingga secepatnya dapat terjadi perubahan kearah yang lebih baik. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk (a) melihat profil kompetenbsi peserta didik pada mata pelajaran ujian nasional di Kabupaten Natuna Provinsi Kepulauan Riau (b) menemukan berbagai kendala yang dihadapi oleh pengajar, satuan pendidikan dan peserta didik dalam konteks ujian nasional; dan (c) memberikan solusi yang tepat dalam mengatasi kendalakendala yang dibahas dalam rumusan masalah. Dalam penelitian ini, unit observasinya adalah sistem manajemen, guru, sarana dan prasarana pendidikan, dan budaya masyarakat. Data diperoleh melalui wawancara mendalam dan kuesioner. Analisis dilaksanakan secara deskriptif. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat diperoleh: (a) tersedianya data tentang perbaikan konsep dan model pembelajaran dalam konteks peningkatan kualitas pengajar; (b) tersedianya data tentang pemenuhan sarana, prasarana, pengajar yang berkualitas dalam konteks peningkatan kualitas satuan pendidikan; (c) tersedianya data tentang implementasi pembelajaran dalam konteks peningkatan kualitas peserta didik dalam menghadapi UN; dan (d) tersedianya data tentang kompetensi peserta didik pada semua mata pelajaran UN. Populasi penelitian ini adalah seluruh sekolah menengah atas di kabupaten Natuna dengan jumlah 10 unit SMA dan 4 unit MA, dengan jumlah siswa 215 kelompok IPA dan 251 kelompok IPS. Hasil ujian nasional pada tahun 2008-2009 diperoleh fakta bahwa nilai rata-rata tertinggi 70,17 pada mata pelajaran Bahasa Inggris, dan terendah 50,34 pada mata pelajaran Geografi. Pada tahun 2009-2010 nilai rata-rata tertinggi 70,00 pada mata pelajaran Kimia, dan terendah 50,54 pada mata pelajaran sosiologi. Hal ini menunjukkan adanya permasalahan yang perlu dicarikan solusinya guna pencapaian prestasi siswa yang lebih baik. Ditinjau dari aspek guru, penyebab rendahnya daya serap siswa dikarenakan beberapa faktor, yakni; 1) Penguasaan materi pelajaran, 2) penguasaan strategi pembelajaran, 3) pengembangan evaluasi pembelajaran dan pemanfaatannya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Ditinjau dari aspek standar layanan pendidikan, dari 126 butir indikator yang iii diamati ditemukan 23 butir indikator yang perlu dibenahi. Dari hasil wawancara dengan guru mata pelajaran UN, faktor penyebab rendahnya prestasi siswa terfokus pada aspek keterbatasan sumber belajar, yang meliputi perpustakaan, laboratorium dan media pembelajaran. Alternatif pemecahan masalah yang diajukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan/pembelajaran adalah melalui peningkatan kualifikasi dan kompetensi akademik untuk seluruh praktisi pendidikan, dan diversifikasi sumberdana pendidikan untuk mengatasi keterbatasan pada sarana dan prasarana. Model implementasi pemecahan masalah yang diajukan adalah dengan menyelenggarakan Pelatihan/Workshop untuk Guru, Kepala Sekolah, Tenaga Kependidikan dan Pengawas Sekolah. Sedangkan untuk penggalangan dana pendidikan, langkah konkrit yang dipandang perlu dilakukan adalah dengan memberdayakan wadah-wadah yang telah ada seperti Dewan Pendidikan pada semua jenjang (Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Komite Sekolah). Tindak lanjut dari program-program yang diajukan ini adalah dengan mengintensifkan pembinaan tenaga pendidikan melalui MGMP dan pengawasan penyelenggaraan kegiatan sekolah oleh Dinas Pendidikan dan Komite/Dewan Pendidikan.Item STRATEGI PENDUDUK MISKIN DESA DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN MELALUI PENUMBUHAN KLASTER BISNIS KOPERASI(2014-06-11) Sumarno; CaskaPenelitian im bertujuan untuk mengetahui: (1) gambaran tumbuhnya klaster bisnis koperasi (2) Faktor dominan yang mempengaruhi tumbuhnya klaster bisnis koperasi; dan (3) Pola dan strategi pengembangan klaster bisnis koperasi. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan analisis statistik deskriptif dan analisis faktor. Hasil penelitian: Pertama, Klaster bisnis koperasi yang tumbuh yaitu: 1) klaster bisnis primer: pembibitan kelapa sawit. perdagangan sembako, obat-obatan, dan pupuk, simpan pinjam, transportasi, penyediaan bahan bakar minyak: dan 2). klaster bisnis sekunder: usaha pabrik pengolahan kelapa sawit; Kedua, tumbuhnya klaster bisnis koperasi disebabkan faktor: 1). Inovasi/kreativitas anggota, 2) Biava rendah dan diferensiasi produk: 3) keunggulan harga dan spesialisasi, dan (4) Displacement. Ketiga, Pola dan strategi pengembangan Klaster Bisnis Koperasi: Pola dan strategi pengembangan Klaster Bisnis Koperasi yang berbasis agribisnis kelapa sawit harus lebih menekankan pada: (1) Market Driven, selalu berfokus pada upaya mempertemukan sisi penawaran dan permintaan klaster bisnis koperasi. (2) Inclusive, mencakup tidak hanva perusahaan berskala kecil dan menengah saja tetapi juga perusahaan besar dan lembaga pendukung untuk bekerjasama dengan klaster bisnis koperasi: (3) Collaborative, selalu menekankan solusi kolaboratif pada isu-isu daerah dari seluruh stakeholder. (4) Strategic, membantu stakeholder menciptakan visi strategis daerah yang menyangkut ekonomi; (5) Value-creating, mengupayakan penciptaan atau peningkatan nilai tambah daerah. Di samping pola dan strategi tersebut, keberhasilan terbentuknya klaster bisnis koperasi perlu mendapatkan dukungan pemerintah baik berupa kebijakan (policy) maupun pembinaan terhadap sistem klaster yang sedang berkembang.