Browsing by Author "Sulistyani, Andri"
Now showing 1 - 6 of 6
Results Per Page
Sort Options
Item Aplikasi Pola Spasial (Spatial Pattern) Pengembangan Desa Wisata Pulau Belimbing Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar Provinsi Riau(wahyu sari yeni, 2019-01-09) Sulistyani, Andri; Sidiq, Rd. Siti Sofro; Wicaksono, BaskoroTourism village of Pulau Belimbing is one potential area of Kampar River Basin (DAS Kampar). Its location was close to the centre of Pekanbaru City and transportation route crossing Pekanbaru to West Sumatera that makes it very affordable for the tourists. This research used descriptive qualitative method with data collection techniques through observation, interview, and documentation to reveal various potential attraction, accessibility, and amenity available in Pulau Belimbing, and then, figured out the spatial pattern of its regional development. Research stages included identification, implementation, connectivity, and destination positioning. This tourism village has a various natural attractions in form of citrus plantations and typical guava namely citra, river valleys, rice fields, and also cultural attractions such as balimau kasai, pacu tongkang, traditional house of lontiok, traditional food, also typical Ocu theatrical tradition. The accessibility of the area was very good, supported by homestay of lontiok house. This potential indicated that Pulau Belimbing has different positioning products to the other tourist destinations in Kampar regency. This positioning analysis further demonstrated that there were 3 types of spatial patterns that could be built based on the existing potentials, namely basecamp, en route, and single destination, which place this village as the center of arrival and breaking down of tourist concentration. The connectivity of this area was combined with other destinations, including Stanum, Bukit Naang, Sungai Hijau, Muara Takus Temple, Koto Mesjid Village, Lopek Bugi Culinary Center, and Tanjung tourism village, and definetely show its different tourism products. The flow of tourists in the area was spreadly around, so it was easier to break the tourist concentration, and the distribution of villagers’ income from tourists activity/economic benefit sharing can be distributed equally.Item Pelatihan Strategi Promosi Ekowisata Mangrove Di Desa Mengkapan Kabupaten Siakprovinsi Riau(wahyu sari yeni, 2019-03-21) Sidiq, Siti Sofro; Sulistyani, Andri; Musadad, MusadadCoastal area has various potencies and natural resources, so that it should be optimized to fulfill the needs of local community and improve their welfare.One form of its use is as an ecotourism area. Ecotourism is a product of tourism that combines the responsible travel and adventure. Riau Province has many mangrove ecotourism. One of them is located at Mengkapan Village, Siak District. This mangrove area could be optimized as an ecotourism spot. However, the weakness of local people and its management in promoting this areamade it less known by the potential tourist market. Thus, this research tends to formulate a comprehensive promotion programforMengkapan Mangrove Ecotourism. It focused on personal selling training program done in groups by local community as tourism service providerin order to gain market segmentations.This program includes some activities, such asconducting training to make sales support and tour packages. At last, this program seeks to explore community initiative in gaining their welfare according to their local wisdom.Item PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGANDESA WISATA ADAT KOTO SENTAJO KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU(Dody, 2019-07-08) Faisal, Gun; Sulistyani, Andri; Gustina Sari, Genny; Yesicha, Chelsy; Firzal, Yohannes; Safri, SafriPariwisata merupakan sektor unggulan dalam Nawacita dan strategi pembangunan nasional, yaitu pembangunan Indonesia dari daerah pinggiran dan desa dalam kerangka negara kesatuan, serta mewujudkan kemandirian dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik. Salah satu perwujudan partisipasi perguruan tinggi dalam hal ini adalah penyiapan sumber daya manusia lokal sebagai pengelola potensi kewilayahan melalui program desa binaan. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk menyiapkan desa Koto Sentajo sebagai destinasi wisata desa adat unggulan Provinsi Riau. Program pemberdayaan dilaksanakan dengan cara menganalisis ragam sumber daya pariwisata desa, penyiapan masyarakat sadar pola hidup sehat, serta penguatan kapasitas sumber daya manusia melalui pembinaan dan pendampingan lapangan terhadap pimpinan masyarakat serta kelompok sadar wisata Koto Sentajo. Analisis situasi menemukan bahwa desa adat ini dicirikan oleh 27 Rumah Godang lestari dari empat suku yang bermukim, yaitu Suku Melayu, Suku Patopang, Suku Piliang, dan Suku Chaniago, berserta kelengkapan budayanya. Atraksi tambahan didominasi oleh adat Sentajo, berupa pacu jalur, sosoran pondam pandekar tuah (silat randai), tradisi makan bersama di rumah adat, serta atraksi alam berupa areal perkebunan, sungai, sawah, dan hutan adat yang siap dikembangkan. Kelemahan yang ditemukan berupa sanitasi lingkungan yang kuang baik, ketidaksiapan amenitas, dan atraksi yang monoton. Dengan demikian, pendampingan lanjutan masih terus dibutuhkan, terutama dalam pembentukan industri kreatif dan jasa layanan pariwisata yang baik.Item Pembinaan Dan Pendampingan Kelompok Kerja Sadar Wisata (Pokdarwis) Di Desa Buluh Cina Kecamatan Siak Kabupaten Kampar(wahyu sari yeni, 2019-07-30) Sidiq, Siti Sofro; Sulistyani, Andri; Musadad, Musadad; Etika, EtikaPokdarwis di Desa Wisata Buluh Cina Kec. Siak Kab. Kampar yang telah dibentuk dan diresmikan oleh pemerintah pada tahun 2015. Namun demikian, daerah yang memiliki pesona alam dan budaya yang potensial ini sangat kurang diperhatikan, terlihat dari hutan yang tak lagi asri, pohon banyak yang tumbang dan suasana yang gersang. Fasilitas yang ada di sekitarnya juga tak terawat, tampak dari toilet yang sudah tak layak digunakan, pendopo yang kotor dan tak bisa ditempati lagi untuk bersantai. Tujuan dari kegiatan pengabdian adalah untuk meningkatkan Untuk meningkatkan pemahaman kelompok pokdarwis Desa Wisata Buluh Cina tentang tujuan dan fungsi adanya organisasi kepariwisataan, menciptakan situasi dan lingkungan kepariwisataan yang bersih dan nyaman sehingga dapat meningkatkan minat kunjungan wistawan serta dapat menumbuhkan iklim usaha kepariwisataan yang prospektif tersebut, dan untuk meningkatkan pendapatan dan peluang lapangan pekerjaan, serta dampak ekonomi multi ganda pariwisata bagi masyarakat dengan pengembangan potensi pariwisata yang dimiliki Desa Buluh Cina. Metode pendekatan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah dengan diskusi, memberikan pelatihan dan lokakarya (workshop) melalui penyajian materi yang diberikan dalam bentuk sosialisasi dan interaksi dengan dalam perawatan sarana prasarana serta objek wisata yang dimiliki Desa Buluh Cina, Melakukan pembinaan kepada para Pokdarwis untuk mendata potensi wisata yang ada di Desa Wisata Buluh Cina, memberikan pendampingan dalam mengidentifikasi peluang-peluang wisata baru yang dapat dikembangkan, melakukan pembinaan dan pendampingan peluang wisata sehingga dapat membuka lapangan kerja baru.Item Pengembangan Potensi Desa Wisata Adat Koto Sentajo Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau(wahyu sari yeni, 2019-01-10) Yesicha, Chelsy; Sulistyani, AndriTourism is a leading sector in Nawacita and national strategies that concern on development from the suburbs and villages within the framework of a unitary state, as well as realizing independence by buiding the strategic domestic economy sectors. One manifestation of higher education participation in this case is the preparation of local human resources as a manager of their territorial potential through the program of Desa Binaan (Guided Village). This community service activity aims to prepare the village of Koto Sentajo as a distingushed tourism destination in form of traditional village in Riau Province. The empowerment programs are carried out by analyzing the variety of village tourism resources, preparing the community to be aware of healthy lifestyles and strengthening the capacity of human resources through coaching and field assistance to community leaders and tourism activists in Koto Sentajo. The situation analysis found that this traditional village was characterized by 27 Rumah Godang houses from four tribes who lived, namely the Melayu Tribe, the Patopang Tribe, the Piliang Tribe, and the Chaniago Tribe, along with their cultural completeness. Additional attractions are dominated by the Sentajo custom, in the form of pacu jalur, sosoran pondam pandekar tuah (randai self-defense art), the tradition of eating together at traditional houses, as well as natural attractions such as plantation areas, rivers, rice fields, and customary forests that are ready to be developed. The weaknesses were found as the lack of environmental sanitation, unpreparedness tourist amenities, and monotonous attractions. Thus, continued assistance is still needed, especially in the development of creative industries and good tourism services.Item TATA KELOLA KAWASAN MANGROVE TERINTEGRASI DALAM PERSPEKTIF GOVERNANCE DI INDONESIA KAJIAN TEORITIS DAN EMPIRIS(Elfitra, 2023-01) Mayarni, Mayarni; syahza, Almasdi; Siregar, Sofyan Husein; Khoiri, M. Amrul; Nasution, Mimin Sundari; Sulistyani, Andri; Hariyani, EkaMangrove adalah salah satu sumber daya yang mempunyai fungsi ekonomi, ekologis, dan fungsi fisik di wilayah pesisir. Sebagai salah satu ekosistem yang langka di dunia, Mangrove dapat dinilaikan dalam segala aspek seperti fisik, sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat. Dalam hal ini dapat digunakan untuk menindaklanjuti abrasi dan peningkatan produktivitas masyarakat setempat. Salah satunya dengan menilaikan ekosistem secara keseluruhan ataupun penilaian nilai produk yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan secara lestari.