Browsing by Author "Sulaeman, Rudianda"
Now showing 1 - 11 of 11
Results Per Page
Sort Options
Item IDENTIFIKASI FAKTOR - FAKTOR PENYEBAB KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI KECAMATAN LANGGAM KABUPATEN PELALAWAN(2014-06-23) Sulaeman, Rudianda; Manurung, GulatIssues of land and foresf fires that occur each year in areas including Riau in District Pelalawan Regency style that does not cause the loss of a few, both in terms of economy,' ecology, health, and even politics. Man suspected of the act is the biggest event of fire and forest land either intentional or not intentional (negligence). To answer these allegations need to be research on the factors that most dominant in the occurrence of damage due to forest fires, so that in the handling is more targeted. This study aims to find out the factors that caused forest fires and land. The indicators that are the causes of forest t fires and land can be grouped in a number of factors, namely the environment, human activities and socio -economic condition of society. Eased on the regression test decompose into 3 main factors to 15 indicators all have to contribute to forest fires and land with a contribution of 89% and the remaining 11% is determined by other factors. Behavior of people in managing land and the lack of information to the community about the impact of forest fires and land to be the greatest indicator of the occurrence of forest fires and landItem Mitigasi Konflik Gajah-Manusia Menggunakan Sistem Agroforestri Sawit-Hutan Di Kabupaten Bengkalis(2015-08-04) Yoza, Defri; Sulaeman, Rudianda; KausarPertumbuhan penduduk menyebabkan terjadinya penyempitan dan fragmentasi habitat gajah yang berimplikasi pada peningkatan konflik antara manusia dan gajah.Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah menganalisis sejauhmana penerapan dan keberhasilan metode-metode yang digunakan dalam mitigasi konflik gajah dan manusia di Kabupaten Bengkalis yang mengalami konflik yang relatif tinggi antara petani kebun sawit dengan gajah. Penelitian ini dilaksanakan selama 8 bulan dalam tiga tahap yakni :tahap pertama menentukan sejauhmana penerapan metode-metode mitigasi konflik gajah dengan manusia yang terdapat di Kabupaten Bengkalis. Metode-metode yang diterapkan berupa teknik pengusiran terhadap satwa liar, teknik pembuatan parit gajah, teknik pembuatan pagar listrik, teknik penggiringan dan teknik pemindahan atau relokasi. Tahap kedua merumuskan metode mitigasi dengan menggunakan sistem agroforestri dikombinasikan dengan kelebihan dan kekurangan metode yang telah diterapkan sebelumnya. Tahap ketiga menerapkan metode mitigasi konflik gajah sistem agroforestri di lapangan. Kondisi habitat gajah yang terdapat di sekitar Duri dalam kondisi terfragmentasi oleh pemukiman masyarakat, jalan dan perkebunan sawit serta hutan tanaman industridimana gajah banyak memanfaatkan daerah tepi hutan dan semak belukar untuk pakan gajah.Populasi gajah terdiri dari sub populasi jantan sebanyak 1-2 ekor sedangkan sub populasi betina sebanyak >3 ekor dengan total populasi sebanyak + 35 ekor.Habitat gajah masih dapat mendukung kebutuhan pakan namun per ha sudah tidak mampu lagi mendukung satu ekor gajah sedangkan untuk jalur jelajah gajah dengan populasi berkisar 35 ekor sudah tidak mampu lagi didukung oleh luasan tersebut.Masyarakat menggunakan cara yang sederhana dalam mengusir gajah yakni dengan cara membunyikan petasan sedangkan perusahaan menggunakan parit gajah. Cara yang mudah dan murah menggunakan tanaman pengusir gajah pada kebun masyarakat dan tanaman pakan di luas kebun masyarakat.Masyarakat berharap agar gajah-gajah yang berkonflik dapat dipindahkan atau tidak mengganggu kebun sawit masyarakat dan biasanya masyarakat mengusir gajah dengan menggunakan bunyi-bunyianItem Pemanfaatan Gulma Dan Serasah Karet Sebagai Pupuk Cair Organik Tanaman Karet(2015-08-04) Sulaeman, Rudianda; Oktorini, Yossi; Manurung, Gulat Medali EmasGulma merupakan tanaman menjadi pesaingdalamhalserapanunsurhara, air, danruang, dan selama ini dianggap sebagai sampai pengganggu tanaman termasuk pada tanaman karet. Dengan perkembangan teknologi, gulma tersebut dapat dijadikan sebagai bahan baku asap cair yang dapat digunakan sebagai pupuk tanaman. Penelitianinibertujuanuntuk (1) Mengidentifikasi jenis gulma di lokasi penelitian (2) membuat asap cair dari sampah yang berasal dari gulma tanaman karet. Hasil penelitian menunjukan bahwa Gulma yang berada dilokasi penelitian didominasi jenis Lantana Camara dengan INP 107,11 %.Potensi tiap hektar gulma tanaman karet pada kebun karet masyarakat di lokasi penelitian 4.025 kg dengan kadar air 110 %.Rendemen Asap Cair dari Gulma tanaman karet sebesar 32,44 % dengan kadar air bahan baku + 15 %.Item Pemanfaatan Limbah Industri Mebel dan Kusen sebagai Bahan Baku Papan Partikel Konvensional(2012-12-09) Sulaeman, RudiandaItem PEMANFAATAN LIMBAH KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN BAKU ASAP CAIR (CUKA KAYU) UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN PETANI KEBUN KELAPA SAWIT(2013-04-01) Rustam, Rusli; Sulaeman, Rudianda; Emas Manurung, Gulat Medali; KausarPesatnya pertumbuhan kebun kelapa sawit di provinsi Riau merupakan implikasi dari kebijakan perkebunan nasional yang terus mendorong berkembangnya perkebunan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sampai awal tahun 2012, luas perkebunan kelapa sawit di Provinsi Riau telah mencapai luas 2,1, juta ha. Sekitar 51 % atau + 1,1 juta ha merupakan kebun sawit rakyat (Statistik Perkebuna Riau, 2012). Sedangkan luas perkebunan perusahaan negara mencapai 79.546 hektare, luas perkebunan swasta mencapai 906.978 hektar.Potensi limbah perkebunan kelapa sawit dan pabriknya yang berlimpah, melalui sentuhan teknologi telah banyak dimanfaatkan dan menghasilkan berbagai keguanaan seperti pakan ternak maupun kompos. Semua produk tersebut dalam pelaksanaanya belum dapat memenuhi kebutuhan petani dalam mengurangi biaya perawatan kebun. Alternatif lain yang dapat dikembangkan guna memenuhi kebutuhan petani dalam mengoptimalkan perawatan kebunnya, yaitu dengan memanfaatkan limbah kebun kelapa sawit tersebut menjadi produk asap cair.Potensi limbah perkebunan kelapa sawit dan pabriknya yang berlimpah, melalui sentuhan teknologi telah banyak dimanfaatkan dan menghasilkan berbagai keguanaan seperti pakan ternak maupun kompos. Semua produk tersebut dalam pelaksanaanya belum dapat memenuhi kebutuhan petani dalam mengurangi biaya perawatan kebun. Alternatif lain yang dapat dikembangkan guna memenuhi kebutuhan petani dalam mengoptimalkan perawatan kebunnya, yaitu dengan memanfaatkan limbah kebun kelapa sawit tersebut menjadi produk asap cair.Item PEMANFAATAN PELEPAH KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN BAKU PAPAN PARTIKEL(2014-05-24) Sulaeman, Rudianda; Sribudiani, EviEach hectare of oil palm plantations on average produce 2 tons of bark per year (LIPI, 2005). The problem is the abundance of waste is currently not fully utilized. With the development of technology, the bark can be used as material for making particle board instead of solid wood boards. This allows performed because, oil palm is a tree containing lignoselulosa fibers that are similar to wood. It can therefore be use as panel products like particle board. This study aims to (1) Making particle boards, (2) Study the physical and mechanical properties of particle board from oil palm midrib. The results showed that the addition of adhesives has improved resistance to water particle board. The use of adhesive has a value of 20% water content, thickness, the absorption of water, and the density of the best particle board that is 7.99%, 2.19%, 9.12% and 1.28 kg/cm2. Physical properties of the tested values in the poor with the use of adhesive particles by 20%, in compliance with JIS Standards.Item PEMANFAATAN PELEPAH KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN BAKU PRODUK ASAP CAIR (Liquid Smoke)(2014-06-23) Manurung, Gulat; Sulaeman, RudiandaPalm midrib is one of the waste generated from oil palm plantations. The waste is currently not fully utilized, supported the development of technology, the waste can be used as one of range of liquid smoke product. Liquid smoke has many benefits such as inhibitors, accelerate plant growth, anti-fungal and microbial even for soil quality and crop improvement. This study aims to(1) for liquid smoke Produce from the stem, (2) to determine the chemical constituent of liquid smoke. The results showed the yirld of liquid smoke palm midribs of 40.12%. The compound found in liquid smoke covers Asetic Acid, Ca-Mineral, C-Organic, N-Urea, P-phosphate and residues such as tar. The average pH in The liquid smoke result from the pyrolysis of palm midrib 3,248.Item Pemanfaatan Tandan Kosong Sawit Sebagai Bahan Baku Asap Cair (Liquid Smoke)(2015-08-04) Sulaeman, Rudianda; Rustam, Rusli; Manurung, Gulat Medali EmasPemanfaatan tandan kosong kelapa sawit oleh masyarakat belum dimanfaatkan secara maksimal, dengan didukung berkembangnya teknologi, maka limbah berupa tandan kosong kelapa sawit tersebut bias dijadikan berbagai produk yang bernilai ekonomi, salah satunya asap cair. Asap cair memiliki banyak manfaat diantaranya sebagai inhibitor, mempercepat pertumbuhan tanaman, anti jamur dan mikroba bahkan untuk perbaikan kualitas tanah dan tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menghasilkan produk asap cair dari tandan kosong sawit, (2) Mengetahui kandungan kimia produk asap cair. Hasil penelitian menunjukan rendemen asap cair dari tandan kosong sawit sebesar 38,73 %. Senyawa yang terdapat pada asap cair tandan kosong sawit meliputi Asetic Asam, Ca-Mineral, C-Organik, N-Urea, P-Phospat dan residu berupa ter. pH rata-rata asap cair hasil pirolisis dari tandan kosong sawit adalah 3,248.Item Pendugaan Kandungan Karbon Di Atas Permukaan Tanah Pada Kawasan Arboretum Universitas Riau(2016-02-10) Pratamasari, Ricky; Sribudiani, Evi; Sulaeman, RudiandaForests be able to absorb carbon dioxide (CO2) and convert it into carbohydrates in the form of carbon and saved it in biomass components of forest. Arboretum area is one of forest area, which is around the Riau University, has the potential of biomass carbon saved in the constituent components. This research aimed to obtain information about the value of the carbons potential in the above ground at arboretum area of Riau University. The carbons potential at the area is one of the benefits of ecosystem services that have economic value, so its existence worthy of attention. Techniques of data collection was done by using the method purposive sampling or transect lines. Above ground biomass estimation was done by summing the biomass of litter, seedlings, undergrowth, saplings, poles and trees. Biomass of saplings, poles and trees was estimated by employing Ketterings et al., (2001). Biomass of litter, seedlings and undergrowth was estimated by employing Indonesian National Standard (SNI 7724: 2011). Value of carbon saved is 0,47 of the biomass. The research results showed that the carbon potential at arboretum area of Riau University is 58,45 ton/ha.Item Pengembangan Sistem Sensor Penjejak Panas Nirkabel Berbasis GIS Untuk Pendeteksi Dini Kebakaran Hutan(2015-07-03) Erwin; Umar, Lazuardi; Defrianto; Sulaeman, RudiandaSalah satu problem dalam menanggulangi kebakaran lahan hutan liar adalah monitoring terjadinya awal kebakaran dan mulainya api (Chandler 1983). Memahami dan mengetahui daerah kebakaran, lokasi dan kecepatan membesarnya kobaran api merupakan suatu hal yang kritis dalam menempatkan petugas pemadam kebakaran serta untuk menghindari terjadinya korban jiwa pada personal penjaga hutan. Investigasi kebakaran hutan termasuk penyelidikan tentang kerugian jiwa mempedihatkan bahwa tim kebakaran hutan kurang memperoleh informasi yang cukup dan memadai yang tepat tentang lokasi dan kecepatan penjalaran kebakaran hutan (Rothermel 1993). Pada penelitian ini dikembangkan suatu modul pendeieksi kebakaran hutan nirkabel yang dapat melaporkan secara langsung ke stasiun pengamatan mempergunakan gelombang radio (wireless). Pada modul penjejak panas akan dipergunakan sensor suhu NTC- themnistor yang mampu mendeteksi perubahan suhu mendadak di atas suhu ambang tertentu dan perubahan ini akan memicu modul pemancar gelombang ISM-Band untuk mengirim telegram yang berisikan status sensor ke stasiun pengamat. Disamping itu modul akan mencek perubahan suhu di sekitarnya setiap waktu tertentu dan mengirimkan telegram status ke stasiun pengamatan setiap hari untuk memastikan modul sensor masih aktif. Oleh karena topografi hutan yang akan dimonitor terletak jauh dari pemukiman, maka modul penjejak panas yang dikembangkan akan bersifat otonom dalam memenuhi suplai daya pengoperasiannya mempergunakan solar set.Item SIFAT PENGERJAAN KAYU MERANTI MERAH (Shorea leprosula Miq.) DAN KAYU JELUTUNG (Dyera polyphylla Miq.) UNTUK BAHAN BAKU MEUBEL(2016-02-10) Utama, Angga Prayoga; Sulaeman, Rudianda; Sribudiani, EviWoodworking aims to convert the solid wood or wood products wooden panels into useful, valuable and high aesthetic through a series of processes. Shorea leprosula Miq. and Dyera polyphylla Miq. wood is a popular wood in the wood trade and also the production of furniture, but it is not known defect-free value and quality classification of the wood. research needs to be done about the trait of the wood working to determine the defect-free value contained in the wood processing using the techniques of woodworking and properties determined using woodworking class assessment tables. Research method based on ASTM (American Standard Testing and Materials) D-1666-87 (1999), with materials and equipment available. Shorea leprosula Miq. and Dyera polyphylla Miq. wood has a excellent grade in the class woodworking, either defective fiber fluffy, fiber fractures, scratches, scars tear that is classified in 1st class with the average value of damage is not more than 20% of the specimen defects