Browsing by Author "Sujarwati"
Now showing 1 - 3 of 3
Results Per Page
Sort Options
Item THE GROWTH OF LETTUCES (Lactuca sativa L.) IN THE LEAD-POLLUTED MEDIA(2014-05-22) Iriani, Dyah; Sujarwati; Nainggolan, Ony FebrinaResearch of the Pb effect on the lettuces growth was done in Botanical Garden Department of Biology, Mathematics and Sciences Faculty in Riau University on April-July 2010. The aim of this research was to observe the effect of Pb(NO3)2 on the growth of the lettuces and the contents of lead in lettuces. This research used Completely Randomized Design (CRD) with 5 treatments and 3 replications, namely giving aquades as control, and the treatments nutrient solution of Pb(NO3)2 at concentrations 25, 50, 100 and 200 ppm. After a week of planting of seedling at polibag, nutrient solution of Pb(NO3)2 has given 100 ml once a week. The media was a mixture of top soil, sand, chicken manure and compost with the proportion of 4:1:1:1. Data were analized using ANOVA and test with DMRT at 5%. The observed parameters were plant height, root length, leaf number and fresh weight of the plant. Contents the Pb in soil and lettuces were analyzed. The result of the research showed that giving of Pb(NO3)2 until the highest concentration 200 ppm did not inhibited the growth of the lettuces and the highest Pb concentration was found in the root than in the shoot of lettuces.Item OPTIMALISASI KONSENTRASl ASAM SULFAT (H2SO4) UNTUK MENINGKATKAN DAYA KECAMBAH BIJI KELAPA SAWIT (Elaels quinensis Jacq.)(2013-02-27) Sujarwati; Iriani, DyahKelapa sawit merupakan tanatnan primadona di Propinsi Riau. Kelapa sawit tidak hanya dikembangkan oleh perusahaan negara dan swasta tapi juga peikebunan rakyat yang dikelola oleh masyarakat. Data di lapangan menunjukkan kecenderungan peningkatan luas areal perkebunan kelapa sawit, khususnya perkebunan rakyat. (Fauzi, Widyastuti, dan Hartono, 2002). Dengan meningkatnya luas areal perkebunan kelapa sawit maka kebutuhan bibit juga meningkat. Kendala utama yang dihadapi dalam pengadaan bibit kelapa sawit secara generatif adalah lamanya waktu yang dibutuhkan untuk berkecambah. Secara alamiah biji kelapa sawit baru berkecambah 3-4 bulan (Syukur, 1982). Penehtian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi H2SO4 yang dapat mempercepat pericecambahan biji kelapa sawit. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 7 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah 7 taraf konsentrasi H2SO4 yaitu: Ko: 0% (kontrol), K,: 15%, Kj: 30%, K3: 45%, K4: 60%, K5: 75%, K^: 90%. Perendaman dilakukan selama 15 menit, selanjutnya dilakukan uji perkecambahan. Media perkecambahan terdiri dari campuran tanah kebun, pasir, dan pupuk kandang dengan peibandingan 1:1:2. Parameter yang diamati meliputi viabilitas biji (saat muncul kecambah, persentase perkecambahan, dan kecepatan perkecambahan) serta vigor biji (persentase kecambah normal, abnormal, dan biji mati). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam untuk mengetahui pengaruh perlakuan teihadap parameter yang diukur. Hasil analisis ragam yang berbeda nyata diuji lanjut menggunakan Dimcan Multi Range Test (DMRT) pada taraf 5% untuk mengetahui letak beda nyata antar perlakuan.Item Studi Viabilitas dan Vigor Durian (Durio zibethinus) Asal Kampar Riau dan Studi Keanekaragaman Pepaya (Carica papaya) di Kota Pekanbaru(2013-04-17) Fitmawati; Iriani, Dyah; Sujarwati; Sofyanti, NeryPenehtian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kultivar terhadap viabilitas dan vigor benih durian serta hubungan antara berat benih dengan viabilitas dan vigor pada masing-masing kultivar durian asal Desa Aursati Kabupaten Kampar. Penelitian dilaksanak^n secara eksperimen yang disusun berdasarkan rancangan acak lengkap yang menggunakan faktor (Kultivar Terong, Kunyit, Malukuik, Tembaga, Jantung). Penelitian ini terdiri dari 3 uiangan yang berupa ulangan pohon, pada setiap pohon diambil 3 buah sebagai sampel. Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis variansi (Anova) untuk mengetahui pengaruh kultivar terhadap parameter yang diukur. Hasil analisis variasi yang berbeda nyata akan diuji lanjut menggunakan uji Duncan Multi Range Test (DMRT) taraf uji 5%. Selain itu juga dilakukan analisis korelasi untuk mengetahui hubungan antara ukuran benih dengan parameter yang diukur. Analisis variansi menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pada saat muncul kecambah, persentase perkecambahan, persentase bibit normal dan abnormal. Kultivar Durian Tembaga memiliki viabilitas dan vigor yang terbaik dari kelima kultivar yang di teliti. Hasil analisis korelasi ukuran benih dengan viabilitas dan vigor benih durian pada 3 kultivar (Terong, Malukuik dan Tembaga) dari 5 kultivar yang dianalisis menunjukkan korelasi yang positif yaitu benih yang berukuran besar memiliki kemampuan untuk tumbuh menjadi kecambah dan memiliki vigor yang bagus dan semakin besar ukuran benih, sempkin bagus viabilitas dan vigomya. Kultivar Durian Kunyit dan Jantung menunjukkan korelasi negatif yaitu benih yang berukuran kecil memiliki kemampuan untuk tumbuh menjadi kecambah dan memiliki vigor yang bagus dan semakin kecil ukuran benih, semakin bagus viabilitas dan vigorya.