Browsing by Author "Siswanto"
Now showing 1 - 10 of 10
Results Per Page
Sort Options
Item ALOKASI PEDAGANG KAKI LIMA DI JL. HR. SOEBRANTAS PANAM PEKANBARU(2013-03-07) SiswantoA development is an effort to gain the more and the better life. There are 4 indicators in gaining the development; they are economic change, human resources, social inhibition and the high of life needed. A development in the development country likes Indonesia; generally more consider the development of economic sector in the hope of much progressed in production of job vacancy. There are two kinds of economic activities; they are from formal sector and informal one. Formal sector is a sector of educated people inside. However, the high of migrations in this decade create uncontrolled urbanization thus the uneducated people can be in at the formal sector. In the hope of changing their destiny, people tend to choose the informal sector as a good choice. Because of there are a need of a product and merit, this sector is still exist. The considerable study of informal sector has been done by many experts in Indonesia. A Retailer is one of informal sector side. It is a phenomenon that we faced often in Indonesia. The existence of retailers can show a positive effect for them that need their merit. However, retailers also can create negative effect for them that consider retailers are bothering the urban development. This research utilizes a judgment sampling technique. In this method, the sample is taken with a specific criterion which shows significant relation to the population criteria. Purposive sampling consists of some methods, but the researcher just take the proportional quota sampling, is the size of sampling taken for each categories suit to the proportion of real populations for each categories. Finally, researcher chooses 9 respondents. The analysis technique used is distribution of descriptive analysis technique. The data needed is primer data and second data got form the interview even instance.Item EFEKTIFITAS SUMUR RESAPAN DALAM MEMPERCEPAT PROSES LAJU INFILTRASI(2013-05-06) Siswanto; Darmayanti, Lita; Tarigan, PoloTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas sumur resapan dalam membantu proses infiltrasi pada kondisi tanah tertentu dengan kondisi permeabilitas yang telah di uji. Laju infiltrasi dapat diperoleh dengan melakukan pengukuran langsung dilapangan dengan menggunakan alat single ring infiltrometer, dan dilanjutkan dengan pengukuran pada sumur resapan dengan kedalaman 1 m dan 1,5 meter. Penelitian ini berlokasi di samping Gedung Rektorat Universitas Riau Pekanbaru, pada kondisi tanah yang relative tinggi dan muka air tanah yang dalam. dimana kondisi tanah di lokasi tersebut mempunyai koefisien permeabilitas pada kedalaman 1 meter dan 1,5 meter berturut-turut adalah 0,00103388, 0,000388253, yang telah diperoleh dari uji laboratorium menggunakan falling head test. Sedangkan untuk permeabilitas lapangan diperoleh permeabilitas lebih besar, masing-masing untuk kedalaman 1 m dan 1,5 m berturut-turut adalah 0,405129 cm/detik dan 0,405129 cm/detik. Untuk penelitian laju infiltrasi hanya menggunakan alat ukur single ring infiltrometer yang akan disebar di 5 titik dan metode perhitungan yang digunakan adalah metode Horton. Hasil perhitungan laju infiltrasi ini akan dibandingkan dengan besarnya laju infiltrasi yang ada pada sumur resapan dengan kedalaman 1 meter dan 1,5 meter, sehingga bisa diketahui bahwa sumur resapan mampu mempercepat laju infiltrasi atau tidak. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa laju infiltrasi dengan metoda Horton adalah sebesar 0,9 cm/jam. Untuk selanjutnya dilakukan pengukuran laju infiltrasi pada sumur resapan untuk kedalaman 1 meter dan 1,5 meter, dari hasil pengukuran sumur resapan tersebut diperoleh laju infiltrasi yang dihitung dengan metode horton untuk kedalaman 1 meter dan 1, 5 meter masing-masing adalah 10,44 cm/5menit atau 125,28 cm/jam, dan 14,72 cm/5 menit atau 176,64 cm/jam. Dari hasil tersebut bisa dilihat bahwa sumur resapan yang dibuat terbukti efektif mempercepat laju infiltrasi.Item EFEKTIFITAS SUMUR RESAPAN SEGI EMPAT BERPORI DAN TIDAK BERPORI DALAM MEMPERCEPAT PROSES LAJU INFILTRASI(2016-09-06) Siswanto; Darmayanti, Lita; Prasetyo, Alison JalasuntaPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas sumur resapan dalam membantu proses infiltrasi pada kondisi tanah tertentu dan efisiensi sumur resapan apabila diterapkan di Fakultas Teknik Universitas Riau. Laju infiltrasi dapat diperoleh dengan melakukan pengukuran langsung dilapangan dengan menggunakan alat double ring infiltrometer, dan dilanjutkan dengan pengukuran pada sumur resapan segi empat dengan kedalaman berdinding pori dan berisikan kedap. Penelitian ini belokasi di samping Gedung Rektorat Universitas Riau Pekanbaru, pada kondisi muka air tanah yang dalam. Untuk penelitian laju infiltrasi menggunakan double ring infiltrometer yang disebar di 5 titik dan metode perhitungan yang digunakan adalah metode Horton. Hasil perhitungan laju infiltrasi ini akan dibandingkan dengan besarnya lau infiltrasi pada sumur resapan dengan kondisi dinding berpori dan dinding kedap dengan kedalaman sumur 1m dan panjang 0,80 meter. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa laju infiltrasi dengan metoda Horton adalah sebesar 14,88 cm/jam. Pengukuran laju infiltrasi pada sumur resapan untuk dinding berpori didapatkan laju infiltrasisebesar 117,6 cm/jam dan dinding kedap sebesar 93,71 cm/jam. Penerapan untuk area Fakultas Teknik yang mempunyai luas 70,166 m2 diperoleh jumlah sumur sebanyak 469 buah untuk dinding berpori dan 606 sumur untuk dinding kedap dengan nilai intensitas hujan sebesar 7,49 mm/jam. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa sumur berpori lebih efektif mempercepat lau infiltrasi dibandingkan dengan dinding kedap.Item KAJIAN PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BAKU DI KOTA PASIR PENGARAIAN KABUPATEN ROKAN HULU(2013-07-25) Saputra, Wirya; Fauzi Manyuk; SiswantoThe needs of clean water in Pasir Pengaraian City increasing in line with population growth and urban growth. Water supply systems that are currently held by BPAB still have the problem with the lack of service coverage. Therefore, the existence of Lubuk Batang River is expected to be a solution to overcome these problems. This study uses IHACRES in modelling flow discharge, which in calibration stage generated the R2 value of 0,437 with a bias 53,131 mm/year. Analysis for the availability of water is done by analyzing the mainstay of river discharge (Q90%) based on the average annual discharge that produced the flagship in 2005. Mainstay discharge occurred in January 2005 amounted to 260,8 m3/sec and smallest discharge in June 2005 was 30,5 m3/sec. Analysis of water needs is projected to the population growth in the next 10 years, produced the total water demand for the Pasir Pengaraian City’s (Rambah District) service area at the beginning of the projection year (2012) that is equal to 0,0491 m3/second (49,082 liters/sec), while the total requirement water at the end of the projection year (2022) amounted to 0,066 m3/second (65,962 liters/sec). The analysis showed that the available flow at Batang Lubuk River very inadequate even exceed the total water demand in the area of service coverage.Item Pengaruh Permeabilitas Dan Kedalaman Dalam Mempercepat Proses Infiltrasi Pada Sumur Resapan Berpenampang Lingkaran(2013-01-15) SiswantoPenelitian ini berlokasi di areal kampus Universitas Riau, tepatnya di samping Gedung Rektorat Universitas Riau Pekanbaru, yang dilaksanakan mulai awal bulan April 2009. Setelah diadakan ya penelitian ini maka diperoleh data-data infiltrasi dilapangan dengan menggunakan alat Single Ring Infilrometer, dan svimur resapan. Untnk uji permeabilitas dilakukan di laboratorium mekanika tanah Fakultas Teknik, Uiversitas Riau. Berdasarkan data penelitian dilapangan yang dilakukan selama lima kali percobaan dan setelah dianalisis dengan metode Norton (f(t) = fc + (fO - fc) i' ) didapat besar laju infiltrasi dengan menggunakan infiltrometer single ring dengan diameter 27 cm dan tinggi 55 cm pada 5 titik berbeda berturut-turut sebesar 1,8 cm/jam, 1,5 cm/jam, 1,2 cm/jam, 1,2 cm/jam, 0,9 cm/jam, dengan rata-rata l,32cm/jam, sehimgga dapat diketahui bahwa laju infiltrasi pada daerah tersebut sebesar 1,32/jam. Untuk pengujian sampel tanah dilakukan peneliti di laboratorium mekanika tanah menggunakan alat falling head, setelah pengujian ini maka dapat disimpulkan bahwa kondisi tanah pada lokasi penelitian dikategorikan termasuk tanah lempung dengan nilai koefisien permeabilitas tanah pada kdalaman Im adalah 0,00103388 cm/detik dan pada kedalaman 1,5m adalah 0,000388253 cm/detik. Setelah diadakan pengukuran laju infiltrasi dilapangan maka dilakuikan pengujian infiltrasi menggunakan sumur resapan dengan kedalaman 1 meter dan l,5meter. Pada pengukuran sumur resapan ini diperoleh besar laju infiltrasi pada sumur resapan kedalaman 1 meter sebesar 11,314 cm/jam dan untuk sumur resapan dengan kedalaman 1,5 meter diperoleh sebesar 23,4857 cm/jam.Item Pengaruh Permeabilitas Dan Kedalaman Dalam Mempercepat Proses Infiltrasi Pada Sumur Resapan Berpenampang Lingkaran(2015-07-30) Siswanto; Darmayanti, LitaPenelitian ini berlokasi di areal kampus Universitas Riau, tepatnya di samping Gedung Rektorat Universitas Riau Pekanbaru, yang dilaksanakan mulai awal bulan April 2009. Setelah diadakan ya penelitian ini maka diperoleh data-data infiltrasi dilapangan dengan menggunakan alat Single Ring Infilrometer, dan sumur resapan. Untuk uji permeabilitas dilakukan di laboratorium mekanika tanah Fakultas Teknik, Uiversitas Riau. Berdasarkan data penelitian dilapangan yang dilakukan selama lima kali percobaan dan setelah dianalisis dengan metode Norton (f(t) = fc + (fO - fc) z ' ) didapat besar laju infiltrasi dengan menggunakan infiltrometer single ring dengan diameter 27 cm dan tinggi 55 cm pada 5 titik berbeda berturut-turut sebesar 1,8 cm/jam, 1,5 cm/jam, 1,2 cm/jam, 1,2 cm/jam, 0,9 cm/jam, dengan rata-rata l,32cm/jam, sehimgga dapat diketahui bahwa laju infiltrasi pada daerah tersebut sebesar 1,32/jamItem PERBANDINGAN KAPASITAS INFILTRASI PADA SUMUR RESAPAN BERPENAMPANG LINGKARAN DENGAN SUMUR RESAPAN BERPENAMPANG PERSEGI(2016-09-06) Darmayanti, Lita; Siswanto; Tarigan, Polo; Alison JPPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kapasitas injiltrasi tanah sebelum dan sesudah adanya sumur resapan serta perbandingan kapasitas injiltrasi pada sumur resapan berpenampang lingkaran dengan yang berpenampang persegi. Penelitian dilakukan di tanah kosong yang ada di samping Kantor Pusat Komputer Universitas Riau. Laju infiltrasi tanah diukur dengan double ring injiltrometer berdiameter 16 em dan 32 em serta tinggi 60 em. Sumur resapan berpenampang lingkaran dibuat dari einein beton berdiameter 1 m dan tinggi 1 m sedangkan sumur berpenampang persegi dibuat dari pasangan batu bata dengan ukuran 1 m x 1 m x 1 m. Pengukuran laju infiltrasi dilakukan dengan mengamati laju penurunan air dalam selang waktu tertentu sampai didapatkan laju penurunan air yang konstan. Dari hasil pengukuran didapatkan peningkatan kapasitas infiltrasi awal sebelum dengan sesudah adanya sumur resapan. Kapasitas infiltrasi awal tanah adalah 36 em/jam, meningkat menjadi 224,97 em/jam pada sumur resapan berpenampang /ingkaran dan 184,33 em/jam pada sumur resapan berpenampang persegi. Dengan menggunakan rumus Horton dilakukan perhitungan untuk mendapatkan persamaan kapasitas inji/trasi sehingga bisa 'diketahui nilai kapasitas infi/trasi pada waktu-waktu tertentu. Pada waktu resapan 2 jam didapatkan nilai kapasitas inji/trasi tanah meningkat dari 19,21 em/jam menjadi 1il,30 em/jam pada sumur resapan berpenampang /ingkaran dan 93,74 em/jam pada sumur berpenampang persegi. Hasil tersebut menunjukkan terjadinya peningkatan kapasitas injiltrasi yang eukup signijikan pada kedua sumur resapan dan sumur resapan berpenampang lingkaran memberikan nilai yang lebih tinggi dibandingkan sumur resapan berpenampang persegi.Item POTENSI TASIK NAMBUS UNTUK MELAYANI KEBUTUHAN AIR BERSIH KOTA SELAT PANJANG(2012-11-07) Siswanto; MujiatkoNowadays, the requirement of clean water increases as the number of human population rises as well as people awamess of being health. So far people in Tebing Tinggi subdistrict, Selat Panjang get clean water for they daily need from a water resources that provided by local government. The capasity of this fasility had been upgraded from 10 1/dt up to 30 It/dt. In accordance with the increase of populaton, that amount still has not enough yet to fullfill the people need of clean water. Tasik Nambus (Nambus Pond) is one of potential water resources available in Tebing Tinggi subdistrict. Based on the research study and hydrologycal analysis, it was shown that the Nambus Pond holding capasity can reach up to 289,509 m3/hr.Item STRATEGI PELAYANAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH STUDI KASUS KOTA DUMAI(2013-03-21) Husaini, Rizki Ramadhan; Sandhyavitri Ari; SiswantoThe need for clean water in the city of Dumai should be a concern due to increasing population Dumai City of ± 3.54% per year resulting in a net increase in water demand in the city. Strategies of water distribution system is needed to provide some services for the alternative option Dumai city with limited water supply. The results of this study can be concluded that of the projected population in the city of Dumai which includes 7 sub obtained water needs in 2012 is ± 244liter/detik, 2015 is ± 370 liters / sec and 2020 is ± 440 liters / second. Addressing the needs of the water is done phasing with 4 scenarios for each of the water supply capacity starting from 80 Liter / sec in the year 2012-2015 and 160 liters / sec in the year 2016-2020. The distribution system of water services for the city of Dumai obtained is expected to serve as a guide to management development programs, especially the development of the water resources of water services in the future.Item STUDI FAKTOR PENYEBAB GERUSAN SALURAN ERODIBLE CHANNEL PADA DAERAH YANG DIPENGARUHI PASANG SURUT (Studi Kasus Jalan Sriwijaya Desa Teluk Pambang)(2013-01-09) Jalilah; Siswanto; Ferry, FatnantaIn the village TelukPambang, type of drainage is still a lot of erodible channel can be found as channel type is considered economical and easy to manufacture. One drainage is directly influenced by tidal scour, so the potential to occur. General scour an erosive properties of water that occurs in a natural channel or river, instead of the effect of the existence of a building just as bridge abutments and others. At this time the cause of scours is limited to hypotheses that have not been explained scientifically by a study. The study was conducted by measuring several parameters such as flow velocity, channel dimensions, slope and the energy difference between the cliffs and the water channels. Some samples to represent the channel indicated scour occurs and some more samples for the channel is still in a stable condition is taken to be tested in the lab to get the parameters of the soil shear strength and shear angle in the soil samples.