Browsing by Author "Setia Utama, Panca"
Now showing 1 - 5 of 5
Results Per Page
Sort Options
Item Kinetika Kalsinasi Batu Gamping dalam Kalsinator Fluidisasi Pada Proses Pembuatan Kapur Tohor(CaO)(2012-12-04) Amri, Amun; Saputra, Edy; Setia Utama, PancaData dari Biro Pusat Stalistik menyebutkan Propinsi Riau memiliki potensi sumber daya alam batu gamping yang cukup besar, namun kenyataannya potensi itu belum diolah menjadi produk yang lebih bemilai. Salah satu produk turunan dari batu gamping yaug mempunyai nilai jual yang tinggi adalah kapur tohor. Penelitian ini berupaya mengungkap karakteristik proses dan produk kapur tohor yang dibuat dari batu gamping asal Propinsi Riau. Kaisinasi batu gamping dilakukan dalam furnace dengan panas terfluidisasi dalam kisi batuan dengan variable variasi suhu dan ukuran butir batu gamping. Kapur tohor yang lerbentuk di analisa kandungannya dengan cara volumetri dengan memhuat larutan Ca(OH)2. Tiirasi dilakukan pada larutan tersebui menggunakan 0,5 N H C l . Data massa produk CaO kemudian dikonvorsikan ke data CaCO3 tersisa, yang membentuk data kisietika berupa plot data CaCO3 tersisa VS waktu kaisinasi pada berbagai suhu dan ukuran butir. Analisa data kinetika menunjukkan bahwa konversi maksimum batu gamping menjadi kapur tohor sebesar 78%. Suhu dan waktu kaisinasi optimum yang diperoleh adalah pada suhu 90 C ' selama 1 jam kalsinasi.Item Pemanfaatan Penukar Kation dari Batubara Lignit Sebagai Altematif Pengganti Resin Sintetis untuk Menghilangkan Kesadahan Air(2012-12-04) Sunarno; Setia Utama, Panca; Saputra, EdyAir sadah sangat merugikan industri yang memproduksi steam dan dalam rumah tangga. Salah satu proses untuk menghilangkan kesadahan adalah proses ion exchange dengan resin yang harganya relatif mahal. Dalam lignit terdapat gugus aktif, kuat dan lemah yang dapat dipakai sebagai adsorben. Untuk meningkatkan daya jerap lignit terhadap Ca^^ yang merupakan kation penyebab kesadahan maka lignit ini perlu disulfonasi. Sulfonasi lignit dengan larutan asam sulfat dilakukan dalam reaktor batch. Lignit sebelum disulfonasi dihancurkan dan diayak untuk memperoleh butiran - 40+60 mesh. Variabel yan dipelajari pada sulfonasi lignit adalah variasi konsentrasi asam sulfat pada kisaran 2-10 M, waktu sulfonasi pada kisaran 1-6 jam dan suhu sulfonasi pada kisaran 30 - 50°C. Untuk menguji daya jerap lignit yang tersulfonasi dilakukan dengan merendam 2 gram lignit dalam 250 ml larutan Ca^"^ 500 ppm selama 24 jam, kemudian dipisahkan. Filtrat hasil pemisahan dititrasi dengan EDTA untuk mengetahui konsentrasi Ca^^ sisa dalam larutan. Hasil penelitian menunjxikkan bahwa variabel konsentrasi asam sulfat diperoleh daya jerap yang paling besar adalah lignit yang disulfonasi dengan H2SO4 4 M. Untuk variabel waktu sulfonasi diperoleh hasil semakin lama sulfonasi akan terjadi peningkatan daya jerap lignit terhadap Ca^^. Sedangkan untuk variabel suhu diperoleh makin tinggi suhu sulfonasi maka makin tinggi daya jerap lignit terhadap Ca^^ Pada penelitian ini diperoleh kapasitas jerap tertinggi pada sulfonasi lignit dengan konsentrasi asam sulfat 4M, waktu sulfonasi 6 M dan suhu sulfonasi 50"C yaitu sebesar 103,89 mg Ca^^/gr lignit.Item Pembuatan Silika Presipitasi Industrial Grade Silica) Dari Fly Ash Sawit Limbah Padat Industri Minyak Sawit(2015-07-06) Saputra, Edy; Setia Utama, Panca; Jr. SuprantoPada penelitian ini telah dilakukan pemanfaatan abu sawit untuk mendapatkan silica presipitasi/ Industrial grade silica (IGS) yang bersifat amorphous. Diharapkan pada penelitian ini akan didapat kondisi proses yang optimum dalam menghasilkan IGS. Sebelum dilakukan proses ekstraksi-reaktif, abu saM'it dilakukan proses pemumian sehingga didapat crude silica. Rangkain proses dilakukan dengan kondisi proses yang didapat pada tahun ke-I. IGS diperoleh dengan cara crude silica diekstraksi-reaksi dengan solven sodium hidroksida dengan suhu. Reaksi antara crude silica dan sodium hidroksida dilakukan dalam Reaktor Tangki Berpengaduk Bertekan (RTBB) diatas atmosper dilengkapi dengan digital temperature control. Proses ekstraksi-reaksi dipelajari dengan melakukan perubahan suhu (T) dan konsentrasi solven. Setiap waktu yang ditentukan sampel diambil. Hasil yang dikeluarkan dari RTBB masih berupa campuran produk dan reaktan disaring dan dilakukan analisa dengan menggunakan Atomic Absorpsion Spectrometer (AAS). Dari variabel yang dipelajari proses ektaktif-reaktif konversi yang paling besar didapat pada suhu 160 °C dengan konversi 90 % dengan konsentrasi solven 0,28N dan waktu reaksi 6,5 jam. Sedangkan untuk variasi konstrasi yang dipelajari kondisi terbaik tidak begitu berbeda dengan konsentrasi yang digunakan pada variasi suhu.Item Penerapan Spouted-Bed dengan Keberadaan Partikel Pendukung dalam Pembuatan Natrium Silikat (Na2Si03) dari Abu Sabut SaW\{ Limbah Industri Minyak Sawit(2012-12-02) Saputra, Edy; Setia Utama, Panca; Sunarnokegitan dalam proses industri tampaknya tidak terlepas dari sisa produksi baik itu industri pertanian maupun industri kimia lainnya. secara umum buangan atau sisa produksi tersebut bisa dinamakan limbah. limbah industri ad berbagai macam, misalnya limbah padat, cair dan gas. limbah padat pertanian ( bimassa) yang banyak di provinsi riau salah satunya adalah sabut sawit sisa dari industri dari kelapa sawit yang belum d manfaatkan secara optimal. sabut sawit, yang pada hakekatnya hanya limbah, ternyata merupakan sumber silika/ karbon yang cukup tinggi.Item Sintesis dan Karakterisasi Katalis Bimetal Ni-Mo-zeolit untuk Proses Pencairan langsung Biomasa menjadi Biooil(2013-05-04) Bahri, Syaiful; Sapta Indra, Yuri; Setia Utama, Panca; MuhdarinaBimetal Ni-Mo-Zeolite catalyst has been synthesized using incipient wetness impregnation method. Several process variables were investigated such as type and concentration of the metal selected. Ni and Mo were selected having several various concentrations of 1, 3 and 5%. The catalysts obtained were followed by calcination, oxidation and reduction as the activation processes. The catalyst results were characterized using XRD and SEM methods. As the result the catalyst having 1, 3 and 5% of Ni-Mo-ZA were achieved to be used as the catalyst suitable on the catalytic process of biomass to biooil.