Browsing by Author "Saktioto"
Now showing 1 - 7 of 7
Results Per Page
Sort Options
Item ANALISA FREKUENSI ALAMI DAN REGANGAN OLEH KENDARAAN BERMOTOR MENGGUNAKAN FIBER BRAGG GRATING(2016-02-01) Tan, Michael; Saktioto; Emrinaldi, TengkuVibration-induced strain and natural frequency of Siak I Bridge were investigated in this research. A Strain was calculated from laser power measured by powermeter. Natural frequency was calculated using manual calculation with single-girder analysis. The research has been done at five measurement points at Siak I Bridge. The five measurement points were 10 m, 87,5 m, 175 m, 265 m, dan 287,5 m from the one point of the bridge in Senapelan Subdistrict. The car used to induce vibration was Xenia and the power measurement was conducted in predawn. The instruments used were laser diode, Fiber Bragg Grating (λB = 1550 nm), and powermeter. The results showed that five measuring points almost experienced strain below 20με. The natural frequency of the five measuring points at Siak I Bridge were 2,68 Hz, 2,68 Hz, 2,48 Hz, 2,99 Hz, and 2,68 HzItem Energi Dan Fungis Gelombang Elektron Dalam Kawat Kuantum Tanpa Impurity(2013-04-17) Erwin; Defrianto; Saktioto; Fauzi, RioKawat kuantum (nanowire) merupakan kawat dengan dimensi nanometer, dimana gerakan electron didalarrmya mengalami hoping dari satu site kesite berikutnya. Jika dalam kawat tersebut tidak terdapat impuritas (pengotor) maka gerakan electron adalah gerakan ballistic. Namun dalam kenyataannya pemuatan kawat kuantum tidak terlepas dari impuritas. Dalam tulisan didilakukan simulasi program komputer untuk menentukan eigen fungsi dan eigen energi elektron dalam kawat kuantum tanpa imputitas. Program yang dikembangkan ini menggunakan program MATLAB versi 7. Untuk mendapatkan eigen function dan eigen energy dari electron dalam kawat kuantum, maka ditentukan penyelesaian Persamaan Schrodinger tidak bergantung waktu. Dalam penelitian ini, program komputer yang dibuat terdiri dari 2 program yaitu program menu dan program utama. Program menu d.igunakan untuk memasukkan da^ta input yang nantinya ditulis dalam data file. Program ini memudahkan pengguna dalam menginput data yang diperlukan dalam perhitungan. Progreim utama adalah program yang digunakan untuk melakukan perhitungan terhadap eigen fungsi dan eigen energy.Item PENENTUAN DENSITAS PLASMA ION KARBON PADA TEKANAN ATMOSFIR UNTUK MENCAPAI KESETIMBANGAN TERMODINAMIK(2016-05-23) Riawan, Dadhe; Saktioto; ZulkarnainA density of plasma thermal carbon ion species has been successfully simulated with the software program Matrix Laboratory (MATLAB). The code is designed from the continuity equation by time function and the Arrhenius Equation. The code is run by entering the coefficient charge each reaction and Arrhenius parameters formed as a matrix. The Arrhenius parameters are α, β, and γ. Six reaction of plasma forming the carbon species depend on the Arrhenius from as a function of temperature. Carbon ion plasma density is calculated to reach thermodynamic equilibrium at atmospheric pressure. The temperature of plasma used is the same for all species with a value of 0.5 eV and integration of time is 10-9 seconds. The density are integrated by the time with Runge-Kutta method. Time range for the species to reach thermodynamic equilibrium is 10-9 – 10-8 seconds. A results of the thermodynamic equilibrium of carbon ion plasma densities are ne= 1019.09 m-3, nC= 1024.09 m-3, nC+ = 1022.09 m-3, nC2+ = 1021.09 m-3, nC3+ = 1021.09 m-3, nC4+ = 1021.09 m-3, nC5+ = 1021.09 m-3, nC6+ = 1021.09 m-3. These show that the equilibrium can be achieved at a certain value of time but unstable condition.Item Pengaruh Tekanan Sputtering terhadap Sifat Magnetik Lapisan Tipis CoSm(2013-04-17) Saktioto; Erwin; Anthoni, Tang; Didana, HeraTelah dilakukan penelitian tentang morfologi khususnya kekerasan dari lapisan tipis campuran CoSm menggunakan Atomic Force Microscopy (AFM) dan hubungannya dengan sifat magnetik dari sampel (Cobalt-Samariimi) seperti interaksi antar partikel magnetik dengan menggunakan Alternating Gradient Force Magnetometry (AGFM). Sampel yang digunakan adalah campuran Cobalt-Samarium yang telah di buat di Salford University, United Kingdom dengan metode Sputtering. Daya sputtering untuk Cobalt yaitu 150 Watt sementara daya untuk Samarium 30 Watt, sedangkan tekanan sputtering divariasikan dari 4 x 10 mhar sampai 20 x 10 mbar. Hasil pengukuran kekasaran permukaan dari lapisan tipis CoSm dengan menggunakan A F M menunjukkan nilai kekasaran bertambah dengan bertambahnya tekanan sputtering yaitu 2,2 mn, 3,1 nm, 3,2 nm, 5,3 nm, 5,8 mn untuk variasi tekanan 4 x 10'mbar, 8 x 10mbar, 12 x 10mbar, 16 x 10mbar, 20 x 10 mbar. Pertambahan kekasaran ini disebabkan karena penambahan tekanan pada saat pembuatan sampel (Cobalt-Samarium) sehingga menyebabkan jumlah tumbukan yang terjadi antara atom Cobalt dan Samarium dengan atom argon sebagai gas sputtaring juga meningkat, karena atom Samarium lebih berat dari atom Cobalt maka atom Samarium lebih banyak sampai di substrat (silikon) dibandingkan atom Cobalt. Kondisi ini juga akan mempengaruhi sifat magnetik dari sampel (Cobalt-Samarium) khususnya nilai koersivitas akan menurun dengan bertambahnya tekanan sputtering. Nilai koersivitas dari lapisan tipis CoSm menurun dain 1821,1 Oe sampai 342,35 Oe ketika tekanan sputtering saat sampel dibuat diturunkan dari 4 x lO mbar sampai 20 x 10mbar.Item Pengukuran Panjang Gelombang Cahaya Laser Dioda Menggunakan Kisi Difraksi Refleksi dan Transmisi(2013-07-13) Lestari, G.; Minarni; SaktiotoDiode laser is a laser with a semiconductor material. Nowdays, it is available at a relatively low price in different wavelength. The wavelength can be measured using the diffraction method with diffraction grating. In this research there are two types of diffraction grating i.e a reflection grating using a compact disc (CD) and a transmission grating from Phywee with 300 slits/mm. They were used for measuring the wavelength of four diode lasers with different wavelengths. The CD used are two empty CDs with the capacity of 720 MB and 700 MB, respectively. In order to be used as a reflection grating, the distance between pits in the CD must be known as a slit width. The distance was measured using a He-Ne laser light with a stable wavelength of 632,8 nm. The research results showed that the distance between pit width obtained are 1463,6 6,2 nm and 1454,4 4,1 nm for each CD. The measurement using the transmission grating has a lower standard deviation than the measurement using the reflection grating i.e 532,0 0,7 nm and 532,4 1,8 nm; 633,4 1,67 nm and 637,8 3,1 nm; 834,1 3,1nm and 835,3 5,1 nm, in contrast with an infrared laser (Near IR) with standard deviations lower for the reflection grating which are 786,7 1,7 nm and 784,4 2,5 nm. These values are comparable to the values listed on the packaging of each Laser which are Green Laser 532 nm, Red 638 nm, Infrared (Near IR) 785 nm and Infrared 830 nm.Item SIMULASI PERGESERAN DISPERSI PADA SERAT OPTIK MODA TUNGGAL(2016-05-23) Purnama, Mutia Dwi; Saktioto; Irawan, DediA shift transmission in a single mode optical fiber by using standard optical fiber Corning® SMF-28e+® has been simulated. The parameters are refractive indices, core and cladding radii and wavelength. The core radii are varied from 1.1 μm – 5.1 μm. The method used in OptiFiber Software is to calculate the mode waveguide dispersion, material dispersion and total dispersion. The results showed that the core radius of 2.1 μm is located at the zero dispersion wavelength of 1.5748 μm. The spreading material on the wavelength of 1.55 μm has spread material increases when the core radius is smaller. The waveguide dispersion and total dispersion at wavelength of 1.55 μm have the lowest spread in the radius of 2.1 μm. This occurs because the number of signals entering the optical source in optical fiber core is large, so there would be a time difference light propagation radiating at the core and the cladding fiber.Item Studi Pelepasan Muatan Plasma Nitrogen Tekanan Atmosfir(2015-03-07) SaktiotoTelah dilakukan penelitian tentang Studi Pelepasan Muatan Plasma Nitrogen Tekanan Atmosfir. Plasma dibangkitkan dengan menggunakan tegangan DC dengan bantuan elekroda (electrical discharge). Dengan melakukan injeksl Nitrogen lebih dari 95%, Plasma Nitrogen terbentuk pada tekanan 1 atm. Untuk mempercepat pengionan, tekanan divariasikan dari 46 cmHg sampai 76 cmHgl (atm) dan jarak elektroda yang kecil (d<5mm). Breakdown tegangan ditentukan hanya dengan memperhitungkan medan listrik sumber sedangkan energi dalam (seperti energi termal, tumbukan dan foton diabaikan). Besaran fisis terukur adalah tegangan, arus listrik dan defleksi sinar laser. Besaran fisis yang dihitung adalah medan listrik, energi listrik, densitas dan frekuensi plasma. Untuk menentukan densitas plasma, digunakan metoda optis, dengan cara mengukur jarak defleksi sinar laser He-Ne yang melewati plasma. Dari penelitian diperoleh arus listrik, tegangan dan energi listrik. Besaran tersebut linier dengan perubahan tekanan. Densitas plasma yang diperoleh hanya untuk partikel bermuatan sedangkan partikel netral tidak tercacah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa medan listrik yang dibutuhkan untuk terjadinya breakdown tegangan sebanding dengan kenaikan tekanan sebagaiamana juga dihasilkan oleh Mac Donald (dengan melakukan ekstrapolasi grafik).