Browsing by Author "NURAINI"
Now showing 1 - 4 of 4
Results Per Page
Sort Options
Item EKOLOGI IKAN SELAIS (Kryptopterus Spp) DI PERAIRAN UMUM KABUPATEN PELALAWAN RIAU(2014-11-19) SABERINA, HS; NURAINIPenelitian ini dilakukan selama 3 (tiga) bulan mulai bulan Desember 2003 sampai bulan Maret 2004. Lokasi penelitian dilakukan pada 3 desa, yaitu desa Langgam (Danau Muara Sako), Desa Tambak (pada sungai Penenggung, Tilang dan Lubuk Selais) dan Desa Rantau Baru, Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan, Riau. Penentuan lokasi didasarkan pada lokasi sentra produksi ikan Selais. Tujuannya adalah untuk menggumpulkan data ekologi ikan Selais {Kryptopterus spp) di perairan umum Kabupaten Pelalawan Riau. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa sebaran ikan Selais (Kryptopterus spp) pada perairan di Desa Langgam (Danau Muara Sako), Desa Tambak (pada sungai Penenggung, Tilang dan Lubuk Selais) dan Desa Rantau Baru tersebar secara merata. Ekomorphologi ikan Selais (Kryptopterus spp) dimana secara marfologi ikan Selais ini pada bagian punggung (sisi dorsal) kelihatan melengkung, diduga erat kaitannya dengan aktivitas ikan mencari makan di pinggir-pinggir perairan yang rapat ditumbuhi pohon kayu (Modang) dan Sialang serta jenis lainnya sehinggan pinggiran sungai mudah ditrobos oleh akar-akar pohon tersebut.Item Pcngaruh Dosis Human Chorionic Gonadotropin (HCG) Terhadap Oviilasi dan Daya Tetas Telur Ikan Selais Danau (Krypioptenis limpok)(2012-12-05) NURAINIPenelitian Pengaruh Dosis Honnon Human Chorionic Gonadotropin (HCG) telah dilakukan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober 2004, bertempat di Laboratorium Pengeinbangbiakan Ikan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau Pekanbaru.. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mcngelahiii pengaruh pciiyunlikan hormon HCG ( Human Chorionic Gonadotropin) dengan dosis yang berbeda terhadap ovulasi dan daya tetas telur ikan selais danau (Kryptopterus limpok), yang mencakup waktu latcn, jumlah telur yang diovulasikan, pertambahan diameter telur, pertainbahan kematangan telur dan persentase angka pembuahan, persentase angka penetasan dan kelulushidupan larva ikan selais. Adapun dosis HCG yang digunakan adalah 0 (kontrol), penyuntikan HCG 700 lU/ kg berat badan , penyuntikan HCG dosis 900 l U / kg berat badan dan penyuntikan HCG dosis 1.100 lU / kg berat badan, sctiap perlakuan diulang tiga kali dan telah dilakukan pengulangan 4 kali putaran.. Data yang diperoleh dianalisa secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa ikan selais betina yang disuntik dengan HCG dosis 1.100 l l j / kg berat badan memberikan nilai rata-rata waktu laten tersingkat (10,3 jam), jumlah telur yang diovulasikan tertinggi (5631 butir) dan pertambahan diameter telur (0,2 mm) serta kematangan telur terbesar (20 %). Sedangkan induk selais betina yang disuntik tanpa honnon HCG mengalami ovulasi pada ulangan kedua dengan waktu latcn 16 jam, jiunlah telur yang diovulasikan 760 butir, pertambahan diameter telur 0,0 mm dan pertambahan kematangan telur 20 %. Hasil pengukuran kualitas air selama penelitian berada dalam kisaran toleransi kehidupan ikan , dimana suhu berkisar 26 - 28 C, pH 6, DO 6,2 - 7,1 ppm dan C02 berkisar 2 - 4 ppm.Item PERCOBAAN PEMBENIHAN IKAN SELAIS {Kryptopterus lympokf(2015-02-26) NURAINI; SYAFRUDDIN NstPenelitian ini dilakiikan di Balai Benih Ikan Fakiiltas Perikanan Universitas Riau, yang berlangsung dari bulan 10 Desember sampai dengan 28 Desember 2003. Tiijuan penelitian ini adalah iintiik mengetahiii keberhasilan pemijahan ikan selais (Kryptoptertis limpok) baik secara alami, semi alami dan buatan , yang mencakiip waktu laten, jumlah telur yang diovuiasikan, pertambahan diameter tcliir, pertambahan kematangan telur, persentase pembuahan, persentase penetasan dan keiulushidupan larva serta kualitas air. Penelitian ini mengguji tiga percobaan pemijahan, yaitu pemijahan alami (tanpa penyuntikan hormon), pemijahan semi alami dengan penyuntikan ovaprim dosis ovaprim 0,5 ml/kg berat badan lalu induk dibiarkan memijah secara alami, dan pemijahan secara buatan (induk disuntik dengan ovaprim dosis 0,5 ml/kg berat badan lalu induk dipijahkan secara buatan dengan melakukan stripping) , setiap percobaan diulang tiga kali. Data yang diperoleh dianalisa secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa ikan selais yang dipijahkan secara alami tidak mengalami ovulasi dan pemijahan begitu pula pada percobaan pemijahan semi alami. Sedangkan pada percobaan pemijahan secara buatan induk ikan selais yang diperlakukan mengalami ovulasi dan pemijahan dimana diperoleh rata-rata waktu laten 8,7 jam, jumlah telur yang diovuiasikan rata-rata 41,9 butir/gram berat induk , pertambahan rata-rata diameter telur sebesar 0,17 mm , pertambahan ratarata kciiialangan lelur sebesar 20%, persentae pembuahan rata-rata sebesar 25, 63 %, persentase penetasan tata-rata sebesar 27,20 % dan keiulushidupan larva umur 4 hari rata-rata sebesar 34,91 %. Ilasil pengukuran kualitas air menunjukan bahwa berada dalam kisaran toleransi kehidupan ikan, dimana suhu berkisar 24 - 26 C, pH 5-6 , DO 6 - 7,6 ppm, CO, 2 - 4.Item TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH IKAN BAUNG (Mystus nemurus CV) UNTUK PENGEMBANGAN BUDIDAYA(2013-04-01) ARYANI, NETTI; NURAINI; SUHARMAN, INDRATujuan penelitian adalah untuk mengetahui tampilan reprodksi induk ikan Baung akibat perlakuan hormone estradiol 17-β dengan berbagai level dosis. Pada penelitian ini digunakan induk ikan Baung sebanyak 12 ekor dengan ukuran berat antara 700 – 1.000 gram. Induk ikan jantan yang digunakan sebnyak 20 ekor dengan berat ± 1000- 1.500 gram. induk ikan Baung yang digunakan sebelum diimplan dipijahkan terlebih dahulu, tujuannya untuk melihat pengaruh dari hormone yang diberikan. Induk diimplan dengan dosis : P1 (tanpa pemberian hormon estradiol-17ß (sebagai kontrol); P2 (200g/kg induk); P3 (400g/kg induk); dan P4 (600 g/kg induk) dengan tiga kali ulangan. Selama penelitian induk ikan diberi pakan kijing air tawar dan pelet komersial. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa hormon estradiol 17-ß dengan dosis 400 μg/kg berat badan dapat meningkatkan tampilan reproduksi induk ikan Baung dan menghasilkan waktu matang gonad tercepat yaitu selama 28 hari, jumlah telur yang diovulasikan sebesar 59.929 butir, diameter telur 1,25 mm., jumlah telur yang diovulasikan sebesar 61,39 %, daya tetas telur 66,04 % dan sintasan larva sampai berumur 14 hari (SR14) sebesar 76,45 %.