Browsing by Author "Hasibuan, Saberina"
Now showing 1 - 9 of 9
Results Per Page
Sort Options
Item Edukasi Pencegahan Kebakaran Lahan Dan Hutan (KARLAHUT) Melalui Pendampingan Kegiatan Kuliah Kerja Nyata-Ur Di Kabupaten Siak – Provinsi Riau(wahyu sari yeni, 2018-11-06) Yustina, Yustina; Syafii, Wan; Nursal, Nursal; Hasibuan, SaberinaFaktor-faktor penyebab kurangnya pengetahuan dan partisipasi pencegahan kebakaran hutan dan lahan pada pendidikan Menengah di kabupaten Siak Propinsi Riau ditinjau dari Standar Kompetensi (SK2) proses pembelajaran yang terkait dengan partisipasi peserta didik terhadap kepedulian lingkungan berkelanjutan. Faktor-faktor kendala kurangnya partisipasi pencegahan kebakaran hutan dan lahan pada peserta pendidikan menengah di Propinsi Riau sebagai berikut: 1) Kurangnya motivasi dan wadah yang menaungi kreativitas kepedulian terhadap pencegahan KARLAHUT dikalangan pendididikan menengah. 2) Kurangnya materi pembelajaran pencegahan KARLAHUT secara kontekstual yang terjadi di Propinsi Riau. 3) Tidak tersedianya media interaktif pembelajaran terkait dengan pencegahan KARLAHUT. 4) Kurangnya pengembangan inovasi pembelajaran terkait dengan pencegahan KARLAHUT. 5) Belum tersedia muatan lokal terkait dengan pembelajaran pencegahan KARLAHUT. Upaya mengatasi masalah yaitu melalui sosialisasi dan pelatihan pencegahan KARLAHUT mencakup pengayaan materi karakteristik tipologi ekosistem gambut, pengembangan perangkat pembelajaran, inovasi pembelajaran. Pelatihan edukasi pencegahan karlahut pada tanggal 12 dan 13 Agustus 2016 diikuti 47 peserta ( 94%) dari jumlah peserta yang ditunjuk oleh ketua UPTD Kecamatan Bungaraya, peserta yang hadir terdiri dari 19 orang guru SMA/SMK dari 3 sekolah, dan 28 orang guru SMP yang berasal dari 4 sekolah di kecamatan Bungaraya Kabupaten Siak. Dari hasil pelatihan, maka dapat dipetakan bahwa sekolah menengah (SMP, SMA dan SMK) di kecamatan Bungaraya belum mengintegrasikan fenomena KARLAHUT dalam pembelajaran secara kontekstual dalam menambah wawasan dan kepedulian peserta didik terhadap lingkungannya. Hasil pelatihan, disarankan penambahan urutan kegiatan dan kolom penilaian pada draf LKPD. Akhir kegiatan, guru disarankan mengujikan draf LKPD kepada siswanya, pelatihan penilaian LKPD pada tanggal 20 Agustus. Pendampingan penilaian LKPD dengan mengevaluasi hasil LKPD yang telah dikerjakan siswa SMPN 1 Bungaraya dilaksanakan pada tanggal 20 Agustus 2016, dari latihan pendampingan didapat yaitu: 1) Guru sudah terampil menyusun kisi-kisi dan indikator pada instrumen penilaian LKPD siswa. 2) Guru sudah dapat mengkaitkan isu karlahut dalam kegiatan pembelajaran secara kontekstual. 3) Guru termotivasi menerapkan LKPD Karlahut dalam pembelajaran, dan mengembangkannya dalam penelitian selanjutnya. 4) Guru termotivasi mengembangkan perangkat pembelajaran dan perlunya wadah penelitian pengembangan pendidikan, dan mereka membentuk wadah bernama “Forum Binaan Edukasi Kampung Bungaraya” dengan pendampingan dari LPTK FKIP UR dan LPPM UR.Item Kandungan Mineral Tanah Kolam Podsolik Merah Kuning (Pmk), Laju Sedimentasi Dan Profil Tanah Pmk Pada Kolam Budidaya Ikan Patin Intensif(2017-11-14) Hasibuan, Saberina; Mahdiyah, EviTanah kolam Podsolik Merah Kuning (PMK) merupakan tanah yang tersebar luas di Sumatera dan potensial sebagai tanah dasar kolam. Penggunaan kolam tanah PMK sebagai pusat pembesaran ikan Patin (Pangasius sp.) terbesar di Provensi Riau dikelola dengan pemberian pakan intensif. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendapatkan gambaran intensitas mineral tanah PMK sebagai dasar kolam pembesaran ikan Patin yang telah berlangsung selama 20 tahun. Sedangkan tujuan khususnya mendapatkan: 1) kandungan mineral tanah kolam PMK pada kolam Budidaya ikan Patin intensif; 2) laju sedimentasi pada kolam budidaya ikan Patin intensif; dan 3) profil tanah dasar kolam PMK pada kolam budidaya ikan patin intensif. Penelitian ini dilakukan selama 3 (tiga) tahun dengan 3 (tiga) tahap yaitu: 1) persiapan analisis kandungan mineral tanah kolam PMK pada kolam Budidaya ikan Patin intensif; 2) laju sedimentasi pada kolam budidaya ikan Patin intensif; dan 3) profil tanah dasar kolam PMK pada kolam budidaya ikan patin intensif. Penelitian skala lapangan dilakukan pada sentra budidaya ikan Patin di Desa Koto Mesjid Kabupaten Kampar, Provinsi Riau dan skala laboratorium dilakukan pada Lab. Mutu Lingkungan Budidaya Perikanan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau. Kolam tanah PMK dibagi atas 4 (empat) kategori yaitu kolam umur <5 tahun; kolam 6-10 tahun; 11- 15 tahun; dan 16-20 tahun. Pengukuran parameter kualitas tanah dasar kolam disusun berdasarkan kategori umur kolam untuk dilihat peningkatan kadar dan intensitas mineral sekunder, laju sedimentasi dan gambaran profil tanah PMK pada kolam budidaya ikan Patin intensif. Analisis data yang digunakan adalah menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), ANOVA dan dilanjutkan dengan uji F, uji Tukey Student Range serta Analisis Regresi. Hasil penelitian tahun pertama menunjukkan bahwa aktivitas budidaya ikan Patin yang dilaksanakan secara intensif menggunakan benih ikan patin ukuran 5–7 cm dengan padat tebar ratarata 50 ekor/m2 yang dipelihara selama 3 bulan memiliki rata-rata FCR 1,8. Pelet yang digunakan selama pembesaran hingga mencapai 300 gram/ekor adalah pelet buatan sendiri dengan kadar protein lebih kurang 25%. Tanah kolam PMK pada kolam Budidaya ikan Patin intensif memiliki kandungan 41,66-67,29%, debu berkisar 21,22-30,48% dan lempung yang rendah yaitu berkisar 11,49-28,68% dengan kelas tekstur antara debu berpasir sampai berdebu, warna tanah 6-7/2-3 YR (Oranye-Coklat kuning kusam). Kesuburan secara kimia tanah PMK pada kolam ikan Patin intensif menunjukkan pengaruh kadar mineral sekunder tipe 1:1 cukup dominan dalam mengendalikan tingkat kesuburan kolam secara alami. Nilai KPK <10me/100g yang rendah dan rasio C/N <20 menunjukkan bahwa aktivitas budi daya ikan Patin yang dilakukan secara intensif masih dalam batas aman dan sedikit berpotensi mempengaruhi penurunan kualitas air. Jenis mineral primer kuarsa pada umur kolam < 5 tahun lebih dominan, sedangkan mineral sekunder tipe 1:1 kaolin pada umur kolam 6-10 tahun dan 16-20 tahun lebih dominan dan mineral sekunder tipe 2:1:1 klorit pada semua umur kolam kecuali 6-10 tahun. Kandungan mineral pada tanah PMK ini menunjukkan perkembangan mineral yang cepat dalam proses pelapukannya. Kehadiran mineral kaolin menunjukkan kesuburan tanah kolam PMK yang rendah menuju ke sedang dengan hadirnya mineral klorit.Item Kebiasaan Makanan Ikan Geso (Hemibagrus wyckii) Dari Perairan Sungai Kampar Kanan, Riau(2018-02-11) Aryani, Netti; Hasibuan, SaberinaPenelitian kebiasaan makanan ikan Geso (Hemibagrus wyckii) telah dilakukan pada bulan Februari–April 2015. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui jenis makanan ikan Geso yang dapat digunakan sebagai data dasar untuk melakukan domestikasi. Lokasi pengambilan sampel ikan ditentukan secara purposive sampling yaitu di Sungai Kampar Kanan Kecamatan Tambang, Riau. Sampel ikan dikumpulkan dari nelayan setempat dengan menggunakan alat penangkap pancing sebanyak 30 ekor. Untuk mengetahui kebiasaan makan digunakan metode indeks bagian terbesar (Index of Preponderance). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan Geso termasuk jenis ikan carnivore dengan makanan utamanya kepiting (50%), ikan (33 %) dan udang (17 %). Debris merupakan sisa-sisa potongan organ organisme yang dimakan oleh ikan Geso. Dengan diketahui jenis makanan ikan Geso merupakan langkah awal untuk melakukan proses domestikasiItem Morphometric Characteristics of Asian Catfish, Hemibagrus wyckii (Bleeker, 1858) (Bagridae), from the Riau Province of Indonesia(2018-02-13) Aryani, Netti; Hasibuan, Saberina; Mardiah, Ainul; Syandri, HafrijalAsian Catfish (Hemibagrus wyckii ) is an important fish having both food and a high price in the market. These species are categorized as a carnivorous freshwater finfish native in Indonesia and is vulnerable to endangered status. This study was carried out to identify the morphometric characteristics of Hemibagrus wyckii (H. wyckii ) from the Koto Panjang Reservoir, Kampar Kanan and Kampar Kiri rivers. Materials and Methods: Twenty-five fish were collected from each sampling site. The morphometric characteristics were analyzed using the truss morphometric method. Twenty-nine characteristics were measured to obtain the morphometric characteristics of this species. Morphometric data of H. wyckii were analyzed using one-way ANOVA (SPSS version 17.0). Principal component analysis (PCA) was used to evaluate the relationship between different factors and morphometric characteristics. The distribution across different habitats was measured by component canonical analysis (CCA) and genetic distance was analyzed by hierarchical cluster. Results: The average standard lengths of H. wyckii from the Koto Panjang Reservoir, Kampar Kanan and Kampar Kiri rivers (Mean±SD) were 428±15.78, 432.52±66.11 and 425.86±50.41 mm, respectively. Twenty-nine morphometric characteristics were measured. There was a 68.96% difference obtained in samples collected at the Koto Panjang Reservoir and Kampar Kanan river. There was a 95.55% difference obtained in the Koto Panjang Reservoir, Kampar Kiri river and a 100% difference obtained in the Kampar Kanan and Kampar Kiri rivers. The main differences in morphometric characteristics included inter orbital distance, length of adipose-fin base, predorsal length, length of front dorsal fin-front pelvic and depth of caudal peduncle. The Mahalanobis distance between fish from the Koto Panjang Reservoir and Kampar Kanan river demonstrated that both types originated from a single population. Conclusion: It was concluded that more favorable morphometric characteristics of H. wyckii were found in the Kampar Kanan river compared to those from the Koto Panjang Reservoir and Kampar Kiri river.Item Pemaniaataii Ekstrak bawang Putih {Allium sativum) Untuk Pengobatan Penyakit Bakteri Aeromonas hydrophila Pada ikan Mas (Cyprinus carpio L)(2012-12-04) Lukistyowati, lesje; Hasibuan, SaberinaTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui manfaat ekstrak bawang putih untuk pengobatan penyakit MAS (Motile Aeromonas Septicemia) pada ikan mas dengan metoda suntikan secara intra muscular dan mencari konsentrasi yang terbaik dari ekstrak bawang putih sebagai obat antimicrobial terhadap bakteri Aeromonas. Sampel ikan yang akan digunakan diinfeksi terlebih dahulu dengan bakteri Aeromonas hydrophila yang telah diuji patogenisitasnya, setelah menampakkan gejala klinis terserang bakteri Aeromonas (setelah 6 hari ), ikan diacak kemudian diberi perlakuan ekstrak bawang putih masing-masing perlakuan 10 ekor, dimana perlakuannya adalah PO (kontrol tanpa pemberian ekstrak bawang putih akan tetapi diberi suntikan garam fisiologis); PI (ekstrak bawan putih konsentrasi 10 ml/1); P2 (ekstrak bawang putih konsentrasi 20 ml/1) dan P3 (ekstrak bawang putih konsentrasi 30 ml/1) dosis suntikan masing-masing perlakuan adalah 0,1 ml/ekor secara intra muskuler. Kemudian ikan dipelihara selama 14 hari dan diberi makan dengan frekuensi tiga kali sehari secara adlibitum dan diamati gejala klinisnya. Pemanfaatan ekstrak bawang putih (Aliiiim sativum) untuk pengobatan penyakit bakteri Aeromonas hydrophila berpengaruh sangat nyata (P< 0.01) terhadap kelulus hidupan ikan mas (Cyprinus carpio L), namun antar perlakuan tidak berbeda nyata. Perlakuan yang terbaik adalah PI (konsentrasi 10 ml/1) dengan kelulushidupan sebesar 96,67%, diikuti P2 ( 20 ml/1) sebesar 83,33 % dan P3 ( 30 ml/1) sebesar 73,33%.Item Perbaikan Proses Pembeiajaran Mata Kuliah Rekayasa Budidaya Perikanan Di Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Riau(2015-07-07) Sedana, I Putu; Hasibuan, SaberinaMetoda yang dipakai selama ini dirasakan kurang mendukung untuk dapat menguasai baik memahami maupun mendalami mata kuliah yang diberikan kepada mahasiswa. Dimana, pada awalnya sarana yang digunakan untuk menunjang perkuliahan ini adalah hanya papan tulis, metoda penyampaian ceramah, bahan bacaan kebanyakan berbahasa Inggris dan tatap muka sampai sekitar 21 kali serta latihan soal soal yang masih kurang. Keadaan ini menyebabkan mahasiswa semakin sulit untuk memahami dan mengerti isi perkuliahan ini. Upaya perbaikan terus dilakukan dengan mengkombinasikan metoda pengajaran ceramah dan diskusi (tanya-jawab),Item Perbaikan Proses Pembelajaran Mata Kuliah Pengelolaan Kualitas Air Di Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Riau(2015-07-29) Hasibuan, Saberina; Sedana, I Putu; SyafriadimanPerbaikan proses pembelajaran mata kuliah Pengelolaan Kualitas Air bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan penalaran mahasisawa terhadap materi yang diberikan. Metoda baru yang diterapkan adalah mengkombinasikan beberapa metoda yang ada dan mengoptimalkan penggunaan alat bantu mengajar. Hasil pelaksanaan proses pembelajaran memberikan indikasi bahwa terdapat pengaruh terhadap peningkatan kemampuan pemahaman mahasiswa dalam mendalami materi perkuliahan dan masih perlu banyak latihan soal-soal agar daya dalar mahasiswa juga meningkatItem Preliminary Study on the Reproduction of Geso (Hemibagrus wyckii, Bagridae ) Fish from Kampar Kanan River, Indonesia(2016-08-28) Aryani, Netti; Suharman, Indra; Hasibuan, SaberinaHemibagrus wyckii is one of vulnerable Bagridae species that inhabit the Kampar Kanan Rivers, Riau, Indonesia. A preliminary study on the reproduction of the H. wyckii has been conducted from April to August 2015 in order to determine the reproductive aspects of this fish. The number of fishes sampled was 45. The fish was captured by fishermen using fishing lines. Parameters measured were total length (cm), body weight (g), sex and reproductive condition of the fish, including gonadal maturity stages, fecundity, egg diameter, and spawning type. The eggs were preserved in Gilson solution and the diameter was measured. The fecundity was calculated using a gravimetric method. Results obtained shown that 36 males (TL 42.9 to 65.2 cm and BW 961-2,898 g) and 9 females (TL 56.4 to 79.2 and BW of 1,910 to 4,710 grams) were captured. Gonadal Somatic Index of the male ranged from 0.6 to 2.00% and that of the female was 0.88-3.97%. The fecundity range from 3,876-9,588 eggs and the egg diameter was range from 1.04-2.81 mm. Data obtained indicate that the type of the oocyte development of H.wyckii is asynchronies with partial spawning.Item Tinjauan Kualitas Air Fisika, Kimia Dan Biologi Kolam Longyam (Kandang Ayam Di Atas Kolam)(2015-04-22) Hasibuan, Saberina; Lukisyoswati, IesyeUsaha budidaya ikan yang dipadukan dengan pemeliharaan ayam di atas kolam, merupakan salah satu altematif pemecahan dalam peningkatan kesuburan kolam. Masalah utama yang dihadapi oleh petani Ikan bersama ayam (longyam) adalah kuaiitas air relatif kurang balk, terutama suplai air belum terjamin, dan debet air yang relatif kecil. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang tinjauan Kuaiitas Air Fisika, Kimia. dan Biologi Kolam Longyam (Kandang Ayam di Atas Kolam) yang cocok dan sesual dengan kuaiitas air peruntukan budidaya ikan di air tawar. Penelitian ini dilakukan di lokasi kolam salah satu warga yang bertempat tinggal di Kecamatan Sail - Pekanbaru. Kolam yang menjadi objek penelitian adalah kolam longyam dan sebagai kontrolnya dihadirl^an kolam nonlongyam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Pengukuran kuaiitas air dilakukan terhadap parameter suhu, kekeruhan, pH, O2 terlarut, orthoposfat, ammonia, nitrat dan kandungan bahan organik pada air. Pada kolam longyam dan nonbngyam ditemukan kadar ammoniak yang sangat tinggi yakni 24,20 mg/l dan 6,78 mg/l. Kandungan orthoposfat dan nitrat yang terdapat pada perairan kolam longyam dan nonlongyam adalah 7088,93 mg/l dan 6846, 67 mg/l dan 1,21 mg/l dan 1,29 mg/l. Hasil analisa pengamatan sampel plankton ditemukan 44 jenis phytoplankton dan 7 jenis zooplankton serta 5 jenis ektoparasit yang ditemukan pada sampel ikan nila (Oreochromis sp)