Browsing by Author "Elystia, Shinta"
Now showing 1 - 3 of 3
Results Per Page
Sort Options
Item PEMANFAATAN SAMPAH ORGANIK PASAR DAN KOTORAN SAPI MENJADI BIOGAS SEBAGAI ALTERNATIF ENERGI BIOMASSA(2014-06-30) Elystia, Shinta; Yenie, Elvi; Mustakim, Ari Rahmat; Mansandi, DwiSampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan lagi dan di buang setelah pemakaiannya karena sudah tidak ada manfaatnya serta merupakan salah satu masalah di kota-kota besar. Salah satunya timbulan sampah dari aktivitas pasar. Selama ini penanganan sampah pasar di Kota Pekanbaru diangkut oleh Dinas Kebersihan Kota, kemudian dikumpulkan untuk dibakar dan ditimbun di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), namun tidak optimalnya penanganan sampah menimbulkan tumpukan sampah yang menyebabkan permasalahan lingkungan. Padahal sampah organik dari hasil aktifitas pasar merupakan salah satu biomassa yang berpotensi menjadi bahan bakar alternatif salah satunya menjadi biogas. Untuk itu telah dilakukan penelitian pembuatan biogas dari sampah organik pasar (sayuran dan buah-buahan) dengan starter kotoran sapi. Variabel berubah yaitu variasi perbandingan subtrat : starter (25:75, 50:50 dan 75:25), serta waktu fermentasi yaitu 7 hari, 14 hari, 21 hari, dan 28 hari. Variable tetap yaitu starter (kotoran sapi : air) 1:1, dan suhu 20C - 40C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan (subtrat : starter) 25:75 menghasilkan biogas dengan kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan 50:50 dan 75:25, volume biogas yang dihasilkan sebesar 6561,09 mL dan warna nyala api biru dan nilai kalor 1890 J serta daya 63 watt dengan waktu fermentasi selama 14 hariItem PENCUCIAN SECARA KIMIA MEMBRAN ULTRAFILTRASI SISTEM ALIRAN CROSS FLOW PADA PROSES PENYARINGAN AIR TERPRODUKSI(2014-06-30) Syarfi; Khairat; Elystia, Shinta; Saputra, Anggi Dwi; Priadinanta, LeriAir terproduksi adalah air yang dihasil dari proses pertambangan minyak bumi. Air terproduksi berdasarkan karakteristiknya tergolong dalam limbah cair, diperlukan pengolahan sebelum dibuang ke badan air. Salah satu teknologi alternatif yang dapat digunakan untuk pengolahan air terproduksi adalah teknologi membran. Tantangan utama dalam penggunaan teknologi membran adalah fouling. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari tekanan trans-membran terhadap fluks, mempelajari efektifitas dan efisiensi bahan pencuci NaOH dan Detergen dalam proses regenerasi membran ultrafiltrasi pada operasi penyaringan air terproduksi. Penelitian dilakukan menggunakan membran ultrafiltrasi dengan umpan air terproduksi. Metoda yang digunakan adalah dengan memvariasikan tekanan operasi 0,5 bar dan 1 bar, variasi konsentrasi NaOH dan Detergen 0,5%, 1% dan 1,5%. Proses penyaringan air terproduksi berlangsung selama 120 menit dan waktu pencucian masing-masing 30 menit. Efektifitas pencucian tertinggi mencapai 30,55% dengan menggunakan detergen 1,5%. Efisiensi pencucian tertinggi berdasarkan nilai flux recovery 69,66% dan berdasarkan nilai resistance removal 30,55%. Fluks tertinggi setelah dilakukan pencucian kimia didapat 0,8950 ml/menit.cm2 pada tekanan trans-membran 0,6 bar dan konsentrasi bahan kimia pencuci detergen 1,5%.Item Perbandingan Efektivitas Proses One-stage dan Two-stage Coagulation dalam Menurunkan Zat Organik pada Air Gambut dengan Memanfaatkan Tanah Lempung sebagai Koagulan(2017-01-09) Elystia, Shinta; HS, Edward; Dewi, Aldita MeitriZat organik sulit disisihkan dari air gambut dengan proses one-stage coagulation (koagulasi biasa) karena fraksi hidrofobik (golongan humus) dan hidrofilik (non-humus seperti karbohidrat, protein dan lemak). Proses one-stage coagulation hanya mampu menyisihkan fraksi hidrofobik saja, sehingga dilakukan pengolahan dengan proses two-stage coagulation. Salah satu koagulan alami yang dapat dimanfaatkan yaitu tanah lempung. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efisiensi penyisihan zat organik dengan proses one-stage dan two-stage coagulation serta melihat perubahan gugus fungsi zat organik setelah proses dengan spektro IR. Penelitian menggunakan jar test dengan memvariasikan massa koagulan tanah lempung pada proses one-stage dan two-stage. Variasi massa koagulan pada proses one-stage yaitu 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 gr sedangkan pada proses two-stage dilakukan variasi perbandingan pembubuhan koagulan (koagulan I : koagulan II) yaitu 1/3:2/3, 1/2:1/2 dan 2/3:1/3 dari koagulan total. Dari hasil penelitian diperoleh efisiensi penyisihan tertinggi pada proses one-stage yaitu 63% dengan penggunaan massa 6 gr sedangkan pada proses two- stage efisiensi penyisihan mencapai 94% dengan penggunaan massa 5 gr pada perbandingan pembubuhan 2/3:1/3. Karakterisasi gugus fungsi dilakukan dengan spektro IR untuk melihat perubahan gugus fungsi hidrofobik dan hidrofilik zat organik setelah proses one-stage dan two-stage coagulation. Hasil yang diperoleh dari analisa spektro IR bahwa setelah proses proses one-stage, gugus fungsi yang terbaca hanya hidrofilik saja (seperti O- H alcohol) sedangkan setelah proses two-stage, gugus fungsi hidrofobik dan hidrofilliknya tidak terbaca (seperti C-O dari ester, eter, fenol dan C-C dari ikatan aromatik).