Browsing by Author "Dini, Isna Rahma"
Now showing 1 - 4 of 4
Results Per Page
Sort Options
Item A.Daftar Isi Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional FKPT-TPI 2014 BIDANG TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN 359(2016-03-02) Johan, Vonny Setiaries; Dini, Isna Rahma; IsnainiItem Aplikasi Pupuk Organik Dengan Teknologi Mikrob Mendukung Pertanian Terpadu Berkelanjutan Berbasis Tanaman Pangan Pada Lahan Gambut(2017-06-08) Hapsoh; Wawan; Dini, Isna RahmaBeberapa tanaman pangan utama seperti padi dan kedelai telah dibudidayakan di tanah gambut. Meskipun produktivitas tanah gambut rendah yang disebabkan karena minimnya kandungan unsur hara baik makro maupun mikro yang tersedia untuk tanaman. Selama ini, pemberian bahan organik beserta amelioran dan pupuk organik menjadi salah solusi untuk mengatasi kekurangan unsur hara pada lahan gambut, namun seringkali mendorong aktivitas dekomposisi bahan gambut oleh mikrob dekomposer yang berdampak pada peningkatan emisi dan subsidensi. Padahal bahan organik dengan teknologi mikrob yang diaplikasikan pada tanah gambut dapat berfungsi sebagai sumber unsur hara bagi tanaman, selanjutnya sisa bahan organik yang belum terdekomposisi mampu mengkonvensasi kehilangan bahan gambut yang terdekomposisi. Dengan cara demikian, di satu sisi produktivitas tanaman dapat ditingkatkan karena tersedianya unsur hara, di sisi lain subsidensi dapat diminimalisir bahkan dapat ditiadakan. Bahan organik yang diberikan dapat berasal dari limbah tanaman pangan maupun perkebunan. Hal ini merupakan salah satu konsep pertanian terpadu secara in-situ di mana limbah salah satu tanaman dapat dimanfaatkan untuk tanaman yang lain. Maka, penelitian ini bertujuan untuk mengaplikasikan pupuk organik dengan teknologi mikrob pada tanaman pangan padi dan kedelai di lahan gambut sehingga dapat mengatasi berbagai permasalahan budidaya tanaman pangan di lahan gambut. Penelitian ini direncanakan selama 3 tahun dan terdiri atas 6 tahap percobaan yaitu: Tahap 1: Isolasi mikrob dari serasah tanaman (akasia, kelapa sawit, padi) di tanah gambut dan uji ketahanan mikrob yang terisolasi pada pH rendah; Tahap 2: Pengujian optimasi pertumbuhan mikrob pada beberapa bahan organik; Tahap 3: Pengujian isolat sebagai dekomposer pada bahan baku limbah (padi, kedelai, dan TKKS); Tahap 4: Pengujian cara aplikasi langsung mikrob sebagai dekomposer limbah organik pada tanaman padi dan kedelai; Tahap 5: Pengujian cara aplikasi kompos dan aplikasi langsung pada tanaman padi dan kedelai pada skala petak (pengujian water level); Tahap 6: Pengujian cara aplikasi pupuk organik kompos dan aplikasi langsung pada tanaman padi dan kedelai pada skala lapangan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sebuah teknologi tepat guna yang dapat digunakan oleh masyarakat petani untuk mengaplikasikan pupuk organik dengan teknologi mikrob pada tanaman padi dan kedelai yang ditanam di lahan gambut.Item Isolasi Bakteri Selulolitik Pendegradasi Limbah Jerami Padi di Lahan Gambut(2017-06-08) Hapsoh; Wawan; Dini, Isna Rahma; DwioraLahan gambut merupakan lahan yang dapat dimanfaatkan untuk usaha budidaya tanaman perkebunan maupun tanaman pangan. Beberapa lahan gambut dangkal di Provinsi Riau telah dilakukan usaha budidaya padi. Pada pasca panen padi yang dilakukan akan menghasilkan limbah jerami yang memiliki potensi untuk dimanfaatkan sebagai bahan organik dalam pembuatan pupuk organik dengan bantuan bakteri dekomposer seperti bakteri selulolitik. Perombakan jerami padi menjadi pupuk organik oleh bakteri selulolitik di lahan gambut memiliki kelemahan yaitu sulitnya bakteri tersebut mendekomposisi jerami di lahan gambut yang disebabkan karena pH tanah gambut yang masam. Oleh karena itu, dilakukan isolasi bakteri selulolitik pendegradasi limbah jerami padi yang dibudidaya di lahan gambut sehingga diperoleh bakteri selulolitik yang tahan asam. Bakteri selulolitik tersebut nantinya dapat dimanfaatkan untuk mendekomposisi jerami padi maupun bahan organik lainnya yang berasal dari lahan gambut. Berdasarkan hasil isolasi dan pengamatan morfologi secara mikroskopis melalui pewarnaan Gram diperoleh sebanyak tujuh isolat di antaranya yaitu tiga isolat berbentuk kokus Gram negatif, satu isolat berbentuk kokus Gram positif, dan tiga berbentuk basil Gram negatif. Selanjutnya dilakukan pengukuran indeks selulolitik untuk mengetahui kemampuan bakteri dalam menghasilkan enzim selulase melalui zona bening yang terbentuk di sekitar koloni. Berdasarkan hasil pengamatan, indeks selulolitik yang dihasilkan oleh tujuh isolat di antaranya yaitu 0,5; 0,67; 1,33; 1,5; 2; 2; dan yang tertinggi sebesar 4 yang diperoleh dari bakteri berbentuk basil Gram negatifItem Isolation Cellulolytic Bacteria Degradation Of Empty Fruit Bunch Of Oil Palm In Peatland(2017-06-08) Hapsoh; Wawan; Dini, Isna Rahma; Daspina, MaidiaThe using of a peatland as the food crops cultivationhave been motivate the part of an agriculture to more developing the agricultural innovations, such as the making of an organic fertilizer that can be used by the food crops in the peatland. An organic material that can be used as the raw material to make an organic fertilizer, which one it is the empty fruit bunch of oil palm (EFBP). It is something like the compost heap or the waste of oil palm trees, which is contain of cellulose with the result that the substrate for the growth of the cellulolytic bacteria. The election of EFBP as the source of the isolate is because there is many oil palm trees which is cultivated on the peat land and it is naturally degraded around the palm trees. The natural degradation of EFBP will require along time enough. Therefore, this study is purposed to isolating the cellulolytic bacteria from EFBP and to obtain bacteria that having a high cellulolytic index and also acid-resistant bacteria, and later could be used to remodel the EFBP itself as well as the other organic mater inthe peatland. Based on the isolation result and morphology observation according to gram coloring, it is obtained 12 isolates which there is 4 isolates that negative Gram cocci form, 1 isolate that positive Gram cocco form, 2negative Gram basil, 2 gram negative diplobasil, 2 positive Gram basil, 1 negative Gram basil. Furthermore to do the measuring of celulolytic is to know the ability of the bacteria of producing an cellulase enzyme that pass through the clear zone which is formed around the colony. Based on the observation, the highest amount of cellulolytic index is 7 which are obtained form the diplobasil shaped positive gram. The best time to apply the making of organic fertilizer which one is should be done on the third day of incubation