Browsing by Author "Bagariang, Ricardo"
Now showing 1 - 1 of 1
Results Per Page
Sort Options
Item Hubungan Keberdayaan Petani Dengan Kemandirian Petani Petani Sagu Di Kecamatan Tebing Tinggi Timur Kabupaten Kepulauan Meranti(2017-11-29) Rosnita, Rosnita; Kausar, Kausar; Yulida, Roza; Andriani, Yulia; Bagariang, RicardoKebutuhan terhadap pangan pokok terutama beras terus mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Pengembanganpangan non beras sudah harus menjadi prioritas utama pemerintah mengingat upaya produksi beras makin memiliki banyak tantangan. Salah satu komoditi yang bisa menjadi pangan alternatif adalah sagu. Indonesia merupakan penghasil sagu terbesar di dunia dimana 60 persen bahan pangan itu berada di Indonesia. Sejak Tahun 2010 telah dilakukan Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumberdaya Lokal dan Badan Ketahanan Pangan (BKP) telah melaksanakan Program Percepatan Penganekaragaman Pangan (P2KP) di seluruh Indonesia. pemerintah Provinsi Riau menyikapinya dengan menetapkan Kabupaten Kepulauan Meranti sebagai pusatpengembangan tanaman sagu, Desa Sungai Tohor merupakan penghasil sagu terbesar di Indonesia dengan kapasitas produksi sagu basah 500 ton per bulan. Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan sagu di Kabupaten Meranti antara lain SDM petani yang masih konvensional dan kondisi ekonomi petani yang masih bergantung kepada toke. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan penelitian dengan tujuan: (1) mempelajari tingkat keberdayaan dan kemandirian petani sagu dalam mengambil keputusan dan (2) menganalisis hubungan keberdayaan terhadap kemandirian petani sagu. Penelitian menggunakan metode survey di Kecamatan Tebing Tinggi Timur Kabupaten Kepulauan Meranti dari Oktober 2015 sampai Februari 2016, dengan sampel 60 orang petani sagu. Analisis dilakukan menggunakan Skala Likert's, dengan nilai skala 1 sampai 5, dan Rank Spearman. Hasil analisis memperlihatkan keberdayaan petani baru “cukup berdaya” dengan skor 2.73. Keberdayaan sumberdaya manusia berada pada posisi tertinggi sebaliknya kelembagaan terendah, Dilihat dari kemandirian, petani "Cukup Mandiri" dengan skor 3,04. Petani sudah mandiri dalam pemenuhan sarana produksi dan penentuan harga akan tetapi kurang mandiri dalam pemasaran.Terdapat hubungan yang sangat signifikan antara SDM dengan penentuan jenis komoditas (Hubungan sedang) dan dengan pemasaran dan penentuan harga (hubungan rendah). Hubungan negatif terjadi antara pemasaran dengan ekonomi dan kelembagaan